4. KUNJUNGAN

1.1K 170 13
                                    

Sebenarnya, jika ditanya apakah Jaemin menerima pernikahannya dengan Jeno jawabannya adalah tidak. Sampai detik dimana ia telah resmi menjadi istri seorang Rafrdhan Jeno juga ia belum menerima pernikahan itu. 

Tapi saat Jeno berkata secara tidak langsung ingin mencobanya, well Jaemin akan melakukanya. Karena bagaimanapun aneh juga jika dipikirkan dalam waktu sekejap ia malah menjadi janda. 

Apa kata dunia? 

Beruntung Jeno suaminya itu memiliki wajah yang tampan. Ya meskipun ia kerap membandingkan suaminya itu dengan Jeno Nct Dream, bintang Kpop favoritnya. 

Namun mereka memiliki satu persamaan, Eyesmile yang menawan. 

"Na.." 

Jaemin terkesiap, memandangi Jeno yang tersenyum sambil melambaikan tangan kepadanya. Entah sejak kapan si manis ini melamun sambil menatap gelas berisi jus jeruk yang ada di hadapannya. "Kamu bilang apa, Mas?" 

Jeno menggaruk tengkuknya canggung, "Aku boleh panggil kamu Nana?" ia lalu tersenyum kecil, "Mama Ten bilang panggilan rumah kamu Nana. Aku jadi mau manggil gitu juga, boleh?" 

Jaemin mengerjap, merasa heran. "Boleh, kok." 

Jeno mengangguk, senyum terhias di wajah tampannya yang membuat eyesmile menawan itu kembali terlihat. "Lucu juga ya nama panggilan kamu, Nana." 

Jaemin yakin ia biasa saja kepada Jeno. 

Tidak menyukai pria tampan itu, menganggap biasa saja pria yang berstatus menjadi suaminya itu. Intinya Jaemin yakin dia masih menganggap pria ini biasa saja. 

Tapi barusan kenapa jantungnya berdegup kuat? 


- MAS JEN - 


"Nanaaaa~" 

Ten memekik riang saat anak tunggalnya Jaemin membuka pintu Apartemen milik Jeno, suaminya. DI belakang Ten terlihat Taeyong ikut tersenyum lebar menyapa. 

Sebelumnya kedua wanita yang merupakan Mama dan Mama mertua Jaemin mengatakan ingin mampir main ke Apartemen, untuk melihat bagaimana kehidupan pengantin baru. 

"Kamar kalian mana?" Ten mengedarkan mata bulatnya melihat sekeliling, "Duh! Mama kepo sama kamar kalian, ayo tunjukin!" 

"Anu-" Jaemin mebasahi belah bibirnya, ia sama sekali tidak teringat jika ia dan Jeno pisah kamar. Mampus sudah! 

"Ten.." Taeyong terkekeh kecil, "Malu ih! Mungkin aja ada something.." 

"Oh iya.." Ten menepuk lengan Taeyong dengan manja, "Kok aku gak paham ya sekarang anak bayiku butuh privasi." 

"Anak bayi kamu udah bisa buat bayi, Ten." Taeyong membuat pipi Jaemin memerah, "Bahkan bisa kasih kita cucu." 

Kedua Ibu ini saling tertawa meshom. 

Jaemin harus mencari peralihan, kalau bisa cara agar mereka semua keluar dari Apartemen Jeno. Bisa bingung dia menjawab pertanyaan kenapa ia dan sang suami kenapa tidak tidur satu kamar apalagi satu ranjang. 

"Engh, Ma?" 

"Ya?" 
"Ya, sayang?" 

Ten dan Taeyong kemudian saling bersitatap lalu tertawa. Sama-sama dipanggil oleh Jaemin dengan panggilan Mama ternyata membuat mereka saling menyahut barusan. 

"Mama Taeyong.." Jaemin terkekeh kecil saat melihat Taeyong menatapnya antusias dengan manik mata rusanya, "Mama bawa apa itu?" 

Di tangan Taeyong memang terdapat satu box yang cukup lebar, namun tidak tinggi. Bungkusannya terlihat mahal dengan pita berwarna merah. 

MAS JEN - NOMIN [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang