03. My first and last

410 36 10
                                    

Happy reading
.
.
.

Mungkin ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Jaemin.

Bagaimana tidak, sekarang dia bertemu pangerannya di taman asrama setelah pulang sekolah.

"Nana-ya... Apa kamu menyukai kadonya?" tanya pria yang duduk disamping Jaemin.

Jaemin mengengguk kecil, kemudian tersenyum kepada orang itu. Dari mana laki-laki itu tahu warna kesukaannya?

"Terimakasih Jeno-ya... Aku sangat menyukainya" ucap Jaemin langsung memeluk tubuh Jeno di sampingnya.

"Syukurlah kalau kamu menyukainya" Jeno hanya tersenyum sambil mengelus rambut belakang Jaemin.

Dari kejauhan tampak seseorang yang melihat keduanya dengan tatapan yang tak dapat di artikan.

__________________________________________

"Echan, kenapa lu? Ngelamun mulu" ucap seorang pria yang tiba-tiba saja duduk di samping Haechan yang sedang menatap orang-orang yang bermain bola.

Ya, kini Haechan sedang berada di sisi lapangan bola sekolah sendirian. Entah kenapa dirinya tiba-tiba saja merasa bad mood, setelah pulang dari perpustakaan tadi.

"Gue kagak ngelamun.." elaknya, Haechan tak ingin ada orang yang mengetahui tentang apa yang dia pikirkan tadi. "Tumben lo kesini, Seungmin mana?"

Lelaki itu mengulum bibirnya, "Gue lagi berantem sama dia" ucapnya melas.

"Loh kok bisa?! Lo selingkuh lagi sama si Felix?" Tebak Haechan, dia sangat tahu teman seperjuangannya ini.

"Dia cemburu sama gue, dia kira Felix itu ada hubungan apa-apa sama gue" ucap pria itu pelan.

Plak!

"Makanya jangan jadi lelaki kardus, Hwang Hyunjin! " gertak Haechan setelah memukul kepala belakang Hyunjin dengan kekuatan penuh menggunakan tangan kosong.

"Sakit banget, sat!"

"Gak peduli gue"

"Anj-"

"Ngomong kotor gue aduin sama Seungmin" potong Haechan sebelum Pria berbibir tebal itu menyelesaikan ucapannya.

Wajah Hyunjin langsung pucat mendengarnya, bagaimana pun dia takut sekali jika Seungmin mengerahuinya. Sekalinya pria manis itu mengamuk dia akan dengan senang hati menjauhi Hyunjin dalam waktu lama, Hyunjin tidak mau itu terjadi..

"Kenapa? Takut?" Haechan tersenyum miring, gampang sekali memancing ketakutan Hyunjin.

"Plisss... Chan jangan aduin yah.."

"Gak janji"

"Haechan!" panggil seorang laki-laki dari arah lapangan basket. "You waiting for me?" tanya pria itu yang masih bercucuran keringat.

"Kagak ada kerjaan banget gue harus nungguin Cupang bule kayak lo" dengus Haechan sambil menatap tajam orang di depannya.

Hampir setiap hari anak itu menghampiri Haechan, kesal juga lama-lama...

"Eh, lo anak pindahan dari kanada itu, kan? Gue Hwang Hyunjin" Hyunjin mengulurkan tangannya, yang langsung di terima oleh oleh anak itu dengan senang hati.

"Mark Lee... "

"Pacar Haechan?"

"Yes"

Uhuk! Haechan terbatuk mendengar jawaban prontal dari Mark yang tidak tahu diri mengaku sebagai pacarnya. Heol, yang benar saja!

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang