Pukul 10 tadi mereka berangkat menuju tempat yang terkena bencana. Satu jam setengah menggunakan pesawat, akhirnya sampai di bandara paling dekat dengan lokasi bencana.
Karena lokasinya yang jauh dari kota ini yang membuat transportasi dan bala bantuan lainnya terhambat. Ditambah tadi sore yang hujan, membuat jalanan tanpa aspal itu licin dan becek.
Mereka turun dari pesawat, berkumpul didepan bandara. Kila, Rina, Gina, Ai, Fikri dan Irsyad berdiri paling depan menunggu jemputan tiba.
Irsyad ikut karena ia tidak akan membiarkan adiknya dan kekasihnya mengalami kesusahan disana. Ia sempat memaksa pada kakeknya. Dan akhirnya kakeknya setuju.
Kila sudah jongkok dan menyandarkan kepalanya pada kopernya. Dia sangat mengantuk, jiwa dan raganya lelah hari ini. Tapi semoga besok bisa kuat menghadapi kenyataan.
"Bangin Kil, itu jemputan udah datang." Irsyad membangunkan Kila yang ketiduran. Bisa bisanya dalam kondisi seperti ini Kila tidur.
Delapan orang tentara menghampiri mereka dan menyapa mereka. Diantanya ada Aji dan Randi.
"Selamat malam dan selamat datang kami ucapkan. Terima kasih sudah mau membantu dan menjadi relawan ditempat ini. Sebisa mungkin kalian hanya membawa barang bawaan yang dibutuhkan dan penting." Kila mendengarkan sambutan yang Aji berikan.
"Jika ada apa-apa kalian bisa hubungi saya. Saya Aji, selaku penanggung jawab dan kepala efakuasi di salah satu desa terkena bencana. Dan kalian adalah tanggung jawab kami." Kata Aji.
Entahlah, Kila sudah tidak tertarik mendengarkan pidato Aji malam-malam. Dia malah memejamkan matanya. Tentu saja Aji melihat kelakuan gadis itu.
"Bisa dimengerti?!"
"SIAP BISA!" Jawab mereka kompak.
Kila berjalan menuju truk yang akan membawa mereka. Menggeret kopernya dengan malas. Setelah didepan truk itu, tanpa sadar Aji membantu menaikan koper kila yang ukurannya sedang. Kila naik sendiri. Tapi dia kebagian tempat duduk paling ujung luar.
Aji yang melihat Kila duduk disana, meminta teman Kila geser, dan Aji menyuruh Kila geser juga. Kila nurut saja, dia sudah ngantuk berat. Akhirnya Aji yang duduk dipaling ujung menghalangi Kila agar tidak jatuh.
10 menit perjalanan, Kila tertidur dan menyandarkan kepalanya ke bahu Aji yang keras. Tapi dering ponselnya membangunkannya dan beberapa orang yang ada dalam truk itu.
Tanpa melihat penelpon, Kila langsung mengangkat dengan malas.
"Hm?" Gumam Kila mengangkat telpon.
"Kila sudah sampai?" Suaranya cukup keras, hingga Aji bisa mendengar dengan jelas suara sipenelpon. Aji diam-diam mendengarkan percakapan mereka.
"Siapa?" Tanya Kila malas. Lelaki itu terkekeh
"Masa kamu tidak kenal suara saya?" Tanya penelpon itu lagi.
"Ini saya Kila, Dandi." Katanya
Siapa Dandi? Batin Aji.
"Oh, ada apa pak?" Tanya Kila malas
"Kila" Panggil Pak Dandi
"Saya bisa buat kamu kembali kesini dan tidur nyenyak. Apalagi tidur bersama saya, kamu akan lebih nyenyak dan mantap."
Aji mengepalkan tangannya kuat, dia menahan emosi.
Tapi suara emosi Kila membangunkan semua yang ada dimobil.
"Bapak pikir saya mau kembali kesitu hanya karena tidur bersama bapak! Gelo siah! Sampai kapanpun saya tidak akan mau dengan seorang lelaki yang merendahkan saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Syakila
General FictionGadis yang sedikit manja dan ceria ini bekerja sebagai perawat di RSUD Yogyakarta, jomblo sejak lahir, padahal parasnya yang manis khas orang Sunda. Benar! Dia memang orang Bandung yang nyasar ke Yogya. "Yeuy! Siateh ari bogoh ngomong. Ari teu wani...