berkunjung

97 6 0
                                    

Sudah beberapa hari ini Risa mengunjungi ibu Aminah. Perkembangan ibu Aminah sudah mulai bagus ia sudah mau berbicara dengan normal, dia mulai mau membicarakan Reffan. Karena setiap hari Risa menceritakannya tentang Reffan.

Tanggal pernikahan Risa dan Reffan tinggal beberapa hari lagi.Reffan mulai mengurus surat-surat persyaratannya.  Rencananya Risa akan menikah di Surabaya. Mereka akan mengundang kerabat dari Salatiga untuk datang ke Surabaya.

Pagi ini saat menyiapkan sarapan tiba-tiba ponsel Risa berdering. Risa melihat ke layar handphonenya dan tertera nama ibu Halimah di sana. Risa pun segera mengangkat telepon dari mantan mertuanya tersebut.

"Hallo assalamualaikum ris!" kata ibu Halimah mengawali pembicaraan.

"Waalaikum salam Bu!"jawab Risa

"Nduk, bagaimana kabarmu ??
Emmm...Ibu dengar kamu akan menikah!!" Tanya ibu Halimah ingin memastikan kabar yg ia dengar.

"Iya Bu. Rencananya Minggu ini Risa akan menikah di Surabaya!" Jawab Risa.

Ibu Halimah sedikit terdiam, ia sebenarnya masih ingin Risa dan Arga kembali rujuk. Namun sepertinya Risa telah memutuskan untuk memulai hidup barunya bersama orang lain.

"Emm ibu hanya ingin mendoakan semoga pernikahanmu sakinah, mawadah, warohmah. Ibu turut berbahagia untukmu nduk!" Kata ibu Halimah lagi. Ada sedikit kegetiran di hatinya. Karena keinginannya untuk menjadikan Risa menantunya lagi telah kandas seiring dengan keputusan Risa.

Setelah itu ibu Halimah mengakhiri panggilan teleponnya kepada Risa.

"Siapa yg telfon tadi??" Tanya Reffan yg baru muncul dari atas tangga.

"Oh ini dari ibu Halimah!" Jawab Risa.

Raut wajah Reffan mulai berubah ketika mendengar kata ibu Halimah. Karena ia tahu dia adalah mantan mertua Risa.

"Jangan cemberut begitu mas, ibuk cuma menanyakan tentang kabar pernikahan kita saja. " Kata Risa.

"Mas jam segini belum mandi?? Apa tidak akan telat pergi ke kantor nanti??" Lanjut Risa bertanya.

"Hmmm hari ini aku tidak kekantor . Aku mau mempersiapkan pernikahan kita!"jawabannya dengan senyum sumringah.

Hari ini banyak hal yg perlu Reffan dan Risa persiapkan untuk acara pernikahan sederhana mereka yg akan di laksanakan di rumah Reffan. Mereka hanya mengundang keluarga inti saja.

Tinggal tiga hari lagi pernikahan mereka akan di gelar. Reffan mulai memesan katering dan dekorasi untuk akad nikahnya.

Sedangkan untuk sekolah Daffa selalu di antar oleh Aris. Hari ini Reffan mengajak Risa memilih gaun pengantin yg ia inginkan.

Risa memilih sebuah kebaya putih yg cantik nan anggun sesuai dengan karakter Risa.

Setelah memilih gaun pengantin mereka bergegas untuk pulang. Namun sebelum pulang Risa mengajak Reffan untuk menemui ibu Aminah.

Ada rasa ketakutan dalam diri Reffan. Ia takut ibunya akan histeris jika melihatnya.

Setelah beberapa menit perjalanan mereka tiba di tempat ibu Aminah.
Reffan berjalan pelan menuju ke kamar dimana ibunya di rawat.

Perlahan-lahan Reffan membuka pintu kamar ibunya. Disana ibu Aminah tengah bercermin sambil mengikat rambut sebahunya yg telah mulai di penuhi uban.

"Assalamualaikum Bu!"sapa Risa .

Ibu Aminah pun menoleh kearah Reffan dan Risa.
"Waalaikum salam"

Satu kata yg keluar dari mulut ibu Aminah berhasil membuat Reffan meneteskan air mata. Ini pertama kalinya ia mendengar ibunya tidak histeris ketika bertemu dengannya selama ibunya di rawat di sini.

Reffan bersimpuh di kaki ibunya. Ia sangat merindukan ibunya kembali seperti dulu. Reffan terus menangis di bawah kaki ibunya.

"Bangunlah nak! Jangan buat ibu bersedih jika melihatmu menangis seperti ini!"kata ibu Aminah seraya mengangkat bahu putranya agar berdiri menghadapnya.

Reffan mengusap air matanya dan tersenyum pada ibunya.
"Ibu sudah kembali seperti dulu. Apa ibu sudah ingat sama Reffan sekarang??"

Ibu Aminah mengangguk tersenyum pada putra semata wayangnya tersebut.

"Calon istrimu yg menceritakan semua tentangmu pada ibu. Ia bilang putra ibu ini akan segera menikah."

Reffan menoleh ke arah Risa setelah mendengar cerita ibunya. Ia tidak salah dalam memilih pendamping hidupnya. Berkat bantuan Risa , ibunya telah kembali menjadi ibunya yg dulu. Ibu yg sangat Reffan rindukan kasih sayangnya.

"Maafkan ibu dan paman Dodi nak, karena menempatkan mu dalam posisi yg sulit."  Kata ibu Aminah dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak ibu! Yg terpenting adalah ibu kembali lagi seperti dulu dan hadir ke pernikahan kami." Ucap Reffan yg masih duduk bertumpu pada lututnya. 

Risa menyaksikan moment mengharukan pertemuan ibu dan anak yg sangat indah ini. Setetes air mata meluncur dari ujung ekor matanya.

Tak berapa lama kemudian datanglah seorang pria yg berhenti ketika melihat ruangan ibu Aminah di datangi Reffan dan Risa.

"Paman" kata Risa ketika melihat paman Dodi berhenti di pintu masuk kamar.

Sontak Reffan dan ibu Aminah menoleh ke arah pintu. Ibu Aminah mempersilakan Dodi untuk masuk ke dalam.

Reffan bangkit dan berdiri sejajar dengan paman Dodi.
Ibu Aminah mencoba menyatukan kembali ke bersamaan di antara mereka dulu.

"Paman Dodi sering kesini menemani ibu. Dia juga bercerita tentang kamu yg sekarang tumbuh menjadi pria yg tampan. Reffan ibu minta kamu mau memaafkan paman Dodi , ayah kandungmu. "

Reffan hanya diam enggan menoleh kearah ayah kandungnya itu. Sedangkan Dodi hanya diam sembari menunduk.

Risa kemudian mendekati Reffan, "mas berbaikan lah dengan masa lalu mas. Yang lalu biarlah berlalu!".

Reffan menatap lekat kearah mata Risa . Ia kemudian tersenyum padanya.

Reffan kemudian berbalik menatap wajah tua paman Dodi." Aku minta maaf telah bersikap dingin pada paman. Aku tahu paman hanya ingin menyelamatkan kami berdua dulu. Aku ingin memperbaiki hubungan baik diantara kita!".

Pernyataan Reffan barusan membuat senyum bahagia merekah di setiap orang yg berada diruangan tersebut.

Mereka berempat pun akhirnya saling berbincang-bincang akrab.

Ketika hari menjelang malam Reffan dan Risa berpamitan pada ibu dan paman Dodi. Dalam perjalanan senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Reffan.

Risa begitu bahagia melihat Reffan telah menemukan kedamaian dalam hidupnya. Tidak mudah baginya melewati bertahun-tahun hidup dengan rasa trauma dan kecaman pada dirinya. Harapan Risa semoga ini menjadi awal yg baik untuk mereka.

Ceritanya hampir tamat . Pantengin terus ceritanya ya kawan terimakasih😍😍

Tak Seburuk Orang Memandang (Istri Yang Terbuang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang