11. Eleven

93 7 4
                                    

🌱Happy Reading🌱

••●••
Jika aku bulan, tolong jangan
pernah jadi matahari, karena
Kita selangit, namun tak sewaktu dan selalu jauh
••●••

Jam menunjukkan pukul lima sore, langit mulai terlihat gelap, udara sekitar juga terasa mulai dingin, namun itu semua tidak menjadi alasan gadis yang duduk dibangku dekat  danau itu untuk segera pulang.

Semua terlihat sangat indah dari tepian danau, apalagi dengan iringan suara serangga serangga serta hembusan angin disekitarnya, nyaman yang gadis itu rasakan.

"Senja, apa aku salah telah menaruh hati ku ini padanya? Rasanya mustahil untuk menghilangkan perasaan ini darinya, sudah terlalu jauh dan teramat dalam rasaku ini untuknya!" Ujar Amanda lirih sambil memandang lurus senja di hadapan nya.

Gadis itu Amanda, setelah diperbolehkan pulang, gadis itu langsung saja menuju tempat masa kecilnya bersama Kenzo dulu, meski telah lama tempat ini ada, namun suasananya tak jauh berbeda dari beberapa tahun lalu.

Banyak kenangan yang ia lewati bersama Kenzo saat masih kecil, jika saja waktu itu ia datang lagi untuk menemui Kenzo, ia yakin bahwa ia dan Kenzo akan bersahabat hingga sekarang, tapi takdir memiliki rahasia tersendiri untuknya, tentang semuanya.

"Jika rasaku ini adalah kesalahan, tolong jangan pernah kau ingatkan padaku, karena dengan kesalahan ini, aku bisa merasakan yang namanya mencintai tapi tak termiliki." Ujarnya sendu.

"Semua orang berhak memiliki apa yang harusnya mereka miliki, jika memang dia tak bisa kamu miliki, itu tandanya dia memang bukan yang terbaik buat kamu." Ujar laki laki yang entah sejak kapan duduk bersebelah dengannya.

Amanda langsung memalingkan wajahnya ke arah laki laki itu, alisnya berkerut, pertanda bingung, pasalnya ia memang tidak mengenal laki laki itu.

"Jika kamu mencintai orang tapi kamu tidak bisa memiliki orang itu, jangan pernah salahkan siapapun, karena rasa cinta datang juga tak pernah menentukan untuk siapa dan apa alasan nya!" Ujarnya lagi sambil balik memandang mata Amanda.

Kedua nya saling menatap, ada kiasan luka dari mata keduanya, untuk beberapa saat tatapan nya terkunci satu sama lain.

"Senja mengajarkan kita, dia yang datang bukan berarti untuk dimiliki, namun hanya bisa di pandang dengan rasa kagum." Ujarnya lagi sambil mengarahkan pandangan nya ke arah matahari terbenam.

"Aku Revan, salam kenal." Ujar laki laki itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Amanda, dan jangan lupakan senyum tipis namun terlihat manis.

Tangan Amanda terukur untuk menerima tangan Revan. "Amanda, salam kenal juga." Ujarnya dengan balasan senyum tak kalah manis.

○●○

Ditempat lain, lebih tepat nya ruangan Direktur besar Prayuda Center. Perusahaan material terbesar di Indonesia.

Seperti yang kalian tau Prayuda, ingatlah kalian dengan nama itu? Yaps nama marga keluarga Kenzo Leonathan Prayuda. Kenzo adalah satu satunya pewaris tunggal Prayuda Center.

Bayangkan saja bagaimana kaya raya nya Kenzo, sayang sifat nya yang dingin bak kutub selatan membuat ia masih menyandang status single.

AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang