"aW! kak midam kenapa sih?!" yuvin menatap heran pada yang lebih tua, sembari mengelus kecil pergelangan tangannya yang berhasil didaratkan sebuah tabokan kencang dari midam.
yohan sontak memutar tubuhnya, namun hanya dapat menampakkan raut polos karena tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
sedangkan si pemuda lee masih setia dengan wajah datar, mendelik sinis pada yuvin sebelum membuka suara, "kamu yang kenapa?! yohan lagi sibuk cuci piring, bantuin enggak malah meluk-meluk pinggangnya!"
yuvin menyrengit tidak terima, "kan yohan tunanganku! suka-suka aku dong.."
"ga bisa suka-suka kamu selama kalian ngelakuinnya didepan mata aku!" ujarnya lantas mengambil gunting di dekat pantry dan diarahkannya pada wajah yuvin, "awas aja sampai ketauan aku kalian berbuat yang engga-engga"
setelah itu melenggang pergi dari dapur menuju ruang tv dengan gunting besar digenggamannya, membuat yuvin hanya dapat membentuk senyum masam beriringan dengan hilangnya punggung midam dari penglihatan.
yohan tertawa kecil, dilihatnya wajah sang tunangan yang tidak bersahabat atas perlakuan midam. setelahnya si pemuda kim tergerak untuk sedikit mendekatkan wajahnya dan mengambil sebuah kecupan kecil pada ujung bibir yang lebih tua, "ga usah cemberut terus.. cepet tua nanti"
tak lama yuvin mengukir sebuah senyum lebih tulus. lantas menghadiahi yohan dengan banyak kecupan pada wajahnya. maafkan song yuvin yang terlampau bucin pada yohan, "kalau kak midam udah masuk kamar, ke kamar kakak ya han"
"mau ngapain?" yohan mengerutkan dahi, menangkup wajah si pemuda song yang masih sibuk memberinya beribu kecupan, "cuddle, dari kemaren kamu ditahan terus sama kak midam atau petite.." kurvanya kembali bergerak turun.
yang lebih muda tersenyum kecil, sedikit rasa bersalah membuncah karena pernyataan yuvin. tapi memang benar 'sih, pada kenyataannya, semua berawal dari segala hal yang terungkap pada dua hari lalu —mulai dari cerita pertunangan dirinya dengan yuvin, hari jadinya byungchan dan seungwoo kala di rumah sakit, kisah mesra wooseok dan jinhyuk diatas bianglala sampai resmi menjadi sepasang kekasih karena ulah byungchan, tak lupa penjelasan junho mengenai “hal penting” yang ternyata dimaksudkan pada keinginannya menjemput eunsang dari rumah si manis di daerah bogor.
atas semua alasan tersebut, midam dan yunseong menjadi jauh lebih waspada terhadap nama-nama mereka yang telah disebutkan diatas —terutama yang sudah menjalin hubungan sepasang kekasih apalagi bertunangan. menghindari keduanya bersama tanpa ada kehadiran orang lain, mencegah kala salah satu atau bahkan keduanya mulai melakukan skinship; dua contoh langkah, yang selama kurang lebih tiga hari ini, terus digencar oleh yunseong dan midam.
membuat yang lainnya sedikit kewalahan kala hanya ingin sedikit mengambil kesempatan.
"iya, nanti aku coba ngomong sama kak midam juga.. tapi kalau aku ke kamar kakak. seobin?"
yuvin tersenyum bangga, "masih ada kelas sampai nanti sore kayaknya"
...
eunsang menunduk lebih dalam, membuat dongpyo disebelahnya justru semakin geram. si pemuda lee terlalu polos dan lugu untuk diperlakukan seperti ini, "sang! angkat kepala kamu ih!" bisiknya gemas.
dongpyo mengedarkan pandangannya, kala mendapati banyak siswa-siswi yang memusatkan perhatian pada mereka berdua —atau lebih tepatnya, menatap sinis pada sosok bersurai hitam disisi dongpyo. rasa-rasanya pemuda mungil dengan marga son itu ingin mencakar satu-persatu wajah oknum yang terlihat sangat memuakkan dimatanya, meneriakinya untuk berhenti membicarakan eunsang, dan mencongkel matanya agar tidak ada lagi satupun manik yang dapat melirik sahabatnya dengan nista. iya, andai saja eunsang tidak mencegahnya dengan berulang kali mengatakan satu kalimat yang sama, aku ga apa-apa, pyo
tap
dongpyo sontak mengerutkan dahinya. sebuah senyum palsu ia bentuk sembari memperkirakan maksud kehadiran sosok wanita yang mendudukan diri dihadapan mereka, "hai yujin"
"hai ka dongpyo, hai kak eunsang.." senyum manis ia ukir. membuat dongpyo bergelut batin ingin merobek bibir itu sekarang juga, "..mm, aku mau langsung aja ya... soalnya biar cepet"
si pemuda lee melirik dongpyo, raut khawatir menjurus takut begitu kentara kala yujin tidak berhenti mengukir senyum sangat manis. dengan sebuah anggukan kecil dan wajah yang setia meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja, membuat eunsang kembali menaruh atensinya pada si sosok adik kelas, "ada apa yujin?" tanya eunsang lembut
"kak eunsang.. deket sama ka junho?" 'kan, sesuai dugaan dongpyo, pertanyaan yang satu ini pasti akan diajukan pada sang teman suatu saat. dan inilah saatnya. membuat pria itu sontak menengguk es teh miliknya seraya menunggu balasan dari sang teman.
sementara eunsang menerjap beberapa kali. helaan nafas yang dikeluarkannya menarik perhatian si gadis ahn, agaknya seperti tidak merasa memiliki salah sama sekali.
"deket dalam konteks temen? kita emang deket karena satu kostan udah kaya keluarga.. tapi kalau maksud kamu yang lain, aku pikir engga" terang si manis tanpa banyak ekspresi. bahkan gadis itu bisa mengambil konklusi, bahwa kakak kelasnya ini terlalu polos dan memberikan jawaban apa adanya. maka sedikit niat memberinya gretakan sontak diundur begitu saja.
"yujin maaf.." tuntas dengan urusan tenggorokan, dongpyo membuka suara, membuyarkan lamunan si gadis untuk memberinya atensi, "..aku pikir kamu udah ga sama junho lagi, terus buat apa tanya begitu sama eunsang?"
yujin tersentak, rasanya seperti ditusuk tepat pada organ jantungmu. lantas ia tertawa renyah sebelum melipat kedua belah bibirnya, "iya.. bener sih kak. cuma, tadinya aku pikir kak junho mutusin aku karena ka eunsang, tapi ternyata bukan kakak" ujarnya sembari menghindari kontak mata dengan kedua sosok yang lebih tua dihadapannya.
namun, lain dongpyo yang tersenyum menang, pemuda lee dengan surai hitam itu malah menautkan alisnya. kalimat yujin terdengar mengandung sesuatu yang tersirat, membuatnya berpikir dua kali lebih keras
kring kring kring
"ah, udah mau masuk kak.. aku duluan ya. bye!" wanita ahn itu berlari kecil setelah melambaikan tangan kanannya sebentar. lebih seperti tindakan mengambil kesempatan untuk melarikan diri bagi dongpyo.
membalas dengan sebuah senyum, lantas si manis son menepuk pelan bahu eunsang beberapa kali, "balik yuk sang, pak sunho abis ini lho" anggukan kecil ia terima, meski tatapannya nampak kosong dan penuh akan pikiran.
"jUNO BELEGUG SIA!!! TANGGUNG INI NASINYA SEDIKIT LAGI, SABAR NAPA"
itu! suara minhee. merasa —sangat— penasaran, eunsang kembali menolehkan kepalanya setelah dua langkah dari meja kantin tempatnya makan siang dengan dongpyo. sedikit mengikuti arah pergerakan kaki minhee, seorang pemuda yang begitu ia kenali dengan sosok gadis berambut kuncir kuda menyapa pandangannya. tak lupa dengan pahatan tawa bahagia dari keduanya kala mendengar penuturan si pemuda kang.
beberapa detik setelahnya, pandangan mereka bertemu. yah, eunsang tidak mengharapkan ini sama sekali. meskipun memang tidak berlangsung lama, karena panggilan dongpyo yang memaksanya memilih untuk berjalan lebih cepat dan memutuskan kontak mata keduanya.
"eits, itu si manis di postingan lo yang dulu rambutnya merah kan?"
minhee tersedak air yang sedang ditenggaknya dari botol, "eunsang?!"
"bacot ah lo pada" cibir junho sebelum mengambil langkah lebih cepat untuk masuk ke dalam kelas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.