Pagi ini Daffa tengah asyik melakukan panggilan video dengan Arga. Ia duduk di meja makan sembari mengobrol dengan ayahnya. Sedangkan Risa lebih memilih melanjutkan pekerjaannya.
Sebenarnya Daffa masih merajuk dengan ayahnya. Namun Arga berhasil membujuknya agar tidak marah lagi dengannya.
Dari arah tangga Reffan bisa melihat suasana di dapur ketika Daffa sedang melakukan panggilan video dengan seseorang yg ia panggil ayah. Melihat hal itu suasana hati Reffan mulai kacau. Ia pergi ke dapur dengan raut muka di tekuk .
"Tolong buatkan saya secangkir kopi dan antar ke samping kolam!" Perintahnya dengan nada dingin pada Risa.Setelah itu ia berlalu menuju tempat duduk di samping kolam tanpa melihat ke arah Risa.
Ada perasaan aneh di diri Risa melihat perubahan sikap Reffan. Rasanya tidak biasa sikapnya seperti ini.
Risa pun segera membuatkan secangkir kopi panas dan mengantarkannya ketempat Reffan
berada."Taruh saja di situ"ucapnya yg masih dingin.
Risa menaruh secangkir kopi itu di atas meja dan bergegas kembali ke dapur menyiapkan sarapan .
Hari ini bi Surti tidak masuk kerja karena harus membantu acara hajatan dirumah saudaranya selama tiga hari.Seharian itu Reffan tidak banyak bicara, ia hanya menghabiskan waktu bekerja di dalam ruangannya sampai malam hari. Risa pun tak berani mengganggunya, karena akhir-akhir ini banyak masalah terjadi yg membuatnya tak punya waktu untuk beristirahat sejenak.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Reffan telah berangkat duluan ke kantor tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Ya sudahlah nanti aku bawakan makanannya ke kantornya saja." Batin Risa.Tak berapa lama kemudian terdengar bunyi notif pesan dari tante Arum
Tante Arum
[Bisa kita bicara sebentar?]
[Saya tunggu di cafe Cermai jam 9 pagi ]"Apa yg ingin tante Arum bicarakan dengan saya ya??" Risa mulai bertanya-tanya.
Risa menyelesaikan pekerjaannya dan menaruh makanan di kotak makan dan ia taruh di paper bag agar pegawai cafe tidak marah padanya karena membawa makanan ke dalam cafe. Meskipun sebenarnya makanan itu hendak ia berikan pada Reffan.
Dengan memakai longdress sebawah lutut ia menaiki angkot. Setelah beberapa menit perjalanan sampailah dia di cafe CERMAI.
Terlihat Tante Arum telah menunggu dengan segelas minuman orange jus di depannya.
Wanita paruh baya yg terlihat dingin itu mulai mengutarakan niatnya menemui Risa.
-----++----
Setelah keluar dari cafe tersebut, Risa melanjutkan perjalanan ke kantor Reffan. Selama perjalanan di angkot Risa terus memikirkan perkataan tante Arum .
Setelah beberapa menit perjalanan Risa bergegas menuju ruangan Reffan, tak jauh dari ruangan Reffan ada Anita sekertarisnya Reffan yg tengah sibuk memainkan ponselnya dengan senyum mengembang.
"Permisi mbak , pak Reffan nya ada??"sapa Risa .
"Ohh ada mbak masuk saja. Orangnya ada di dalam" jawabnya yg masih asyik dengan ponselnya.
"Oh iya kalau begitu terimakasih Mbk, permisi". Kata Risa berpamitan lalu pergi menuju ruangan Reffan.
Namun Anita baru sadar kalau di dalam sedang ada tamu yg sudah dari tadi berada di dalam. Anita pun tak menghiraukannya karena menurutnya tamu yg ada di dalam bukan rekan bisnis atasannya itu. Ia pun melanjutkan aktivitas bersama ponsel kesayangannya itu.
Risa berjalan pelan menuju ruangan Reffan namun terlihat pintu ruangan tidak di tutup dengan sempurna.
Risa mulai membuka sedikit pintu itu namun apa yg ia lihat sungguh tak ingin ia saksikan sekarang. Reffan duduk di sofa dan Gita tengah menindih paha Reffan dengan satu lututnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Seburuk Orang Memandang (Istri Yang Terbuang)
Romance[end] Cerita tentang kebesaran hati seorang wanita, , dan seorang ibu. 17+ mohon bijak dalam membaca ya reader.. Maaf kalau ceritanya kurang menarik, masih tahap belajar.. Cerita hanya fiktif belaka , hanya imajinasi saya saja...