Chapter 1

27 5 0
                                    

"Kak.. tolong aku." Suara seseorang bergetar ketakutan.

"Ada apa tuan muda?" Orang di ujung telepon menjawab dengan nada khawatir

"Aku... Aku..." Orang itu semakin ketakutan. Tangan dan bajunya penuh noda darah.

"Ada apa? Tenanglah tuan muda. Katakan dengan benar."

"Aku... Aku membunuh orang.." Suaranya bergetar hebat. Ditatapnya orang yang tergeletak tak bernyawa didepannya. Dan dipojok ruangan seorang remaja perempuan dengan keadaan menyedihkan terlihat penuh ketakutan.

Orang diujung telepon terhenyak. Tak menyangka akan mendengar hal mengerikan seperti itu. "Tenanglah tuan muda. Saya akan segera kesana. Apakah ada orang yang melihat kejadian itu?"

Orang itu terlihat linglung. Dia memandang ke sekitar. "Ada.. Ada cewek yang melihat." Ketakutannya semakin menjadi-jadi

"Tenang. Jangan bertindak gegabah. Pastikan dia tidak pergi kemana-mana. Saya akan mengurus semuanya." Orang itu memutus sambungan telepon dan segera pergi menuju tempat kejadian.

"Bagaimana ini.... Bagaimana ini..." Orang itu terlihat gelisah. Dia terus menatap kedua tangannya yang berlumuran darah. Gadis di pojok ruangan tetap diam. Dia mengalami shock berat. Dia melihat dengan kedua matanya sendiri teman yang mencoba melindunginya dibunuh dengan sadis.

"Mikayla.... Aga... Kalian dimana?!" Terdengar suara memanggil-manggil dari kejauhan. Gadis di pojok ruangan itu seperti tersadar dari shock nya. Itu suara teman-temannya.

"Mika... Aga...." Suara memanggil itu kembali terdengar, membuat pembunuh itu panik. Mikayla bangkit dari duduknya, mencoba meminta bantuan pada temannya. Namun pembunuh itu langsung mencengkeram tangannya.

"Jangan coba melakukan apapun. Kalau tidak... aku juga akan membunuhmu!" Mikayla kembali terduduk. Bayangan saat penjahat itu membunuh temannya kembali terulang. Tubuhnya gemetar ketakutan.

"Hei lihat, lampu Gudang itu menyala." Suara diluar semakin dekat. Penjahat itu menjadi semakin kalut karena mereka tahu keberadaanya. Dia mengambil balok kayu yang tadi digunakannya untuk membunuh.

"Pintunya nggak dikunci." Suara laki-laki terdengar dibalik pintu. Penjahat itu bersiap memukul siapa saja yang akan masuk kedalam. Hening sejenak, ketiga orang yang mencari Mika dan Aga merasa ada yang tidak beres dengan ruangan itu. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk memeriksanya.

"Awas!!!" Mikayla menjerit Ketika Raymond membuka pintu. Namun terlambat, Penjahat itu berhasil memukul Raymond hingga tak sadarkan diri. Mikayla sendiri langsung pingsan melihat satu lagi temannya menjadi korban penjahat itu. Dua orang lainnya mencoba melarikan diri. Namun mereka langsung dilumpuhkan oleh seseorang dari arah belakang.

"Tuan muda. Kenapa ada orang sebanyak ini?" Penjahat itu terduduk melihat orang kepercayaanya sudah tiba. Seluruh tenaganya serasa menghilang karena begitu tegang dan ketakutan sedari tadi

"Tidak apa-apa tuan muda. Saya akan membereskan semuanya."

*******


Rachel berdiri tegak di depan gerbang Red Orchid High School. Sekolah paling bergengsi di kota Anggrek yang hanya bisa dimasuki anak-anak unggulan. Dan yang paling penting dari sekolah ini adalah Red Orchid Dormitory. Sebuah asrama Eksklusif yang hanya bisa dimasuki oleh 5 siswa dengan nilai ujian tertinggi di Red Orchid high school.

Red Orchid DormitoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang