50- Hi Indonesia!

3.5K 294 84
                                    

P for kangen gak? Ngahahaa.

Sebenernya mau up pas udah 1k, tapi gatel banget tanganku, ga tega. Mulai banyak yang DM, bahkan nulis di papan komentar. Jeongmal Mianhaeyo.

Oke, just fyi, aku update nya kalau views udah 1k kaya part sebelum2nya, ya? Untuk kali ini, forgetten.

Happy Reading!❤
.
.
.

Siang ini Daniel memilih cuti dan menjaga Jieva dirumah. Pasalnya, Jieva sudah demam dua hari belakangan ini. Untung saja keadaan bayi nya tidak apa-apa. Dokter bilang Jieva hanya banyak fikiran dan stress. Ckckck.

"Lo butuh apa?" Tanya Daniel saat Jieva baru saja keluar dari kamar mandi kamarnya.

Jieva mengerang kesal, "Errrr ini udah kali ke- dua puluh tiga ya lo nanyain itu. Gue gak apa-apa Niel. Gak butuh apa-apa juga." Kesalnya.

Daniel menggaruk tengkuk nya, "Gue khawatir sama lo. Sini duduk." Ujar Daniel sembari menepuk pelan sofa yang ada di kamar Jieva ini.

Jieva menurut, ia berjalan dan duduk disebelah Daniel. Daniel menggenggam tangan Jieva, seakan menyalurkan kehangatan serta kekuatan dari sana.

"Ayo balik,"

"Balik kemana?"

"Indonesia."

"Are you seriously?"

"Yes. Kalau gue nggak bisa ada di sisi Bella waktu dia hidup, se-enggak nya gue bisa nemuin dia dan minimal ngucapin salam perpisahan." Ucap Jieva sambil menatap kosong lurus kedepan.

"Tapi.. Lo masih sakit.."

Jieva menoleh kesamping, menatap dalam manik-manik Daniel, "Gue gak apa-apa. Kalau gue butuh bantuan, bukannya lo ada di sisi gue?" Tanya Jieva sambil tersenyum. Daniel tak bisa menahannya, ia mengangguk cepat dan mengusap kepala Jieva.

"Kapan?"

"Lo punya banyak jadwal? Sekarang aja. Kalau banyak, gue bisa sendiri."

"Nggak. Aman, gue pesan tiket ya. Kita berangkat ntar sorean."

"Oke. Gak usah packing kali ya? Baju kan masih banyak di apartment lama gue."

"Iya gak usah. Ntar gue juga ambil dari rumah lama."

"Sip."

"Mau minum susu dulu?" Tawar Daniel yang diangguki Jieva. Daniel lalu keluar dari kamar, meninggalkan Jieva sendirian.

"Huft...."

"Gue... Balik lagi kesana. Semoga kali ini gak apa-apa. Help me, God."

Daniel datang dengan segelas susu vanilla di nampannya. "Habisin ya. Gue mau ngabarin sekretaris dulu." Jieva mengangguk.

***

"Niel..."

"Hm?"

"Bosennnn."

"Jalan-jalan mau?"

"Nanti ketinggalan pesawat." Cemberut Jieva. Daniel terkekeh, "Masih jam satu, pesawat jam empat. Gini aja, kita jalan dulu, ntar langsung ke bandara. Gimana?"

① ❝PERJODOHAN•KTH❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang