9.Ikhlas ?

6 2 0
                                    

Hal menyakitkan yang kerap aku alami membuatku tumbuh seperti ini, layaknya manusia kuat tapi nyatanya aku tak sekuat mereka kira.

-Arashka Laules Aldebaran-

Tubuh arka seketika ambruk setelah menghabiskan beberapa botol minuman keras yang tersedia di bar yang barusan ia singgahi. Kepalanya begitu berat tubuhnya enggan untuk di gerakan ingin berteriak tapi tidak memiliki tenaga. Hingga ia merasakan tubuhnya di angkat oleh dua pemuda dan dia mengenalnya.

Ranan, Adi.

berdecak kesal lalu ranan memerintahkan adi untuk mengantarkan arka pulang.

"elah... Nyusahin mulu nih anak satu, gue itung dia dalam seminggu bisa datengin bar sampe empat kali, gila."

"Ada masalah kali dia nan" ujar adi yang sedang fokus menyetir

"Ya kalo ada masalah kenapa nggak bisa ngomong gitu ke kita. serasa gak di anggep bener"

"Berisik lo ah"

Setelah sampai di kediaman arka, mereka membawa arka yang tepar kedalam kamarnya. Rumahnya begitu sepi dan itu membuat mereka memutuskan untuk menginap disana dan memanggil tama untuk menemani mereka bersama.

jam menunjukan pukul 02:14 dini hari dan arka mulai membuka matanya merasakan kepalanya yang begitu pusing dan badanya yang pegal. Ia melihat sekelilingnya ada temanya yang sibuk dengan mimpinya masing-masing. Tak ambil pusing kenapa dia ada disini karna dia yakin pasti mereka yang membawanya kemari.

Arka memaksakan untuk bangun dan melangkah ke dapur hanya untuk menuntaskan dahaganya sambil duduk di salah satu kursi meja makan. Pikiranya terus memutar saat mengingat bahwa sekarang tak ada lagi yang spesial.

Rain. Nama itu selalu saja memutar di pikiranya memaksa untuk selalu mengingatnya namun selalu berujung kesedihan. Katakanlah dia lemah hanya karna wanita dia harus seperti ini.

"Rain pergi Vina hilang" ucapan itu keluar bersamaan dengan senyum kecutnya. Ia merasa semua yang ia cintai menghilang begitu saja.

tunggu. cinta? hey apakah ia benar cinta kepada vina? jika iya enyahlah rasa itu, buanglah jauh-jauh karna vina telah memiliki bagas. otaknya berfikir seperti itu tapi hatinya lain lagi. Entah kenapa akhir-akhir ini dia selalu frustasi saat melihat kedekatan vina dengan sosok bagas yang ia baru kenal.

Setelah kejadian seminggu yang lalu dimana rain kembali lagi ke canada dan vina bersama bagas di caffe saat ia manggung, arka merasa benar-benar hancur mau dikatakan lebay juga bodo amat dia tidak memperdulikan itu tapi jujur, ia sangat tidak rela jika vina harus dengan bagas nantinya. dan setelah kejadian itu pula ia membatasi hubungannya dengan vina walau sayu kelas, arka jarang merespon apapun yang vina tanyakan bahkan terkadang arka menghindar dari nya.

drtt..drtrt

ponsel yang tergeletak di meja depan ruang tamu bergetar menampilkan sebuah email yang membuat arka langsung menyambar ponsel itu.

@RainayaMei
:) baraaa... Aku kangen hehe.

aku ganggu nggak sih?
aku gak tau di sana jam berapa pokonya kalo kamu liat chat dari ku berarti kamu gak keganggu hehe.

oh iya gimana kabarmu? ah aku ingin kesana tapi aku tidak bisa.

@Arkaldebaran
kabar baik.

sehat dulu baru kamu kesini aku selalu menunggumu rain.

disini tengah malam tapi kamu gak ganggu ko. tenang saja.

@RainayaMei
syukur deh.

terus kenapa kamu belum tidur besok kamu sekolah kan? sana tidur kesiangan entar.

@Arkaldebaran
bentar lgi aku tdur

sehat terus ya biar bisa ketemu lagi, semangat kemo nya ya!!

@RainayaMei
kemo gak enak sakit belum lagi rambut aku rontok semua.
Bar, aku udah cape sama smua ini. kalo aku nyerah kamu jaga kesehatan, jangan kecewain ortu kamu karna bagaimana pun mereka sayang kamu.

@Arkaldebaran
kamu udh janji bakal sehat jgn kecewain aku.

@RainayaMei
kamu gak tau sakitnya kemo kamu gak tau menderitanya aku dengan penyakit ini.

Arka yang membaca itu sungguh tidak tega mendengar keluhanya membuat hatinya sakit.

"Arghh" teriaknya seraya memegang kuat kepalanya yang sakit. Suara itu ternyata mengusik tidur ranan dan adi yang langsung membawa arka duduk di sofa.

"Lo kenapa sih?" Tanya adi sambil merebahkan tubuh arka yang lemas sedangkan ranan sedang memeriksa hp yang arka pegang sebelumnya.

"Jangan terlalu di pikirin ka! seharusnya lo suport dia" ucap ranan setelah membaca sebuah email dari rain.
Arka diam tak bergeming pikiranya masih memikirkan kesehatan rain yang telah mengisi kehidupanya beberapa tahun yang lalu, beberapa tahun yang lalau juga dia meninggalkanya lalu kembali dengan sejuta kerinduan dan akhirnya kembali pergi.

harusnya perkataan yang di ucapkan kepada vina tentang ikhlas itu menerap kepadanya tapi entahlah semua itu merasa sulit dan mungkin ini yang di rasakan vina waktu itu.

.
.
.
Tbc

Wah wah baru up lagi part setelah beribu-ribu jam gak up :v
smoga gak bosen dengan semua ini ya gan.

Voment

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Datang Dan MenghilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang