TW 10

14.5K 845 46
                                    


Joanna mulai memejamkan mata ketika Jeffrey mulai melumat bibirnya.

Leher jenjangnya mulai didongakkan ketika Jeffrey mulai merengkuh lehernya dengan kedua tangan.

"Akhhh-"

Joanna menjerit karena Jeffrey dengan sengaja menggigit bibir bawahnya hingga berdarah.

"Itu hukuman karena kamu tidak berhati-hati ketika berbicara. Aku suamimu! Kau seharusnya menghormatiku!"

Manik mata Jeffrey mulai menggelap, dengan gerakan kasar dia mulai menarik Joanna dan menjatuhkan dirinya pada ranjang.

Srek... Ceklek...

Joanna mencoba bangun ketika dengan gerakan cepat Jeffrey mulai memborgol kedua tangannya pada kepala ranjang.

"Lepas! Apa-apaan, AHHH!"

Jeffrey segera melebarkan kaki Joanna dan memasukkan miliknya dalam sekali sentakan.

Celana dalam Joanna bahkan belum dilepas dan hanya sedikit digeser ke samping saja.

"Ini yang kamu mau, hah!? Seperti ini? Atau seperti ini?"

Joanna menggeleng, dia menangis karena Jeffrey memasukinya dengan tiba-tiba tanpa pemanasan, sedangkan Jeffrey tidak tahu kalau sebelum datang Joanna sudah ke kamar mandi terlebih dahulu sehingga pelumasnya tadi hilang.

"Jangan coba-coba menipuku lagi! Aku tidak akan pernah tertipu! Ahhhh! Kenapa sempit sekali sialan!"

Joanna bungkam, suaranya tercekat karena merasa sakit luar biasa.

Bahkan lebih sakit dari kemarin malam.

Jeffrey tersenyum penuh kemenangan, kini mulai dilumatnya bibir bawah Joanna yang masih berdarah akibat ulahnya.

Milik Joanna mulai bekedut hebat pertanda akan mencapai pelepasan, tetapi Jeffrey dengan sengaja mencabut miliknya hingga membuat Joanna menatapnya kesal.

"Ahhhh-"

"Kenapa? Mau apa? Jangan pura-pura menangis, aku tidak akan tertipu! Seharunya aku sadar dari awal kalau kamu ini pura-pura polos! Akh-"

Joanna mulai terbawa suasana, suara tangisannya kini berganti dengan rintihan nikmat karena Jeffrey tiba-tiba langsung memasukkan miliknya kembali dengan tempo yang lebih cepat hingga membuat kasur king size-nya berdecit hebat.

"Kammu apakan milikmu, hah!? Ini bahkan lebih sempit dari milik Rose dan Juwi. Akhh-"

Joanna mati-matian menahan desahan, bibir bawahnya bahkan sudah dikantupkan pertanda pelepasannya akan kembali tiba.

Ceklek...

Jeffrey menghentikan tumbukannya dan mulai melepas borgol Joanna.

Kenapa wanita mungil ini nikmat sekali.

Batin Jeffrey sembari mulai menatap kedua mata Joanna yang setengah terpejam.

Joanna tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan tinggi kedua istrinya yang lebih dari 170 senti.

Apalagi jika dibandingkan dengan dirinya, mungkin orang-orang yang tidak tahu akan mengira Joanna adalah adiknya, atau malah anaknya, karena tingginya hanya sampai dadanya.

Joanna membuka kedua mata perlahan, kemudian ditatapnya Jeffrey yang mulai membuka kancing piyamanya.

"Ini hukumanmu. Bagaimana rasanya? Tidak enak, kan?"

Joanna pasrah, dia hanya berharap Jeffrey lekas memberinya pelepasan agar dapat segera tidur nyenyak.

Sret...

THIRD WIFE [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang