9

11 2 0
                                    

"sebuah perpisahan tanpa persiapan"


Matahari sudah berganti tempat dengan bulan, waktu menunjukkan pukul sembilan lewat lima. Nampak seorang gadis sedang duduk dimeja belajarnya. Dia adalah pelangi. Bukannya belajar tapi dia malah melamun, memikirkan rentetan kejadian yang dia alami hari ini. Dia tersenyum ketika mengingat kejadian ditaman tadi bersama langit. Sepertinya mengerjai langit menyenangkan juga, pikir pelangi tekikik geli. Namun raut wajahnya berubah seketika kala masa lalu melintas dipikirannya. Dia meraih buku diarynya untuk sekedar mencurahkan isi hatinya.

Selasa,7 Juli 2020.

Bagaimana bisa malam yang menyeramkan bisa memberi ketenangan? Bagaimana mungkin cerahnya matahari mampu mengantarkan ku pada kebekuan? Bagaimana mungkin luka bisa dijadikan teman? Malam ini aku jatuh semakin dalam! Ku biarkan diriku melebur dengan hati yang hancur. Ku biarkan harapan tenggelam bersamaan dengan rasa yang mulai padam. Aku jatuh disaat waktu tak lagi setuju. Aku tak ingin memikirkan mu,tapi ntah kenapa malam ini otak ku penuh dengan dirimu.

Aku rindu,tapi kita tak bisa lagi temu. Aku sendiri, kau meninggalkanku dengan separuh nyawa ku kau bawa pergi. Kehilangan mu menimbulkan luka berdarah yang tak kunjung reda.

Tertanda
Pelangi senjakia.


Air mata jatuh membasahi pipinya. Selalu saja begitu, setiap pelangi mengingat masa lalu nya, mood nya berubah menjadi sedih. Pelangi selalu merasa sendiri, pelangi takut ditinggal untuk sekian kalinya.

🖤🖤🖤

"Pagi pelangi hatiku"

"Udah makan?"

"Udah minum?"

"Udah.....

"Udah semua" kesal pelangi.

Pelangi kesal sekali dengan langit yang menurutnya super super cerewet. Pagi pagi langit sudah menggangunya. Merusak mood saja pikirnya. Dari tadi  bertemu dikoridor sampe masuk kedalam kelas langit tidak berhenti bertanya, membuat pelangi geram ingin mencakar wajah tampan langit nan menyebalkan.

"Udah mikirin gue belum?" Tanya langit sambil menaik nurunkan alisnya.

"Buat apa gue mikirin Lo?"

"Gak tau tapi harus" kata langit sambil menyengir lebar.

"Emang harus?"

"Harus banget"

"Kenapa?"

"Kan gue calon masa depan Lo,,eak eakk" jawab langit sambil tertawa ngakak.

"Selera humor Lo receh banget" jawab pelangi sambil terkekeh geli.

"Tapikan juga bisa buat Lo senang"

"Siapa bilang?"

"Itu buktinya Lo ketawa"

"Gue gak ketewa karena candaan Lo"

"Lah terus?" Tanya langit heran.

"Gue ketawa karena kegoblokan Lo,,Hahahahhah"

Langit terdiam melihat pelangi yang tertawa lepas. Ia seperti melihat keajaiban dunia. Cantik sekali batinnya.

Pelangi yang merasa diperhatikan meredakan tawanya. Dia juga gak tau kenapa dia bisa tertawa padahal tidak ada yang lucu sama sekali. Aneh sekali.

"Apa Lo liat liat?" Garang pelangi menatap langit marah.

Sa ea mbakkk,,tadi aja Lo ketawa sekarang sok2an marah.

"Lo cantik" ujar langit spontan.

"Gembel mu mas" cibir pelangi.

"Gue serius"

"Iya gue tau gue cantik, dari lahir malahan" kata pelangi sambil mengibaskan rambutnya. Sombongnya.

"Tapi bo'ong" kata langit memeletkan lidahnya ke arah pelangi sambil berlari keluar kelas menghindari amukan macam betina.

"DASARR LANGIT GAK ADA AKHLAK" teriak pelangi kesal.

🖤🖤🖤

Kringggggggg...

Suara bel yang nyaring mampu membuat semua murid berhamburan keluar dari sarangnya. Seperti terlepas dari penjara semuanya menarik nafas lega.

Pelangi yang hendak beranjak dari tempat duduk mengurungkan niatnya karena ada seseorang yang mencekal pergelangan tangannya.

"Apalagi sih langitttt?" Tanya pelangi memutar bola matanya jengah.

"Nih buat Lo" kata langit sambil menyodorkan sebuah surat kepada pelangi.

"Ini apaan?"

"Surat buat Lo, jangan lupa dibaca, bacanya pas mau tidur aja." Kata langit sambil mengedipkan sebelah matanya genit.

"Oke, gue cabut dulu" kata pelangi dan berlalu meninggalkan langit yang masih betah didalam kelas, sepertinya:(.

🖤🖤🖤

Pelangi sedang berkutat dengan buku bukunya, dia sibuk mengerjakan tugas matematika yang harus dikumpul besok. Dia harus menyelesaikan semuanya dengan cepat karena matanya sungguh sudah tidak bisa diajak kompromi.

Selang lima belas menit pelangi sudah selesai mengerjakan nya. Dia membereskan semua buku yang ada dimeja belajarnya, dan mengasingkan buku yang akan dibawa besok. Dia memasukan buku buku yang akan dipelajari besok kedalam tas, sebelum menutup tas dia melihat sebuah surat.

Ooooo..inikan surat dari langit tadi. Pikirnya.

Pelangi membuka surat ini perlahan, jujur dia sangat penasaran dengan surat yang diberikan langit. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba langit memberinya surat.

Teruntuk pelangi senjakia yang senyumnya ngalahin permen yupi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nungguin ya!???
Next part ya isi suratnya,wkwkwk

Jangan lupa vote dan komen nya kaka:)
Ig: gitapurnama03

REDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang