- UKS

31 5 0
                                    

Selesai Aldo mengumpulkan semua tugas yang diberikan bu Ning guru mapel biologinya, tersisa satu jam pelajaran sebelum istirahat.

Tak lama setelah bel ganti pelajaran berbunyi, suara sepatu langkah Ms. Ami terdengar mendekat memasuki kelas.

"Good Moring!"
Sapa guru bahasa Inggris yang sudah memasuki pintu kelas saat itu.

"Morning mis.." Jawab bersamaan semua siswa kelas.

Prajna benar benar bosan dengan mapel ini. Baginya tidak ada mapel yang paling membosankan kecuali bahasa Inggris.

Kenapa dia harus menguasai bahasa Inggris? Semua itukan bahasa asing.

Prajna memang selalu mencintai produk lokal, tidak untuk luar negeri. Jadi ngga heran kalo ia selalu mendapat nilai pas pas'an di mapel yang satu ini.

40 menit berlalu dengan penjelasan materi kini 20 menit tersisa sebelum menuju waktu istirahat.

"Baik materi bab 7 sudah selesai, masih 20 menit lagi saya rasa cukup buat kalian mengerjakan soal ulangan." Kata sang guru yang berhasil melototkan mata semua siswa di dalam kelas.

"Ada yang salah?" Lanjutnya merasa aneh karena menjadi titik mendaratnya tatapan tatapan tajam si murid.

"20 menit loh Buu.." Jawab Eri, salah satu siswa cowok kelas X IPA 3.

"Gila bukk, apa apaan ini.. huaaa." Kata Bela, cewek paling asal kalo ngomong.

Rara pun tak mau diam saja, cewek itu langsung ikutan memprotes kepada sang guru.

"Udah tinggal 17 menit ini bukk, jangan ngasal ibu ahh.." Katanya sambil menunjuk arloji mahal yang melingkar di tangan kirinya.

"Sudah sudah! Saya nggak mau tau, kalian sekarang juga siapkan selembar kertas kosong untuk mengisi jawaban dari soal soal saya!" Perintah Bu Ami memaksa.

"Buuu, ibu kan cantik.. jangan dulu dong bu..." Rayu salah satu cowok bernama Rehan yang duduk di kursi pojok bagian belakang.

"Nggak! Kita ini harus ngejar materi, udah jangan banyak omong.. cuma 20 soal kok, mudah mudah juga."

Prajna hanya bisa terdiam pasrah mengikuti perintah yang aslinya tidak ingin dirinya lakukan sambil menatap langkah demi langkah sang guru mulai membagikan soal ulangan dari meja ke meja lainnya.

"Astagaa, padahal gw dari tadi ga tau Bu Ami ngejelasin apa." Ucap Prajna berbisik kepada teman sebangkunya itu.

"Aman, kalo lo mau tinggal nyalin punya gua aja." Jawabnya santai.

"Ngawur, ketauan nyontek ntar." Memberikan delikan kesalnya ke Fhaya.

"Dih, gua kasih enak aja ga mau ya udah." Balas Fhaya lagi.

"Nggak nggak gue ga mau!"

Bagi Prajna, seberapa banyaknya nilai yang didapatkan dengan kerja kerasnya sendiri ia akan merasa puas, ketimbang memiliki hasil yang sempurna tapi karena pemberian orang lain. Toh dalam mengerjakan ia pasti akan tetap berusaha sebisa mungkin.

Fhaya tau betul tentang Prajna, tadi ia sempat menawarkan jawaban ulangannya dan ia pun tau bahwa seorang Prajna akan menolak bantuan sahabatnya untuk hal yang satu ini.

Tak heran Fhaya ini memang menguasai dalam pelajaran bahasa, entah itu bahasa Inggris atau bahasa Indonesia nilainya selalu tergolong sempurna.

Kertas soal ulangan pun sudah mendarat dimeja Prajna.

15 menit tersisa.
"Oke langsung kerjakan dengan baik dan benar!" Seru sang guru.

"Iyaa bu.." Jawab seisi kelas malas.

Cermin DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang