. unlucky - 1

56 3 0
                                    

SEORANG perempuan hidup di kota yang padat penduduk dengan ke dua anak nya, tepat nya di kota Surabaya. Meskipun ia seorang single parent dengan dua anak, untuk ukuran wajah pun ia masih terlihat sangat awet muda.

Dahayu--perempuan itu, kini tengah menyiapkan sarapan pagi untuk ke dua anaknya tersebut.

"Pagi Ma" sapa putri sulung nya, Dewani.

"Adekmu belum bangun?" Tanya Dahayu.

"Udah dong" putri bungsu nya turun dari tangga dengan memasang wajah ceria.

Dewani dan Jiwani mengambil duduk berhadap-hadapan, sedangkan Dahayu berada di tengah nya. Mereka bertiga sarapan pagi dengan suasana hangat.

"Oh ya hari ini Pak Tri lagi libur jadi, kamu Dewani yang bawa mobil nya" ucap Dahayu sembari mengunyah makanan.

Dewani menggeleng kan kepala nya. "Males Ma bawa mobil, mending naik sepeda aja" Dewani menolak, karena mood nya untuk mengendarai mobil tidak ada.

"Bener, kita berdua naik sepeda aja Ma" kata Jiwani menyetujui.

Fyi, sepeda mereka sepeda tandem. Jadi mereka bisa mengendarai nya bersama tanpa terpisah juga. Model nya kaya gini rek.

Setelah mereka menyelesaikan sarapan pagi nya, Dewani dan Jiwani pergi ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mereka menyelesaikan sarapan pagi nya, Dewani dan Jiwani pergi ke sekolah.

Mereka berdua duduk dibangku SMA, tetapi mereka berbeda kelas. Dewani sang Kakak, duduk dikelas sebelas IPS sedangkan untuk Jiwani, ia duduk dikelas sepuluh IPS. Hanya berbeda satu tahun saja.

Sekolah mereka juga termasuk sekolah favorit di daerah Surabaya, mereka bisa sekolah disana karena sang kakek menyuruh Dahayu untuk menyekolahkan ke dua anaknya disana. Dimana Kakek mereka adalah pemegang saham sekolah itu.

Sesampai nya disekolah, mereka memarkirkan sepeda mereka ditempat parkir khusus untuk sepeda.

Berjalan menyusuri koridor yang sudah ramai dilalui siswa-siswi SMA Dirgantara. Sampai diujung koridor Jiwani tidak sengaja menabrak salah seorang senior nya, dan menumpahkan minuman yang dibawa senior tersebut.

Jiwani tipe orang yang tidak mau mencari masalah pun was-was, mengingat senior yang ia tabrak barusan adalah senior yang sering bolak-balik masuk catatan buku hitam sekolah.

"Maaf, gak sengaja" Jiwani mengeluarkan sapu tangan yang ia simpan dari rok sekolah, dan memberikan sapu tangan itu ke senior tersebut.

"Jalan pakai mata!"

Mendengar itu Dewani dan Jiwani bertatapan satu sama lain, didetik berikutnya mereka tertawa keras. Kalimat yang dilontarkan senior tersebut terdengar konyol ditelinga siapa pun yang mendengar nya.

Beberapa murid yang melintas dikoridor pun melihat mereka berdua yang tertawa keras, sehingga tak heran jika mereka mendapat tatapan aneh dari murid yang melintas.

Bloomin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang