✺⸙. segala - mula

155 15 1
                                    

"Katanya ada anak baru tau, cewek lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Katanya ada anak baru tau, cewek lagi."

Pagi itu, lima pemuda yang sudah menjalin tali persahabatan sedari dulu, sembari bermain bola oranye mereka juga tengah sibuk saling mengadu.

"Hah? Angkatan kita?" tanya Aji singkat.

"Bukan, angkatan bawah," tutur Yaksa sembari menyapa para adik kelasnya yang lalu lalang dan tersenyum padanya.

"Cantik gak, Sa?"

"Dih, giliran urusan cewek aja cepet lo." Ranu rasanya ingin sekali melempar bola besar itu ke wajah sok tampan milik Radi. Apa dikata, nyatanya wajah Radi memang pantas untuk di puji.

"Ini namanya selagi ada kesempatan, pepet terus, Nu." Kalau kata anak-anak jaman sekarang, Radi ini setipe deh sama buaya darat.

"Weh, ada mbak doi lo tuh, Put." Yang ditegur langsung berdiri mencari kesana kemari dimana keberadaan sang pujaan hati.

"Mana mana mana?" Putra langsung mengedarkan pandang ke seluruh penjuru. Matanya langsung menangkap sosok gadis dengan tangan yang penuh dengan buku.

"Bantuin tuh kasian, Put," ucap Aji sembari mendorong bahu Putra agar cepat mengejar langkah sang pencuri hati.

"Gue cabut dulu ya?"

"Awas nanti kena semprot lagi!" teriak Yaksa yang disetujui dengan gelak tawa tiga sahabatnya yang lain. Putra yang semakin menjauh hanya mampu memutar kedua bola matanya.

"Eits, cewek pagi-pagi udah cemberut aja, senyum dong." Langkah Jita terhenti saat melihat Putra berdiri dihadapannya. Senyuman manis tercetak di wajah tampannya.

"Minggir, gue buru-buru."

"Senyum dulu dong, baru nanti gue bantu deh."

"Minggir, Putra."

"Gak mau."

"Sanjaya!" Jita yang sudah kepalang kesal akhirnya berteriak membuat Putra jadi terkejut bukan main.

Putra pun akhirnya memberikan jalan untuk Jita, membiarkan sosok yang dikagumi berjalan kembali menuju kelasnya.

"Nih, silahkan tuan putri," kata Putra sembari sedikit membungkukkan badan bagai kerajaan - kerajaan di dunia.

Jita melirik tajam kearah Putra, melewati pemuda itu sembari diinjak kakinya. Putra yang terkejut hampir saja menjerit karena sakit yang didera.

"Kalo bukan doi, udah gue jambak tuh rambut kuda."

"Puspa!" Yang dipanggil menghentikan langkah dan memutar arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Puspa!" Yang dipanggil menghentikan langkah dan memutar arah. Melihat Ana yang tengah berlari kearahnya.

"Kenapa, Na?"

"Tunggu, gue atur napas dulu." Ana berjongkok di hadapan Puspa sembari mengatur detak jantungnya yang berpacu lebih cepat.

Setelah dirasa mulai membaik, Ana pun berdiri dan melanjutkan niat hatinya tadi.

"Lo kenal Ayu kan?"

"Hah? Ayu? Ayu siapa?" Puspa bingung, rasanya ia tak punya teman bernama Ayu. Tapi, mengapa nama itu terdengar tak asing lagi di telinganya?

"Iya! Tetangga kita dulu yang paling kecil itu loh!"

"Oh! Ayundari?"

"Iya itu! Dia pindah kesini dong, hari ini dia udah mulai masuk kelas katanya."

Senyum di wajah Puspa terbit, tak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan sahabat kecilnya. Jangan ditanya, rindunya bukan main sekarang.

"Nanti kita ajak dia makan bareng yuk, Na?"

Ana mengangguk setuju dengan ajakan Puspa. Kedua pemudi jelita itu pun akhirnya melangkahkan kakinya bersama menuju ruang kelas mereka.

Sembari membincangkan bagaimana reaksi Ayu saat bertemu mereka lagi. Memang benar, rasa rindu pada sahabat lama memang tak bisa ditandingi.

 Memang benar, rasa rindu pada sahabat lama memang tak bisa ditandingi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

c u r a h a n :

selamat pagi! sudah sarapan belum?
jangan telat makan ya?

oh iya, kalau ada kritik dan saran
boleh kok diucap ke aku ya?

hihi, terimakasih banyak!
sampai jumpa di lembar selanjutnya! <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PARUSA KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang