0.2 Seulgi

913 123 34
                                    

Pagi harinya setelah sarapan mereka memutuskan untuk berkeliling.

Mereka--Minus seulgi-- pergi berkeliling meninggalkan seulgi sendirian di villa, para pelayan yang menjemput mereka kemarin berpamitan untuk pulang sebentar ke luar pulau.

"Hah anjir sepi banget, aturan gw ikut aja sama mereka tadi" monolog seulgi, "Liat, mana gak ada sinyal" dengusnya lalu melempar pelan ponsel nya.

Seulgi memutuskan untuk turun ke lantai bawah, ternyata di sana ada lisa yang lagi sibuk nyari sesuatu di sofa.

Seulgi pun menghampiri lisa lalu menepuk pelan bahu lisa.

"Loh lis, bukan nya lo ikut pergi ya?" Tanay seulgi, lisa tersentak kaget lalu menoleh ke arah seulgi gugup, "Anjir seulgi gue kira siapa, ah oh ya ini gue lagi nyari hp gue iya hp gue, lo liat gak?" Tanya nya

Seulgi menggelengkan kepalanya, "Gak liat gue, coba cari noh di kamar" ujar seulgi, lisa tetap mencari ponselnya, ternyata ponselnya terselip di sela sela sofa.

"Nah nih hp gue, gi gue duluan ya, ikut gak lo?" Tanya lisa, sebenarnya seulgi ingin sekali ikut namun rasa mager malah menghampirinya hingga ia terpaksa harus menolak ajakan lisa.

"Engga deh lis, mager gue" cengirnya. Lisa mengangguk paham lalu tersenyum misterius sebelum berlari meninggalkan seulgi.

Seulgi terpaku di tempatnya, ia masih mencerna ucapan lisa.

"Hati hati, lo yang pertama."

Maksudnya apa coba, seulgi gak paham. Seulgi mencoba untuk acuh namun pikiran dan perasaan nya menjadi tidak enak.

Seulgi pun memutuskan untuk naik ke lantai atas, namun saat sampai anak tangga terakhir ia terpeleset jatuh hingga ke lantai dasar.

Darah merembes dari kepala nya, natanya hendak tertutup namun ia mendengar langkah kaki menuruni tangga.

Seulgi terkejut saat melihat orang itu, terlebih benda yang ada di tangan nya, sebotol minyak.

"Selamat tinggal kang seulgi" bisik nya sembari ternsenyum sinis.

Seulgi terbelalak, sekuat tenaga ia mencoba menggapai orang itu, "dasar penghianat" desis seulgi sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Orang itu menatap sebentar ke arah seulgi yang sudah kaku lalu pergi dengan acuh nya tanpa memperdulikan mayat seulgi yang tergeletak bersimbah darah di dekat anak tangga.







°'°'°'°'

Pukul 3 sore mereka memutuskan untuk kembali ke villa. Mereka tertawa karena lawakan receh june dan jimin.

"Goblok banget! Wkwkwk"

Saat membuka pintu rumah, mereka masih asik tertawa hingga satu teriakan yang membuat mereka terdiam karena shock.

"Seulgi!" Teriak jimin sambil berlari menghampiri mayat seulgi, "Gi bangun gi, sumpah prank lo gak lucu" lanjut jimin seraya mengguncang badan seulgi.

"Yong, june bawa anak cewek ke belakang jangan di sini, mayat seulgi biar gue yang urus." Kata suho yang dibalas anggukan taeyong dan june.

Mereka dengan cepat membawa anak perempuan ke belakang. Mereka menurut dengan pandangan kosong.

"Seulgi lagi bercanda kan?" Tanya yeri lalu tertawa sumbang walau matanya menatap kosong ke depan.

"Kak seulgi berhasil bikin kita jangungan" ujar joy dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata.

'Ternyata bener dugaan gw, ada yang gak beres sama tempat ini' batin wendy.

"Udah jangan sedih, seulgi udah tenang di sana." Kata taeyong yang sedang memeluk jisoo, gadis itu sudah banjir air mata, kehilangan sosok sahabat yang paling mengerti dirinya setelah jennie dan BV adalah hal yang menyakitkan.

"Gue yakin ada seseorang yang bikin seulgi mati" ucap irene dengan tegas, yeri menatap irene dengan tatapan yang tidak bisa di baca. "Kenapa lo yakin banget kak, seolah lo ada disana nyaksiin semua itu" ujar yeri dengan manik mata yang mengintimidasi.

Irene terlihat gelagapan, " ya ya lo pikir aja, di sendal yang dia pake ada minyak nya, emang nya dia ngapain sampe sendal nya ada bekas minyak." Jelas nya.

Saat yeri hendak menjawab, jennie sudah lebih dulu menjawab ucapan irene. "Dari mana lo tau kalau di sendal seulgi ada minyak? Padahal kita gak sempet ngedeket ke seulgi untuk liat jelas keadaan nya" balas jennie menatap curiga ke arah irene.

Irene terdiam ia tidak bisa membalas ucapan jennie. Jisoo menatap curiga ke arah jennie dan irene.

"Kalian berdua berkata seperti itu seolah kalian ada di tempat ke jadian."


"Kalian bertiga mending diam, gak ada gunanya kalian kaya gini. Seulgi udah gak ada dengan kalian kaya gini gak akan buat seulgi hidup lagi" ujar rosè dengan tatapan tajam nya.

Diam diam seseorang tersenyum senang melihat perdebatan mereka, lalu pergi dari sana.




















"Tenang, kalian semua akan menyusul."






Tbc

Vote dan komen.

Kira kira siapa????

Ayo kita main tebak tebakan, anggep aja kalian ikut bantuin Mereka untuk nyari pelaku nya.

Selamat menebak:)



ɪsʟᴀɴᴅ | Blackvelvet [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang