Enam

45 1 0
                                    


**

"Makasih yah, lu udah jaga nih cafe" ucap Rayhan tulus.

"Lu ngomong apa sih Ray? Nih cafe punya lu, dan disini gue cuman salah satu karyawan lu dan gue ngurus cafe ini karena lu yang minta kan, jadi harusnya gue yang ngomong makasih ke lu" bantah Adrian.

"Hm, ok lah kalau gitu gue pamit yah" ucap nya sambil berjalan menghampiri sahabat nya sejak duduk di bangku SMA.

"Gue percayain nih cafe buat lu"

"Siap, oh iya ngomong-ngomong kemarin Clara nyamperin gue, dia nyariin lu, lama-lama kesal aku sama tuh cewek" jelas Adrian yang terdengar kesal.

"Yaudah gak usah di ladenin, lagian lu tau gue sama dia udah gak ada hubungan apapun, gue sama dia udah selesai sejak malam itu, dan satu lagi jangan sampe lu bocorin ke dia gue kemana"

"Iyah tenang, rahasia lu aman sama gue"

"Baiklah, gue pergi sekarang assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati yah"

"Yo"

🕛🕐🕑

Alisha POV

Waktu terus berlalu hingga tak terasa hampir 2 tahun lamanya pernikahan ku dan mas Fahri berjalan.
Namun belum juga hadir di tengah-tengah kami seorang anak.

Yah...
Setelah hampir 2 tahun menikah dengan mas Fahri aku belum juga mengandung, bukan tanpa alasan aku dan mas Fahri baik-baik saja dari segi kesehatan tetapi mas Fahri sampai sekarang belum siap untuk memiliki seorang anak.

Dan tentunya aku hanya akan diam saja tanpa menolak, meski jauh di lubuk hati ku, aku sangat menginginkan nya.
Tapi tidak, kebahagiaan suami ku jauh lebih dari apapun.

Setelah menikah kehidupan ku berubah sangat drastis,aku mendapat banyak cinta dari suami ku, memanjakan ku, dan tak pernah sekalipun ia mengungkit masa lalu ku.

Tapi semua perlakuan manisnya kepada ku berbanding terbalik dengan perlakuan keluarga nya kepada ku.

Saat masih tinggal bersama ibu nya, hampir setiap hari aku mendengar cacian, dan hinaan dari mereka tentang aku yang kehilangan kehormatan ku.
Namun, semua nya berakhir setelah mas Fahri memutuskan untuk tinggal di rumah kami sendiri.

Setiap harinya aku hanya berdiam diri di rumah, menunggu suami ku pulang dari kantor.
Karena mas Fahri tidak mengizinkan ku untuk kembali bekerja.

Saat ini aku tengah duduk menunggu diruang tamu, hingga beberapa menit berlalu terdengar suara bel berbunyi.

'itu pasti mas Fahri' fikirku.

Aku bergegas membuka pintu, karena tak ingin membuat nya menunggu lama.

Saat membuka pintu seperti biasa ia pulang dengan sebuket bunga mawar merah di tangannya, yah selama pernikahan kamu ia selalu mengirimkan bunga mawar kepada ku
bahkan terkadang hingga 3 kali, berlebihan bukan? Tapi aku juga merasa sangat bahagia dengan perlakuan nya itu.

"Bunga mawar merah untuk orang yang spesial dan yang paling mas CINTA" ucap nya sambil memberikan bunga tersebut.

"Terimakasih"
Aku tersenyum dan menerima mawar pemberian nya.
Lalu ku raih tas dan juga jaketnya.

Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang