TW 16

10.7K 825 53
                                    


Seperti apa yang sudah kalian tebak sebelumnya.

Baik Tian maupun Joanna, keduanya sama-sama terkena amukan Jeffrey ketika tiba di rumah.

Joanna diam saja, sedangkan Tian mulai membela diri karena beralasan menghibur Joanna yang sedang sedih.

"Menghibur istriku, itu adalah tugasku! Kau tidak berhak ikut campur!"

Jeffrey naik darah, dia tidak suka bagaimana cara Tian menjadi sok palawan di depan Joanna.

"Lalu dimana kamu ketika aku butuh bantuan? Kerja? Bersama istrimu yang lain? Seharusnya kamu ini sadar diri! Kau ini sulit dijangkau! Dan kau sudah  sadar diri, kan? Itu sebabnya kamu menyuruh Tian mengantarku ke rumah Ibu hari ini!"

Jeffrey semakin murka, di tidak terima akan ucapan pembelaan Joanna meskipun itu adalah kebenaran.

Plakkk...

Rose yang memang sejak tadi mengintip bersama Juwi, kini langsung maju dan menampar Joanna keras sekali.

"Kurang ajar! Siapa kamu? Berani-beraninya berkata seperti itu pada suamimu? Mama Jessica! Jadi seperti ini tingkah laku perempuan pilihan Mama? Tidak tahu etika dan sopan santun!"

Rose langsung pergi dan diikuti oleh Juwi.

Joanna berkaca, tidak hanya pipinya yang sakit, tetapi hatinya juga.

Jeffrey ingin menenangkan Joanna, tetapi Jessica sudah terlebih dahulu menariknya menuju kamar.

Joanna bungkam, dengan langkah cepat dirinya bergegas memasuki kamar agar dapat segera menumpahkan kekesalannya.

Jessica terlihat marah, dengan gerakan cepat dia mulai menjewer telinga anak satu-satunya yang dia punya.

"Kamu ini! Mama sudah bilang, apa? Jangan bersikap tidak adil! Itu yang membuat hungungan Joanna dan yang lain tidak baik!"

"Y-yaa, ampun! Mama, aduh lepas, Ma!"

Jessica akhirnya melepas telinga Jeffrey setelah menatap kedua telinga anaknya memerah, padahal yang dijewer hanya telinga kanannya saja.

"Kalau sampai Mama mendengar Rose dan Juwi mengatakan hal tidak mengenakkan lagi. Mama akan buat peraturan ketat untuk kalian! Kalau bisa setiap malam Joanna akan tidur bersama Mama."

"Mama!"

Keluh Jeffrey sembari bergelayutan di tangan Jessica.

"Mama sudah membantumu sejauh ini, tetapi kamu tidak pernah berhenti membuat masalah, Jeff. Jangan kekanak-kanakan! Kasihan dua istrimu yang lain!"

Jessica pergi dan meninggalkan Jeffrey yang masih mematung sendiri.

5.55 PM

Jeffrey datang di meja makan lebih cepat, karena berharap dapat memperbaiki hubungan dengan Rose dan Juwi yang akhir-akhir ini sedikit merenggang.

"Baru ingat kalau masih punya dua istri lagi?"

Sindir Juwi sembari menduduki kursi di depan Jeffrey.

Sedangkan Rose yang sejak tadi duduk disamping Jeffrey mulai menyiapkan perlatan makan Jeffrey.

"Aku harap kamu segera sadar, Jeff. Aku maklum karena ini pasti rasa tertarik sesaat. Ingat tujuan awalmu menikahinya untuk apa. Jangan sampai berlebihan atau sampai terbawa perasaan padanya."

Ucapan Rose seperti tamparan bagi Joanna, hingga membuatnya menegang ketika baru saja akan memasuki meja makan.

"Sudah cukup, Jeff. Kau sudah tidak perlu berpura-pura menyukainya lagi. Cukup fokus pada tugasmu dan cepat selesaikan semua ini."

Juwi yang sudah menyadari kehadiran Joanna, kini diam-diam tersenyum puas setelah mulai memperpanas keadaan.

Joanna baru saja akan kembali menuju kamar, tetapi Jessica tiba-tiba saja datang dan memaksa Joanna agar segera menuju meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Joanna baru saja akan kembali menuju kamar, tetapi Jessica tiba-tiba saja datang dan memaksa Joanna agar segera menuju meja makan.

Suka, gak?

THIRD WIFE [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang