02. Drunk Shot

435 39 22
                                    

Happy reading
.
.
.
.

"Jangan bilang Lee yang lo maksud itu gue?" tebak Haechan dengan wajah polos tanpa dosanya.

"Emang lo mau gue Uke-in?" Jaemin berbalik bertanya, aneh juga Haechan ini. Mereka kan sama-sama uke...

"Ogah! Gue masih suka Seme asli kayak Hyunjin dari pada lo"

"Hyunjin? Si Hwang?"

"Iya... "

"Lu suka sama si mata Kucing?!" teriak Jaemin yang terkejut dengan jawaban Haechan.

Plak!

Haechan dengan tangan ringannya berhasil membuat punggung ringkih Jaemin merasakan sakit akibat pukulan cinta darinya. "Enak bener tuh mulut ngatain si Hwang 'Kucing'" cibir Haechan.

"Ah udah lah... Yang penting besok gue bakal ketemuan sama Pangeran gue!"

__________________________________________

Jam sudah menunjukan pukul 7 malam dan Haechan sedang menunggu Jeno di taman dekat asrama mereka.

Namun sudah hampir 15 menit pria bermata sipit itu belum juga menampakan batang hidungnya. Lelah juga Haechan jika harus menunggu seperti ini.

"Haechan-ah!"

Haechan berbalik ketika namanya di panggil, matanya menatap orang itu dengan tatapan melas.

"Lama banget Jen... Ngapain dulu sih?" tanya Haechan bingung, tidak biasanya seorang Lee Jeno terlambat.

"Ah tidak... Tadi Felix meminta bantuan padaku, jadi aku terlambat" dengan suara dan tutur kata lembutnya jeno menjelaskan alasannya.

Sifat lembut inilah yang membuat Haechan luluh seutuhnya dihadapan Jeno.

"Ayo kita berangkat!"

Keduanya pun berangkat, saling bergandengan tangan.

___________________________________________

Riuk piuk pasar malam memang benar-benar menyenangkan, melihat lampu berwarna-warni menghiasi setiap kedai kecil yang menyediakan makanan atau pun suvenir kecil lucu.

"Jen mau beli apaan sih? Dari tadi kok gak nemu-nemu?" Tanya Haechan bingung. Sudah hampir 1 Jam mereka berdua mengelilingi berbagai kedai suvenir, namun tidak ada satu pun yang pria itu beli.

"Aku juga bingung mau membelikannya apa... " jawab Jeno dengan suara memelas, dia juga lelah sebenarnya.

Bolehkah mencekik Jeno sekarang juga? Haechan benar-benar sudah tidak tahan!

Bukan hanya kelakuannya yang polos, namun juga otak Jeno ini terlampau polosnya...

Mencari barang yang bagus untuk seseorang memanglah sulit, apalagi jika kita tidak tahu apa yang orang itu inginkan.

Haechan menghela nafas panjang, mencoba bersabar menghadapi Jeno mode polos dan lemot seperti ini.

"Kalau kamu gak tau mau beli apa, kenapa kita harus capek-capek keliling kedai suvenir kayak gini, jeno?" ucap Haechan dengan geraman tertahan.

Bukannya cepat menjawab, Jeno hanya tersenyum kuda begitu saja. Merasa tidak bersalah. "Hehehe... Aku bingung ingin membeli barang seperti apa, karena orang yang aku sukai itu sangat menyukai warna pink. Dan disini semua barangnya berwarna pink..."

Haechan mengerutkan dahi, Pink bukanlah warna kesukaannya. Apa mungkin Jeno menyukai orang lain?

Ketika sedang berperang dengan batinnya, tiba-tiba Haechan tidak sengaja menyentuh salah satu suvenir kecil berwarna Pink-putih. Menatapnya penuh minat.

Love Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang