"kayanya lu kudu jadi popeye dulu deh, biar Olive suka sama lu" —ledek Ruby
***
Perjalanan cukup melelahkan untuk seorang Pelangi, kadang disaat kita kelelahan namun kita harus tetap mengalah sama orang yang sudah tidak kuat berdiri lama didalam busway padahal kita juga sama tapi umur menjadi alasan yang paling kuat.
Ia ingin sekali berangkat menggunakan motor tapi setelah mendengar perkataan Pak Jaya tadi ia jadi berfikir dua kali, selain itu ia ada sedikit trauma dengan kontener jika dalam perjalanan jauh. Lagi pula motornya juga dipakai sama Ka Senja. Sampai di depan pintu rumahnya kemudian mengetok.
Tok Tok Tok
Terbuka pintunya menampilkan seorang wanita paruhbaya bernama Aruni ia ibunya Pelangi, Pelangi langsung mengambilkan tangan ibunya lalu mencium punggung tangan ibunya.
"Assalamualaikum bu, ka Senja belom pulang bu?"ucap Pelangi sambil meranjak masuk kedalam rumah diikuti dengan ibunya.
"belom la, tadi pagi sih dia bilang pulang sore. Gimana sekolahnya?"jawab Aruni.
Pelangi manggut-manggut "Ya gitu bu peraturannya ketat banget. Yaudah bu lala ke kamar dulu ya, mau mandi udah gerah banget" pamit Pelangi.
"Bagus dong jadi siswa-siswi nya pada disiplin, yaudah sana" Aruni mengangguk. Pelangi langsung melangkahkan kakinya menuju kamar.
Clek
Pelangi langsung meletakkan tas dan sepatunya lalu bergegas mandi untuk membersihkan badannya yang sudah lengket, selesai mandi ia merebahkan badannya di kasur sambil menatap langit-langit kamar, ia teringat oleh Revan yang meminta nomernya dan berfikir bahwa Revan akan meminta nomernya pada Olive, ia langsung meraih ponselnya lalu mengirim pesan pada Olive.
Pelangi
Liv, ini gua Pelangi jan lupa di save
Oh iya jangan lu kasih nomer gua yaa, klo si revan minta
14.45 pm
Send"duh Olive gak aktif lagi, jangan sampe dia udah ngasihin nomer gua ke Revan" guman Pelangi, menunggu balasan dari Olive ia terlihat kelelahan pun memejamkan matanya.
***
Saat sampai di parkiran taman, Revan sudah di tunggu oleh kedua sahabatnya diwarung budeh. Seperti biasa mereka setelah pulang sekolah makan terlebih dahulu karna tempat ini sudah dijadikan seperti tempat nongkrong mereka yang murah meriah.
Saat Revan memarkirkan motornya ia melihat ada dua motor asing yang terparkir, 'motor siapa nih' batin Revan. Ialu menghampiri meja yang ditempati kedua sahabatnya.
Revan mengambil posisi duduk disebelah Ruby "woii van kemana aja lu, kita tungguin dibelakang sekolah ga ada" ujar Ruby.
"biasa ketemu si Olive dulu"jawab Revan dengan santai.
"YAHHHH, pacaran teross lu mah, dasar bucin" cibir Ruby.
"Ogah gua bucin sama dia" bantah Revan.
"Udah kaya Popeye aja lu yang kemana-mana sama Olivenya" ledek Ruby.
"lu ngomong gitu ada yang cemburu luhh" sindir Revan.
"siapa tuh?" tanya Ruby pura-pura tidak tau sambil menunjukkan cengirannya.
Revan mendongakkan dagunya ke arah Alwan, mereka berdua terkekeh. Alwan memang sudah lama menyukai Olive sejak SMP, ia sudah pernah mencoba menyatakan perasaannya namun di tolak.
"Apaan si lo!?!?" ujar Alwan dengan kesal.
"kayanya lu kudu jadi popeye dulu deh, biar Olive suka sama lu" ledek Ruby.
"ngaco lu!!" jawab Alwan yang makin kesal, Ruby tertawa.
"udah woi, seneng banget lu bikin orang kesel" ucap Revan pada Ruby.
Revan mengetuk-ngetukan dahinya dengan jari seraya mengingat apa yang ingin ia tanyanya "ck, Kan jadi lupa pengen nanya, hm... oh iya itu ada dua motor punya siapa?" mengerutkan keningnya lalu menunjuk dua motor itu yang terparkir.
"PUNYA ORANGLAH" ucap Ruby langsung mendapat jitakan dari Revan.
"Punya anaknya budeh kali" jawab Alwan sambil memalingkan wajahnya ke ponsel.
Setelah berbincang-bincang Budehh dateng memberikan pesanan mereka.
"DUA BAKSO DAN DUA ES TEH MANISS SEMANIS BUDEH DATANGGG" teriak Budeh dengan semangat, lalu ia meletakkan bakso dan es teh nya di meja yang mereka tempati.
"Makasih budeh" ucap Alwan tersenyum tipis "saya ngut—"ucapan Ruby terpotong oleh Revan.
"Gada NGUTAN-NGUTANGAN lagi luhh, MEREKA KAN JUALAN BIAR DAPET UNTUNG BUKAN BUNTUNG, kali ini gua yang bayar besok-besok jangan ngutang lagi awas lo!?!" ujar Revan sambil mengeluarkan dua lembar seratus ribu dari dompetnya dan memberikannya pada budeh
"Ngak banyakan nak"ucap Budeh
"Ngakk budeh itu kan sekalian bayar utangnya si Rainbow Ruby" jawab Revan sambil melirik Ruby tajam.
Ruby terkekeh "TERIMA KASIH BANYAK NAK REVAN, nak Revan ga pesen? ini kan kembaliannya masih banyak nak?" tanya budeh pada Revan.
"Gausah abis ini Revan mau lansung pulang, oh iya budeh dua motor itu punya siapa?" tanya Revan yang masih penasaran.
"Oh itu tadi pagi saat gak lama nak Revan pergi anak dua orang laki-laki make seragam putih abu-abu numpang nitip, katanya temennya nak Revan yaudah budeh bolehin"ucap budeh.
Revan melirik Ruby dan Alwan secara bergantian, Ruby hanya menaikkan bahunya, sedangkan Alwan mulai menyeruput minumannya
"Nanti juga sebentar lagi datang orangnya" lanjut budeh."yaudah Makasih budeh" kata Revan dibalaskan mengangguk oleh budeh, lalu meninggal mereka bertiga. Alwan langsung melahap Bakso nya.
"AAAAAAA MAKASIH BABANG REVAN, EMANG PALING NGERTI APA MAUNYA RUBY"ucap Ruby sambil memeluk dari samping Revan, Alwan melihatnya hanya terkekeh.
"JIJIK LEPAS GA?!" Ruby melepas pelukannya.
"MAKASI SI MAKASI TAPI GAUSAH MAKE PELUK-PELUK SEGALA ANJIRT" kesel Revan.
"IYAIYA, ulang nih, MAKASI REVAN YANG PALING GANTENG"ucap Ruby.
"MAKIN JIJIK KALO LO NGOMONG GUA GANTENG, KALO CEWE SI GAPAPA"jawab Revan.
"Yaelah serba salah gua kaya Raisa" pasrah Ruby, lanjut melahap baksonya.
"GUA BALIK DUL—" ucapan Revan terhenti saat melihat dua orang laki-laki yang sedang bicara sama budeh, mereka memakai seragam putih abu-abu
***
Lanjut? Jangan lupa vote , dan komen yaaaa, TqInstagram :
@wattpadmu
@mutiaararizki
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Ficção Adolescente/ᴋᴇᴛɪᴋᴀ ᴊᴀʀᴀᴋ ᴍᴇɴʏᴀᴛᴜᴋᴀɴ ᴋɪᴛᴀ/ Sejak Ibunya mengalami kecelakaan Pelangi menjadi anak pekerja keras, belum lagi ia harus sekolah dengan jarak yang cukup jauh. Semangat gadis itu berkobar setelah bertemu dengan laki-laki yang membuatnya jatuh hati pa...