Sepanjang perjalanan, Changgu menjadi pribadi pendiam yang hampir setara dengan patung batu. Awalnya Yanan berupaya untuk mengajak Changgu mengobrol tetapi pemuda itu tetap keras kepala, tidak banyak membuka suara.
Suasana di dalam mobil Hongseok itu serasa mencekam, hanya sayup-sayup lagu dari radio yang diputar oleh Yanan mengisi keheningan yang ada.
"Kita mau kemana?" tanya Changgu panik saat Yanan membelokkan mobil setelah dua jam perjalanan. Dia tahu Hongseok menjebaknya untuk satu mobil dengan Yanan, tapi tidak menyangka akan ada kejadian penculikan segala.
"Kita mau belanja, Changgu. Hongseok hyung yang minta, kan?" kata Yanan datar, memanuver mobil yang dikendalikannya untuk berhenti di parkiran pusat perbelanjaan besar.
Changgu terbelalak, dia memperhatikan sekelilingnya dan menemukan tulisan besar di gedung di depannya. Ternyata benar Yanan membawanya ke supermarket, bukan seperti dugaannya tadi.
Pipi Changgu memerah karena malu, sedikit tidak enak karena berprasangka buruk pada Yanan.
"Ugh, ya maaf. Aku lupa" ucap Changgu, buru-buru turun dari kursinya.
Changgu berjalan masuk ke supermarket diikuti oleh Yanan. Pria berdarah Cina itu mengambil satu troli barang di dekat pintu masuk.
Supermarket hari itu cukup ramai, mungkin karena itu tempat belanja paling dekat dengan tempat wisata dan ini hari libur. Changgu mengeluarkan ponselnya untuk melihat pesan dari Hongseok yang tadi dia abaikan. Dan seketika itu juga Changgu ingin mengumpat karena daftar belanjaan yang dikirim begitu panjang.
"Dia mau buka restaurant atau bagaimana" gerutu Changgu kesal tapi tetap menggiring langkahnya ke rak dimana dia bisa mendapatkan apa yang ia butuhkan.
Yanan mendorong troli dengan patuh, mengikuti Changgu yang memasukkan banyak barang kesana. Dia merasa kembali ke masa lalu saat dia dan Changgu sering berbelanja bersama.
Dulu jika mereka tidak ada jadwal pekerjaan, berbelanja bersama tiap minggu adalah kegiatan rutin yang mereka jalani dan menurut Yanan, semua itu menyenangkan. Apalagi terkadang Changgu suka spontan mengajaknya ke berbagai tempat untuk berkencan sepulangnya dari supermarket.
"Kamu ambil troli lagi” suruh Changgu, matanya sibuk memilih daging di meat corner. Dia membutuhkan banyak daging karena mulut yang harus diberi makan tidak hanya /satu dua. Hongseok benar-benar menekankan bahwa Changgu harus membeli banyak daging atau akan ada pertumpahan darah nantinya.
Ini adalah kebutuhan terakhir yang perlu Changgu beli. Setelah hampir satu jam berkeliling dari satu bagian ke bagian yang lain yang membuat kakinya hampir copot, akhirnya semua penderitaannya berakhir.
Daftar belanjaan yang dibuat oleh Hongseok hampir saja membuat Changgu gila, satu troli yang tadi dibawa oleh Yanan kini sudah penuh dan mereka butuh troli lain karena bahan makan utama belum diangkut semua.
Ketika Yanan kembali dengan troli belanja yang diminta, Changgu langsung memasukkan berbagai macam jenis potongan daging kesana.
“Sudah semua?” tanya Yanan yang dibalas dengan anggukan oleh Changgu.
Mereka berdua membawa semua hasil berburu mereka itu ke kasir. Mesin scan barcode yang digunakan oleh petugas hampir tidak berhenti berbunyi selama sepuluh menit saking banyaknya yang mereka beli. Mulai dari bahan makanan, minyak goreng hingga tisu toilet.
“Terima kasih” kata Changgu pada kasir setelah mereka selesai memasukkan semuanya kembali ke troli untuk dibawa ke mobil.
Yanan dengan sigap memindahkan barang belanjaan mereka ke bagasi. Changgu menatap gundukan barang belanjaannya itu lalu menggelengkan kepala. Tidak habis pikir. Ini hanya acara kumpul dua hari semalam, tidak terbayang jika mereka kumpul seminggu penuh. Mungkin mereka harus memborong satu supermarket.
***
"Oh! Makanan datang!"
Changgu memutar bola matanya saat dia keluar dari mobil dan mendapati Shinwon sedang menunjuk ke arahnya tapi tidak beranjak dari teras untuk membantu menurunkan barang bawaan yang ada. Pria itu malah santai meminum sekaleng cola dan bersandar di pagar pembatas villa.
"Yanan hyung!!" teriakan Hyunggu makin membuat Changgu jengkel. "I miss you!"
Yanan yang sudah keluar dari mobil dan berjalan membuka pintu bagasi melebarkan tangannya, menangkap tubuh Hyunggu dan memeluk pemuda penyuka warna ungu itu erat. Mereka tertawa dengan wajah bahagia. Berbanding terbalik dengan Changgu yang melihat adegan layaknya drama itu dengan ekspresi masam. Dia keluar dari mobil dan menutup pintu dengan kasar.
"Dimana Hongseok hyung? Dia sudah sampai atau belum?" tanya Changgu pada Yuto dan Wooseok yang berjalan mengikuti Hyunggu yang sudah melesat pergi memeluk Yanan di parkiran.
"Di dapur, hyung"
Changgu mengangguk dan masuk ke villa tempatnya menginap itu tanpa mempedulikan barang bawaannya. Lagipula ada Yanan dan maknae, biarkan saja mereka yang bekerja. Dia lelah, dia mau mengomel ke Hongseok dulu.
Seperti yang dikatakan oleh Yuto, Changgu menemukan Hongseok di dapur sedang membuat banyak minuman di pantry.
“Mana bahan makanannya?” tanya Hongseok ketika Changgu baru saja mau menempatkan bokongnya ke kursi. Dia ingin sekali melempar selop yang dipakainya ke wajah Hongseok. Dia bahkan belum duduk.
“Ada di mobil. Nanti juga dibawa kesini” balas Changgu ketus.
“Oh aku pikir kamu lupa” jawab Hongseok enteng. Dia menghela nafas saat merasakan tatapan menusuk yang membuatnya sedikit tak nyaman. "Kenapa lagi?"
"Jangan pura-pura polos begitu, hyung. Aku tahu kamu merencanakan semua ini"
Hongseok berbalik, meletakkan segelas minuman dingin di hadapan Changgu.
“Aku tidak merencanakan apapun.”
“Jangan bohong!” gertak Changgu kesal.
“Aku mengatakan sebenarnya. Aku tidak tahu Shinwon mengajaknya juga.” Hongseok membela diri yang mendapat cibiran tak percaya dari Changgu.
“Kalau tahu dia ikut, aku pasti membatalkan liburan ini!”
“Jangan kekanakan. Lagipula harusnya kamu memanfaatkan kesempatan ini untuk bicara dengannya?"
“Kamu tahu bagaimana situasinya dan kamu masih bilang aku kekanakan?! Hyung! Kamu membela siapa sih? Dia?” tanya Changgu kesal, ia merasa dikhianati.
Hongseok menghela nafas lelah. “Ini sudah lebih dari setahun, Changgu. Kamu dulu yang menggebu ingin tahu alasan dia pergi, kenapa kamu yang jadi menghindari dia sekarang?"
Changgu bangkit dari kursinya, dia berjalan dengan kepala berasap saking emosinya hingga hampir menabrak Shinwon yang mau masuk ke dapur.
“Kamarmu di ujung kanan, barangnya sudah diletakkan semua disana” seru Shinwon tapi tidak mendapatkan tanggapan dari Changgu yang terus saja berjalan.
“Kenapa lagi dia?” tanya Shinwon pada Hongseok.
“Dia marah padaku soal Yanan”
Shinwon mengangguk, sedikit banyak dia memprediksinya. Kan dia juga yang mengajak Yanan ikut.
“Mungkin ini saatnya untuk lock them up so they can kiss and make up” ucap Shinwon yang mendapatkan tinju pelan di lengan kirinya dari Hongseok.
“Kiss and make up? Seperti yang sering kamu lakukan dulu dengan Wooseok?" Hongseok mengangkat sebelah alisnya, mengejek. "Tapi pada akhirnya kalian putus juga”
Shinwon meringis. Sakit juga disindir begitu.
****
Yang menunggu Yanan Changgu baikan... Kayaknya masih lama, hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
See Me through [Yanan x Yeoone]
RomanceYeo Changgu adalah seorang aktor yang kini mulai menjajaki karir lain sebagai photographer. Suatu hari dia mendapatkan tawaran untuk melakukan pemotretan untuk produk pakaian dan seharusnya semua akan berjalan lancar jika saja modelnya bukan Yanan...