- 2. 🌾

48 2 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Malam mencekam kembali menerpa, ya malam saatnya dia berubah? Jangan tanyakan bagaimana dia berubah, itu akan memperpanjang durasi.

Lelaki tinggi dengan pakaian serba hitamnya berjalan digang sempit sambil memikirkan sesuatu yang harus dia pikirkan untuk nanti.

Nanti? Memangnya dia ingin melakukan apa?

Tak lama, dia sampai disebuah rumah dengan gerbang birunya, terpampang juga tulisan angka Enam. Enam. Enam.

Pria itu membuka masker hitamnya lalu menyelinapkannya di kantung celananya.

Tangan kirinya menekan tombol disebelah pintu pagar itu yang menimbulkan bunyi 'Ting! Ting!'

"Seungyounnie!"

"Hangyullie!"

"Ahh Seungyounnie, ada apa kau kesini malam-malam? Heum?" tanya Hangyul sambil membukakan pagar menyilahkan masuk.

"Tidak, aku hanyaa lewat sini dan aku ingat ini rumahmu ya aku mampir! Hahaha!" balas Seungyoun dengan tawaan palsunya itu, oh ayolah, ini hanya akting kan?

"Ahh begitu, ayolah masuk kita makan malam? Aku sudah membuat nasi kari!" Seungyoun mengulum bibirnya sebentar lalu melihat Hangyul kembali.

"Baiklah, aku sudah lama tidak makan malam dirumahmu!"

Mereka berdua memasuki rumah kediaman Hangyul, Hangyul sudah menikah saat itu dia menghamili seorang lelaki, ya wajar saja, anak muda.

"Seungyoun Ahjussi!" Seungyoun menengok kearah asal suara itu dan melihat anak laki-laki tersenyum padanya. Tak lama dia menyungging senyumnya juga dengan tingkah anak itu.

"Eunsang-ie sudah besar saja kamu hm?"

"Iya ahjussi! Hehe!"

"Seungyounnie!"

"Ahh, Sihoonnie!"

Ramai, kata Seungyoun.

Mereka memasuki ruangan untuk menyantap makan malam, mereka tidak tahu. Bahwa ini adalah makan malam terakhir mereka.

Beberapa menit setelah mereka duduk, terhidang sudah makanan-makanan yang tampaknya enak dimakan, apalagi dengan darah. Batin Seungyoun.

"Ahh iya, aku ingin bertanya boleh?" ucap Seungyoun yang masih menyantap steaknya.

"Boleh kau ingin bertanya apa?"

Seungyoun berdiri dan mengambil garpu, dia mengecapi terlebih dahulu garpu itu sebelum pure menancap dengan tepat.

Dia mengangkat garpu itu lalu mendekati istri dari Hangyul.

"Kau manis." ucap Seungyoun, dia mengusap pundak Sihoon lalu menancapkan garpu itu kemata Sihoon.

Petit frère。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang