Jam menunjukkan Pukul 7 lewat 10 malam. Deru suara kendaraan begitu kencang dan memekkan telinga.
Hamparan bintang-bintang di atas awan hitam mulai muncul dan berkedip-kedip lucu.
Lampu-lampu dari kota begitu bersinar dengan indah, berbagai warna lampu memenuhi setiap apartment.
Dan Jacob suka itu.
Saat ini dia duduk di balkon kamar Inap nya bersama Edward sambil menyesap satu kantong darah yang di bąwa Edward.
Terhitung, sejak 10 menit yang lalu dia sudah menghabiskan lebih dari 3 kantong. Entahlah, dia benar-benar tergila-gila dengan darah segar yang satu ini.
"Jacob!. "
" Balkon Edward." jerit Jacob dari luar.
Edward menarik selimut yang ada di atas ranjang dan membawa nya kearah balkon.
Set!
Grep!" Ugh, dasar penggangu. " ucap Jacob sambil menyaman kan posisi nya dalam dekapan Edward.
" Berapa banyak yang sudah kau habiskan?. "
" hanya 3 kantong, apa ada masalah?." ucap Jacob sambil menjilat lelehan darah yang menetes di tangan nya.
"Kau belum makan apa-apa, apa minum darah saja cukup untuk mu?."
"Hm,tentu saja.."
"Kau mau makan sesuatu?."
Sejujur nya iya, saat ini Jacob sangat ingin makan daging asap buatan Emely, tapi tentu saja hal itu tidak mungkin terjadi.
Karna Emely, Sam, Paul dan Smith sangat jauh dari jangkuan nya sekarang. Sebab saat ini dia bukan lagi bagian dari mereka.
Cup!
Lamunan Jacob buyar saat Edward mengecup dahi nya dengan lembut. Jari-jemari Edward mengusap wajah Jacob dengan lembut namun juga dingin.
Dari mulai pipi, alis, mata, hidung dan terakhir Bibir. Jari - jemari Edward bermain di bibir Jacob dan mengusap nya lembut.
"Sam, Emely dan yang lain nya ada di sini. Mereka menunggu kita di atap. "
Mendengar ucapan Edward barusan, Jacob langsung tersentak bangun dari pangkuan nya dan hampir saja jatuh.
" Pelan Jac, mereka tidak akan pergi!." pekik Edward kesal.
"Aa-aku tau, tt-tapi apa benar mereka di sini? Kk-kau tak bohong kan?. "
Edward menggeleng.
" Tidak Sweet Boy, mereka ada di sini. Ayo aku antar kau kesana. "
Jacob mengangguk senang.
Dia bahkan melupakan Kantung darah nya begitu saja di atas meja Balkon.
Selama Edward menggendong nya tak henti-henti nya Jacob Mengucapkan kan terima kasih.
Dia senang sekali, sangat senang malah. Sudah Hampir 2 bulan lebih dia dan ayah nya tidak saling Berhubungan.
Dan mereka akan bertemu hari ini.
Jacob sangat senang.
Pintu atap pun terbuka.
Jacob melihat kearah teman-teman nya yang saat ini sedang asik bercanda bersama.
Leah dan Seth tampak asik dengan daging bakar yang mereka makan.
Paul dan Smith sibuk berebut daging yang mereka makan.
Lalu Sam dan Emely juga Billy menatap nya dengan sorot pandang rindu.
Edward menurunkan Jacob dari gendongan nya.
"Pergi lah Jac. " bisik nya dengan lembut.
Jacob mengangguk.
Dia agak berlari dan memeluk Ayah nya yang juga menatap nya dengan rindu.
Grep!
" Ayah. " gumam nya pelan sambil memeluk ayah nya dengan erat.
Edward lebih memilih undur diri dari sana, dia cukup tau diri untuk memberikan privasi bagi Jacob dan teman-teman nya.
Dia menutup pintu atap nya pelan dam berjalan kearah kamar nya berada.
Melihat itu, entah mengapa dia takut akan beberapa hal.
Takut kalau-kalau nanti Jacob akan di bawa pergi dari nya. Memikirkan hal itu saja cukup membuat nya frustasi.
Dia bahkan berfikir dan berdoa, agar bayi nya tidak lahir. Jadi dia dan Jacob tak perlu di jauh kan.
Tidak perduli apa pun keadaan nya.
Jacob adalah milik nya.
"EDWARD!. "
Langkah Edward terhenti.
Dia menoleh kearah pintu Atap.
Jacob berdiri di sana sambil tersenyum dengan lebar.
Lalu dia berlari kearah Edward dengan cepat.
" Jacob! Jangan lari...
Grep!
"Hahahaha, terima kasih Edward. Terima kasih, terima kasih, terima kasih. Aku mencintai mu sangat-sangat mencintai mu. " ucap Jacob berulang-ulang sambil mengecupi leher nya dengan lembut.
Mendengar kata cinta dan pengakuan dari Jacob membuat Edward tersenyum cerah. Meski dia tidak punya detak jantung.
Dia bisa merasakan sesuatau dalam diri nya seperti meledak dan meletu-letup bagai lahar panas.
"Jacob, aku juga mencintai mu. Aku sangat mencintai mu. "balas Edward sambil mengeratkan pelukan nya pada Jacob.
Mereka berpelukan agak lama, sampai suara milik Leah menghancurkan momen mereka.
" Daging telah siap, lanjutkan hal mesum nya nanti saat makan malam nya telah selesai. "
Jacob melepaskan pelukan nya dan mengangguk malu.
" Ayo, ayah juga memanggil mu. " ucap Jacob sambil menggandeng tangan Edward.
" Oh, aku mulai takut sekarang. " balas Edward.
" Kenapa?. "
" Takut kalau ayah mu tidak memberikan aku restu untuk mendekati Little Wolf nya. "jawab Edward sambil mengecup punggung tangan Jacob.
" Hii, dasar Edward bodoh. ".
Edward tertawa kecil dan mengusak rambut belakang Jacob yang sangat halus di jari-jemari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] My Mate [Edward X Jacob] S1✔️
FanfictionNote: Tersedia PDF untuk Season Ke-2. Dan ke-3 [Jangan lupa follow.. Anggap aja dengan Nge-follow akun saya kalian lagi bayar uang parkir karna sudah singgah.. Terimakasih..] Ini adalah hayalan Author semata. Tidak ada maksud buat menyinggung sia...