3

22 4 0
                                    

"Tak bisa ku janjikan bahagia untuk mu, tapi ku usahakan cintaku selalu untuk mu"





Semantara dikelas sebelas IPS satu, nampak seorang cowok sedang melirik lirik kearah bangku kosong disebelahnya dan juga ke arah pintu. Dia menunggu seseorang yang telah membuat dia jatuh hati saat pertama bertemu. Cowok itu adalah Langit, dia sedang menunggu Pelangi. Padahal bel tanda masuk sudah berbunyi, tapi Pelangi tidak menunjukan tanda tanda akan datang. Apa dia gak masuk? tanya langit pada diri sendiri.

"selamat pagi anak anak" sapa pak Ahmad selaku guru yang mengajar hari ini.

Sapaan dari pak Ahmad membuyarkan lamunan Langit tentang Pelangi yang tak kunjung datang. Pupus sudah harapannya untuk pelangi hari ini. Air mukanya berubah persis seperti langit mendung.

"pagi pakk" serempak seisi kelas menjawab sapaan pak ahmad.

"baiklah anak anak, kita lanjutkan pelajaran minggu lalu blaa bla blaa.."

Semua murid diam mendengarkan pak Ahmad menerangkan pelajarn, begitu juga dengan Langit, walau kurang semangat karena pelanginya tidak muncul.

❤❤❤

"lo kelas berapa pela?" tanya dava ke pelangi.

"nama gue pelangi senjakia, panggilannya pelangi, gak boleh disingkat singkat" protes pelangi yang mendengar namanya disingkat oleh dava.

"hahaha, iya deh neng pelangi" kata dava sambil terkekeh. "jadi lo kelas berapa? " lanjut dava.

"gue sebelas IPS satu" jawab pelangi.

"ooooo, anak IPS, gue kira lo anak IPA"

"gak, lo kelas berapa? " tanya pelangi balik.

"gue dua belas IPS empat" jawab dava

"kakel gue dong, harus panggil kak gak nih? " tanya pelangi lagi.

"gak usah, santai aja mah kalau sama gue" kata dava sambil tersenyum.

Pelangi hanya mengangguk mengiyakan perkataan dava.

Setelah itu tidak ada suara lagi antara Dava dan Pelangi, keduanya memilih bungkam dengan pemikiran masing masing.

"jadi sekarang kita teman? " tanya dava sambil tersenyum kearah pelangi, memecah keheningan yang tercipta diantara keduanya.

"boleh, tapi ada aturannya" kata pelangi membalas senyum dava. Manis, batin dava.

"apa aturannya? " tanya dava yang sudah sadar dari pesona seorang pelangi. Dahinya sedikit berkerut tanda bingung, masa temenan aja ada aturannya, kurang lebih begitulah pikiran dava.

"gak boleh baper" kata pelangi santai.

"maksudnya? " tanya dava sekali lagi.

"yahh, loh kalau sama gue gak boleh baper, intinya lo gak boleh suka gue. kita fixs cuma temanan" kata pelangi menjelaskan.

"kok gitu? " tanya dava untuk sekian kalinya, membuat pelangi berdecak sebal dasar cerewet batin pelangi.

"gue gak suka cowok"

"lo LGBT?? " tanya dava terkejut dengan intonasi yang sedikit tinggi. Pelangi melotot kearah dava.

"Pala lo mau gue sleding? " kesal pelangi.

"katanya lo gak suka cowok, terus apa namanya dong kalau gak LGBT? "

"gue normal, cuman sekarang gue lagi gak mau pacaran. Gue bukannya gak suka cowok gue cuma gak percaya" jelas pelangi.

"kenapa lo gak percaya?"

"lo kok bacot sih? Pusing gue dengar pertanyaan pertanyaan lo" kata pelangi kesal karena sedari tadi dava tidak berhenti bertanya.

"kan gue cuma penasaran" kata dava membela dirinya.

"serah deh serah. Gue kekelas dulu, byee" kata pelangi berjalan meninggalkan dava yang masih duduk manis disana.

❤❤❤

Pelangi masuk kedalam kelasnya dengan langkah santai, beruntung guru yang mengajar setelah pak Ahmad belum masuk, jadi dia tidak perlu repot repot menjawab pertanyaan yang unfaedah. Dia duduk dikursinya dan mengeluarkan buku, sekedar formalitas. Dia melirik kearah langit yang melungkupkan wajah kedalam lipatan tangannya. Dia memperhatikan langit dengan seksama, alis tebal, kulit putih, bola mata yang sedikit kecoklatan, dan jangan lupakan senyumnya yang manis. Pelangi hanyut dalam pikirannya sendiri, mengapa hatinya sedikit bergetar ketika bersama langit, pelangi tidak tau ini rasa apa, dan tidak mau tau. Dia takut akan mengulang kisah lama kembali.

Merasa ada seseorang yang duduk disampingnya, langit mengangkat wajahnya, menoleh kesamping. Menatap pelangi yang juga sedang menatapnya. Senyum langsung terbit diwajah langit.

"ngapain lo senyum? " tanya pelangi yang merasa aneh dengan langit.

"senang aja liat lo, gue kira lo tadi gak akan datang " kata langit jujur.

"kok bisa? " tanya pelangi heran.

"gak tau, senang aja" jawab langit enteng.

"dasar aneh" gumam pelangi yang masih bisa didengar langit.

"gpp aneh, yang penting ganteng" kata langit dengat tingkat kepedean yang tinggi.

"dasar syoongong" cibir pelangi.

Langit hanya tersenyum menanggapi cibiran pelangi. Sejak pelangi datang, mood langit kembali membaik,tidak seperti tadi. Suram.


Jangan lupa vote dan komentar:)

REDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang