5.five

122 13 5
                                    

Aku hanya sebuah udara,
Ada dan berguna.
Namun tak pernah dianggap kehadirannya.

••●••

Seorang gadis tengah melakukan tugasnya sebagai seorang waiters disebuah cafe yang terkenal dengan tempatnya yang nyaman.

Cafe yang memiliki interior clasik dengan berbagai accessories modern ini menambahkan kesan elegan bagi cafe yang sangat terkenal dikalangan remaja, cafe ini dibagi dalam tiga ruangan. Indoor, outdoor dan roofstop.

Terkenal dengan gaya dan tata letaknya, membuat cafe ini jarang terlihat sepi pengunjung, bahkan tak jarang juga terlihat pasangan suami istri yang sudah berumur datang kemari untuk menikmati waktu luangnya.

Amanda. Gadis itu telah bekerja sebagai pelayan cafe sejak ia menjadi siswi SMA Kencana, bukan tanpa alasan Amanda bekerja paruh waktu, meskipun ia selalu menerima uang puluhan juta setiap bulannya, gadis itu hanya ingin menunjukkan jika ia bisa berdiri sendiri tanpa belas kasih dari sang ayah.

Bunyi lonceng pertanda terbuka atau tertutup nya pintu masuk cafe terdengar nyaring membuyarkan lamunan Amanda yang tengah mengeringkan gelas bekas minuman yang telah dicuci.

Terlihat seorang lelaki bertubuh jangkung masuk kedalam area pengantrian, cowok yang masih mengenakan seragam anak SMA itu mengedarkan pandangannya mencari sesuatu.

Tibalah cowok itu didepan seorang gadis yang tengah berdiri dibalik area kasir, senyum nya terukir dibibir yang terlihat tipis nan merah alami, matanya pun terlihat berbinar melihat gadis yang ia cari beberapa bulan ini.

"Amanda, Hay apa kabar?" Sapa cowok itu pada gadis didepannya. Gadis itu Amanda.

"Loh bang Vian, kok bisa ada disini?" Tak menjawab pertanyaan dari cowok itu, Amanda malah berbalik tanya.

"Nggak mau peluk dulu nih, padahal udah lama loh kita nggak ketemu, masa kamu mau ngelupain abang?" Ujar cowok itu pada Amanda sambil menaik turunkan alisnya.

Tanpa ba bi bu, Amanda langsung berlari memutari area kasir, lalu berhambur kepelukan cowok tampan itu, menyalurkan kerinduan yang telah ia pendam sedari lama ini.

Pelukan itu mulai merenggang setelah beberapa menit. Amanda yang menatap mata tajam cowok didepannya dengan binar kebahagiaan yang ia pancarkan, tak disangka air matanya juga ikut turun sedikit demi sedikit membasahi pipinya.

Melihat air mata yang turun membasahi pipi gadisnya, cowok itu langsung menyekah nya dengan kedua tangan yang membekap pipi tembam gadis didepannya.

"Hey, jangan nangis, cengeng banget sih kesayangan nya abang, masa cuman beberapa hari nggak ketemu, udah nangis aja. Terus kalok abang beneran mau ngelanjutin sekolah ke luar negeri buat empat tahun gimana? Kamu mau nangis sambil tiduran dijalanan?" Ujar cowok itu sambil mengelus puncak kepala Amanda dengan sayang.

"Terus kalok aku cengeng emangnya kenapa, masalah buat lo? Terus apa tadi, beberapa hari, abang lupa waktu ya? Bukan beberapa hari loh, udah lima bulan abang nggak pernah ketemu sama aku nggak ada kabar lagi, bikin khawatir tau! Nyebelin." Gerutu Amanda sambil menatap marah Davian.

Davian Putra Mahatama. Ketua geng Victorion, rival dari SMA Kencana serta musuh abadi geng Deregles. Seorang cowok tampan nan sempurna yang selalu ada disamping Amanda susah maupun senang. Tak ada ikatan darah untuk keduanya, namun kedekatannya melebihi status saudara.

Davian hanya terkekeh melihat tingkah kekanak kanakan dari gadisnya itu, terlihat lucu dan sangat cute dimatanya, apalagi mendengar gerutuan yang terdengar seperti rengekan anak TK yang meminta permen pada kakak nya.

"Iiiih, kok malah ketawa sih, nggak lucu tau! Orang lagi marah malah diketawain, sumpah udah lama nggak ketemu, bang Vian makin nyebelin, nyebelinnya udah berkalilipat, bikin kesel aja!" Grutu Amanda sambil menggembungkan pipi tembamnya.

Malah terlihat semakin menggemaskan dimata Davian, gadis yang selama ini ia lindungi dengan sepenuh nyawanya itu masih bersifat seperti anak TK. Tidak pernah berubah, selalu manja kepadanya, sikap dewasanya jarang sekali keluar saat mereka sedang bersama sama.

"Iya, iya, abang nggak ketawa lagi, abisnya kamu makin gemesin sih," jedanya sambil mencubit gemas pipi Amanda. "Maaf ya, abang baru sempet nyamperin kamu, soalnya abang banyak urusan, biasalah abang kan orang penting." Sambungnya sambil membanggakan diri.

"Sibuk apaan, sibuk berantem? Alah abang alasan mulu, udah dibilanggin juga jangan berantem malah makin jadi. Enggak sayang sama nyawa ya abang?" Cerca Amanda sambil memandang marah pada Davian.

"Hehehehe, kamu kan tau abang itu lebih merasa hidup kalok ikut ikutan berantem. Abang kan udah janji bakal nggak papa, abang kan kuat kaya spiderman." Jawab Davian sombong.

"Semerdeka abang deh, aku mah apa atuh? Hanya kecebong yang lagi digoreng, nggak punya hak." Cibir Amanda pasrah.

"Kalok kecebongnya kaya kamu, bakal abang nikahin pasti, terus abang buat hidup kamu jadi kaya tuan putri didunia nyata. bahagia dan selalu tersenyum." Sahut Davian sambil memandang mata indah Amanda.

"Iyain biar kelar. Tapi, aku yakin selama abang selalu sama aku, aku bakal selalu bahagia, kalok aku nangis pun pasti itu tangis bahagia." Jawab Amanda senang.

Tak ada sahutan dari Davian. Ia hanya menatap manik mata Amanda penuh haru. Mengingat penderitaan yang gadisnya hadapi selama ini, membuat ia berjanji untuk selalu menemani gadis itu selama yang ia mampu.

"Emmm, bang kita jalan jalan yuk nanti malem, aku pengen jalan jalan sama abang, udah lama juga kan kita nggak jalan jalan!" Ajak Amanda sambil memandang Davian penuh harap.

"Gimana kondisi kamu? Masih kerasa nggak sakitnya?" Bukan menjawab, Davian malah balik bertanya.

"Aku baik baik aja kok bang, nggak perlu khawatir, aku kan kuat kaya bang Davian." Jawab Amanda sambil tersenyum lebar. Menutupi kesedihannya.

"Apa perlu kamu ikut abang ke luar negeri aja buat pengobatan kamu? Abang takut kamu kenapa napa sayang!" Ujar Davian lembut.

"Enggak bang, Amanda baik kok, nggak perlu khawatir deh, kalok nanti Amanda kumat, pasti langsung hubungin bang Vian deh, promise!" Jawab Amanda sambil menyondongkan jari kelingkingnya.

"Tapi janji sama abang, kalok kamu nggak kuat langsung hubungin abang, kalok sakitnya makin kerasa hubungin abang, kalok kamu butuh apa apa pokoknya langsung hubungin abang, OKE!" Ucap Davian tegas.

"Iya abang nya Amanda yang paling ganteng sedunia nomer satu dari satu satunya!" Sahut Amanda yakin.

"Bisa aja nih kesayangan nya Davian." Ujar Davian gemas.

Tanpa mereka sadari, ada seorang cowok yang mendengarkan pembicaraan mereka berdua dengan kedua tangan yang terkepal erat, manahan amarah yang sudah memuncak.

'Ternyata gue udah keduluan orang lain!' Gumam Kenzo dengan senyum yang tidak dapat diartikan.

HUAAAAA, AKHIRNYA KELAR
JUGA YA😃😆

HAYOOOOOO KENAPA SAMA KENZO SIH GUNUNG ES, KEPO NGGAK KELANJUTANNYA, TUNGGU YA KELANJUTANNYA

SEE YOU READERS LOP LOP, JANGAN LUPA YA VOTE AND COMEN NYA DITUNGGU, JANGAN LUPA BAGIIN CERITA INI KE TEMAN TEMAN KALIAN, BIAR PADA BACA JUGA.

OKE MAKASIH SEMUA.😊😉

AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang