Note :
Cerita ini murni dari imajinasi author. Kehidupan tokoh dalam cerita ini tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Author hanya memakai tokoh sebagai pembangkit dalam cerita.🌵Happy Reading 🌵
Pagi hari Yoshi disambut oleh aroma masakan yang menyeruak ke dalam hidung yang bisa membuat perut seketika meronta.
Masih pukul 7 pagi. Tapi pembantu di rumahnya sudah menyiapkan sarapan. Tadinya Yoshi tidak ingin beranjak dari kasur, tapi kakinya meminta untuk melangkah menuju dapur.
Dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya, Yoshi turun dari kasurnya untuk mencuci muka dan selanjutnya berjalan ke arah dapur.
Dia melihat gadis seumurannya itu sedang memasak sambil mengenakan apron bergambar Pororo. Rambutnya sebahunya tidak terikat dan sepertinya masih basah.
"Oh sudah bangun m-mas? "
Yoshi membelalakkan matanya. Dia dipanggil apa? Mas?
"Jangan panggil Mas. "
"Oh iya maaf. Tadinya saya mau bangunin setelah selesai masak. Tapi udah bangun duluan. "
Ujar pembantunya itu dengan senyum yang cerah.
Yoshi hanya diam dan mengangkat sebelah alisnya. Pandangannya tertuju pada rambut gadis tersebut.
"Kenapa rambutnya ga diiket? "
"O-oh ini. Masih basah. Tadi mau saya keringin tapi takut kesiangan bikin sarapannya."
Yoshi diam lagi. Kemudian dia mengedarkan pandangannya menuju sesuatu yang tengah di masak oleh seseorang yang di depannya.
"Gue alergi udang-" belum selesai Yoshi dengan kalimatnya, gadis tersebut menatap mata Yoshi dengan intens. "-Fyi. "
"Ohh kalo itu saya udah tau. " Sahutnya dengan senyuman. Lagi.
"Kok bisa gitu? "
"Nyonya udah bikin catatan, dan saya masih menghafal setengahnya. "
Lagi - lagi Yoshi terdiam. Sampai sejauh mana Maminya itu?
"Masih lama nih matengnya? "
"Sekitar 15 menit lagi sudah siap di atas meja. "
"Yaudah, gue tinggal mandi dulu. "
.
Tok tok tok!
"Sarapannya sudah siap. "
Sahut seseorang di luar pintu kamar Yoshi.
Yoshi langsung bergegas setelah selesai dengan penampilannya yang sangat stylist. Padahal hari ini bukan hari pertama kuliah.
Yoshi berjalan menuju meja makan dengan senyum merekah karna diatasnya terdapat berbagai macam hidangan.
"Saya mau ke belakang dulu. "
"Gak sarapan juga? "
"Hah? " Gadis tersebut terlihat sedikit bingung.
"Gue ngajakin sarapan nih. "
"Gak usah. Saya-"
"Yang bener aja makanan sebanyak ini mau gue abisin sendiri. Sini gabung!"
Kalimat Yoshi terdengar seperti perintah yang menekan. Mau tak mau gadis tersebut berbalik arah kemudian menuju meja Makan. Duduk berhadapan dengan Yoshi.
"Biar saya yang ambilin. " Sahutnya ketika Yoshi akan mengambil nasi.
Selesai dengan sarapan yang berjalan dengan tenang, Gadis tersebut mulai melontarkan kalimat pertanyaan kepada Yoshi. Padahal Yoshi sudah akan beranjak dari meja makan.
"Anu-"
"Kenapa? Ada yang di tanyakan? "
Tanya Yoshi tanpa beralih dari ponselnya."Ini saya harus manggil apa ya? Kokoh? "
"Jangan panggil kokoh! Bukan orang cina. " jawab Yoshi sambil menekan di akhir kalimatnya. Satu hal yang paling dia benci, Dipanggil kokoh.
"Tapi kok sipit? "
"Gue tuh ada darah Jepang, bukan cina. Dari nama aja udah jelas YOSHINORI, bukan cina. Panggil Yoshi aja. " Jelas Yoshi panjang lebar.
Gadis tersebut hanya mengangguk mengiyakan dan selanjutnya membersihkan sisa makanan di atas meja.
Sambil beres - beres, dia sedikit mengomel sendiri.
"Ku kira dia bakal ramah karna ngajak sarapan bareng, ternyata cerewet. "
-tbc
Jangan lupa tinggalkan jejak, dengan cara mengeklik tombol bintang di pojok bawah, dan boleh komen jika berkenaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSEMAID || ft. Kanemoto Yoshinori
FanficYoshi dan Aruna. Tinggal satu rumah sebagai Pembantu dan Majikan. -ft. Kanemoto Yoshinori °Lokal ©Queenesian - 2020