take one

329 63 7
                                    

Suasana terasa begitu tegang ketika Changgu dan pria tinggi berambut hitam itu saling memandang dengan tatapan penuh arti. Namun sedetik kemudian Changgu bergerak mendorong kamera mahal di tangannya ke arah Seunghee yang terheran dengan perilaku Changgu.

Tak menghiraukan sekelilingnya, tangan Changgu refleks mengambil coat yang tergantung di sandaran kursi dan tanpa banyak kata dia berlari begitu saja meninggalkan orang-orang yang tersentak kaget dan memanggil namanya panik.

Changgu berlari keluar studio, membiarkan kakinya melangkah tanpa tujuan dan baru berhenti di sebuah lorong sepi di dekat  parkiran mobil.

Dengan tangan yang gemetar dan nafas yang memburu Changgu menelepon Hongseok, bagaimanapun dia ingin mengkonfirmasi satu hal dengan hyung-nya itu. Changgu menggigit kuku jarinya tak sabaran, memaki dalam hati mengapa Hongseok tidak segera mengangkat teleponnya.

"Hyung! Kenapa tidak bilang kalau modelnya Yanan? Bukannya dari awal Shinwon Wooseok??? Kamu menjebakku, hyung?!" seru Changgu dengan nada tinggi begitu telponnya tersambung. Dia tidak peduli Hongseok belum sempat mengucapkan kata 'Halo'. 

Dia sangat kesal sekarang. 

Changgu menerima tawaran pemotretan ini karena Hongseok, karena sahabatnya itu sudah membantunya dan dia tidak mau mengecewakan pria bermarga Yang tersebut. Tapi kini semuanya berubah, dia ingin memaki Hongseok, mengutuknya karena tidak memberitahukan hal terpenting bahwa Yanan adalah salah satu model yang harus dia potret.

Ini sebenarnya tidak akan jadi masalah jika saja status Yanan bukan mantan kekasihnya yang sudah lama tidak ia temui. Hubungan mereka kandas tidak secara baik-baik yang membuat Changgu enggan untuk berurusan dengan Yanan lagi dan seharusnya Hongseok tahu mengenai itu.

"Changgu? Ini Jinho”

Changgu terbelalak, dia menurunkan ponselnya dari dekat telinga, memeriksa sekali lagi, takut jika dia salah menekan tombol. Tapi itu benar nomor Hongseok.

“Ah, hyung.. Maaf… dimana Hongseok hyung?”

“Dia masih tidur, sebentar”

Changgu mengangguk walaupun dia tahu Jinho tidak bisa melihat gestur yang dilakukannya. Dia mendengar suara gesekan kain dan helaan nafas panjang nan berat. Sepertinya Jinho sedang berusaha untuk membangunkan Hongseok yang masih terlelap di alam mimpi.

Wajah Changgu tiba-tiba berubah memerah ketika dia menyadari sesuatu. Jika Jinho ada di apartemen Hongseok sepagi ini, kemungkinan besar hyung nya itu menghabiskan waktu bersama semalam. 

"Halo?" suara serak khas orang baru bangun tidur menyeruak, jika saja Changgu tidak dalam mode emosi, dia akan mengatakan bahwa suara Hongseok sangat seksi.

"Kenapa kamu berbohong padaku, hyung?!" tembak Changgu dengan nada kesal.

"Hah?"

"Kenapa kamu tidak bilang model pemotretan ini Yanan?? Kamu bilang hanya Shinwon hyung dan Wooseok kan?!?"

"Apa maksudmu?" Hongseok menjawab bingung. "Temanku sama sekali tidak pernah menyebut nama Yanan"

"Jangan bohong!" hardik Changgu kasar. Kepalanya terasa berasap. Dia tidak bisa berpikir jernih. 

"Aku mengatakan sebenarnya, Changgu. Percayalah"

Changgu menghela nafas, menyandarkan punggungnya ke tembok sambil melihat jauh ke atas langit. Dia tahu dia bersikap kekanakan sekarang, tapi melihat Yanan untuk pertama kalinya sejak hari itu membuat Changgu tidak bisa berpikir rasional. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Haruskah dia bersikap biasa aja? Haruskah dia meluapkan amarahnya? 

See Me through [Yanan x Yeoone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang