Dua

93 3 0
                                    

Alisha terbangun, berharap bahwa apa yang terjadi semalam itu hanyalah sebuah mimpi saja, tapi seketika ia sadar saat melihat banyak luka lebam pada wajahnya.

Namun, ada yang aneh 'bukannya semalam aku pingsan di luar, lalu kenapa aku bisa berada di kamar ku sekarang?' fikirnya.

Saat ia bangun ia melihat secarik kertas yang berada di atas nakas samping tidur nya.

Maaf karena telah melakukan ini kepada mu, sungguh aku tak sadar saat melakukan semuanya.

Tubuhnya seketika bergetar saat ingatan tentang kejadian semalam berputar di kepalanya, dan rasa takut pun kini telah menguasai dirinya.

"Tidak, tidak mungkin" teriaknya.
"Ibu, tolong Alisha"

"Lisha, Alisha Lo di dalam? Buka pintu nya" dari luar kosan terdengar suara Andini, namun sama sekali tak di hiraukan oleh Alisha.

"Tidak, tolong hiks" teriak nya lagi.

"Alisha, Lo kenapa?" Tanya Andini saat berada dalam kamar Alisha, entah ia masuk dari mana.
Ia sangat khawatir saat melihat keadaan sahabat nya yang terlihat sangat kacau.

"Tidak,pergi...pergi, ibu tolong Alisha" teriaknya.

"Lisha, tenang ini gue Andini" kata Andini sambil terus berusaha mendekati sahabatnya.

"Din, tolong aku" kata Alisha saat telah berada dalam pelukan sahabat nya.

"Tenang, gue ada disini, dan Lo kenapa? Apa yang telah terjadi? Kenapa keadaan Lo bisa jadi kayak gini?" Tanya Andini.

"Ibu, tolong Alisha takut" racaunya tanpa menghiraukan pertanyaan Andini.

"Ok, gue telfon ibu Aisyah sebentar"

Andini menelfon ibu Aisyah dan memberitahukan keadaan Alisha.

Alisha, masih terus menangis.
"Ibu... Maafin Alisha" racaunya lagi.

Andini yang melihat keadaan Alisha merasa sangat cemas dan juga prihatin.

Apa yang telah terjadi padanya?batin Andini.

Tiba-tiba ia melihat secarik kertas yang berada di bawah lantai.
Ia sama sekali tak mengerti apa maksud dari surat tersebut.

Ia sangat ingin bertanya kepada Alisha, tapi kini terlihat Alisha tengah tertidur dengan keadaan yang masih sangat berantakan.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari luar kos-an membuat Andini tersadar.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam,ibu Aisyah lewat pintu belakang aja Bu" kata Andini.
Yang di angguki oleh ibu Aisyah.

Dapat Andini lihat dengan jelas kekhawatiran yang sangat luar biasa besar pada raut wajah wanita paruh baya itu.

"Andini, Alisha kenapa nak? Kenapa ia bisa sampe seperti ini?" Tanya ibu Aisyah yang sudah menitikkan air mata melihat putri asuh nya dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.

Ya, ibu Aisyah adalah seorang pengurus panti asuhan dan Alisha adalah salah satu nya, ia merawat nya saat Alisha masih berumur 5 tahun, ia sudah menganggap Alisha sebagai anak kandung nya sendiri.

Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang