Chapter 4 : Mimpi-Mimpi Buruk

7 3 0
                                    

Si jubah hitam memotong jari-jari Xqual Riac dengan cambuk api dengan sangat mudah, potongan jari-jarinya yang terkena apinya menggeliat kesakitan, "Menjijikkan sekali" Si jubah hitam menendang potongan jari-jari itu di dekat kakinya, "Bagaimana caranya kalian masih bisa bergerak setelah kupotong? Yah, Lupakan saja..."

Dia memotong sekali lagi jari Xqual Riac, "jangan bergerak-gerak ikan tolol, aku tidak bisa memotongnya dengan rapi" Si jubah hitam terus memotong jarinya.

"Siapa dia?" Geon kasn bertanya pada dirinya sendiri, "levelnya hampir seperti Guardianizer"

"Undesire, ya?" Kapten Ul yang bahunya ditopang Geon berkata dengan pelan.

"Apa?"

"Itu adalah sebutan kami pada para calon yang memiliki kemampuan spesial, kau tahu? Beberapa calon yang mengikuti ujian untuk mendapatkan gelar Guardianizer garis besarnya karena pilihannya sendiri untuk mengikuti, aku yakin kau jenis peserta yang seperti itu, bukan?"

"Ya benar," Geon mengangguk kearahnya dengan pelan.

"Kami menyebut mereka dengan Desire," dia berhenti sebentar untuk mengambil nafas, "Lalu, ada peserta yang kemampuannya hampir atau menyamai Guardianizer biasa, mereka orang spesial yang dipilih oleh Guardianizer terkenal atas perintah raja, aku sudah menyebutkannya tadi"

"Jadi itu yang disebut Undesire?"

"Tepat sekali. Dugaanku si jubah hitam itu levelnya sedikit dibawah diriku atau diatasku. Tapi Xqual Riac, bukanlah sinner biasa"

Kedua orang itu memandang si jubah hitam dari kejauhan, dia terus memotong jari-jari Xqual Riac, namun Xqual Riac mempunyai kemampuan yang ditakuti oleh orang-orang di kerajaan Rapience. Dari setiap jari yang terpotong tumbuh tiga dari yang lama, dan semakin keras dari bagian sebelumnya, "kulitmu semakin keras dari yang sebelumnya sebelumnya ya, ikan tolol" Dia masih memotongnya tanpa menghiraukan kemampuan regenerasi dari Xqual Riac, "Bagus sekali. Karena sebelumnya aku seperti memotong sebuah pudding"

Kapten Ul mencoba menggerakkan kakinya, namun kaki yang patah itu tidak kuat menahan berat tubuhnya dan terjatuh, "Sial! Aku tidak bisa diam saja dan membiarkan si Boaz tenggelam!"

"Sama dengan diriku, sir" Suara orang yang keluar dari pintu yang hancur itu menjawab mereka, "Kau dan aku keadaannya sangat parah, Kapten Ul," suara itu digendong oleh salah seorang calon yang tubuhnya paling besar.

"Hanya kau yang parah, Jermaine. Lengan dan tulang kering kaki kananku hanya patah," sahut sang kapten kepada wakil kapten setianya.

"Begitukah?" Jawab sang wakil kapten. Sang wakil Kapten terbatuk sedikit, lalu dengan suara yang pelan dia berkata, "Lakukan"

Dihidupkan oleh satu benak, dalam sekejap para calon yang dari tadi didalam ruangan keluar seperti koloni semut yang menemukan makanannya. Mereka langsung keluar dan menyerang Xqual Riac dengan senjata dan kata-kata perjanjian yang dibuat oleh Malakel Ahmik,

"Lullahi"

"Gseniocal"

"Nightnette"

"Sebiron"

Semua kata-kata perjanjian terlontar dari para calon dan mengenai jari-jari si Xqual Riac, Bola api, duri-duri beracun, tembok hitam, dan petir biru meledak di antara jari-jari Xqual Riac,

"Bahkan semua serangan itu hanya berefek kecil sekali!?"

"Semua serangan kita hanya meretakkan kulit-kulit di jarinya!"

"Jangan menyerah!"

"Sekali lagi!"

Para Calon kali ini mencoba menyerang menggunakan senjata mereka yang pakai. Pedang, tombak, panah yang beracun, apapun yang mereka pakai.

A Heart HumanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang