Famnal mendapat perintah dari atasannya yang dia kagumi, Jagelbrown untuk mengecek tentang Xqual Riac dengan menggunakan dua perahu kecil sambil dipandu oleh Ul dan Jermaine.
"Cih. Kenapa kami harus ikut denganmu." Jermaine dengan muka cemberut memainkan tangannya ke air laut sambil bertanya kepada Famnal yang memaksa mereka ikut.
"Yah, bagaimana lagi Jermaine. Famnal adalah seorang Uzer kita harus memamatuhinya. Lagipula bukannya kita dulu satu tim saat masih menjadi calon, kita mantan rekan, kan?" Jermaine berkata sambil mendayung perahu yang membawa mereka.
"Siapa yang kau sebut rekan?" Famnal yang duduk paling depan memandangi mereka. "Akan lebih cepat bagiku untuk menemukan bangkainya jika ada yang sudah tahu dimana letaknya bodoh, dan jika kalian berbohong kepada tuan Jagelbrown akan lebih mudah membunuh kalian jika mayat kalian berdua tidak bisa ditemukan." Famnal berkata sambil memainkan pisau di tangannya.
"Oi, kau sungguh berpikir kau bisa mengalahkan kami berdua?" Jermaine yang hanya bermain-main dengan air laut berdiri menghampiri Famnal.
"Aku ini seorang Uzer, seharusnya yang bertanya adalah aku, mustahil kalian bisa melawanku."
"Heh! Tipikal Guardianizer Rapience, selalu menyombongkan pangkat yang mereka miliki, jangan lupa aku tidak pernah serius melawanmu saat aku masih menjadi peserta calon."
"Kau dan tombakmu yang tidak pernah patah dalam pertarungan, apa kau sedang mabuk?."
"Tombakku tidak pernah patah karena aku tidak pernah kalah saat aku menggunakannya."
"Kau tidak pernah kalah karena kau tidak mau menaikkan pangkatmu dari Guardianizer ke Uzer, Jermaine."
Sehening kemudian mereka hanya bertatap-tatapan sambil memegang senjata yang mereka gunakan.
"He-hei! Ayolah teman-teman! Kita ini sesama prajurit raja! Kita ini rekan bukan?"
"Siapa yang kau bilang rekan!?"
*
"Un... desire?" Para calon yang mendengar status Noir yang berbeda dari mereka itu berbisik-bisik.
"Apakah aku salah? Petinggi kerajaan memilihmu untuk mengikuti ujian untuk menjadi Guardianizer, bukan?" Homin yang berada di atas panggung di depan para calon itu berkata.
"Ah, iya benar." Noir mengangguk pelan. Noir melirik pelan kearah para calon di belakangnya karena ada suara kedengkian yang ditunjukkan padanya, suara iri hati dari beberapa orang yang dia temui. Tapi ada juga suara kekaguman, dan rasa bangga yang ditujukkan padanya.
"Hei, kalian lupa aku juga Undesire?" Si jubah hitam menebaskan pedang di punggungnya dan menunjukkan kemampuan kontrol apinya, sehingga beberapa calon mundur sedikit.
"Apa yang anda lakukan, nona Hare?" Uzer Homin bertanya kepadanya dengan senyuman kepadanya.
"Oh, cuma menunjukkan sedikit kemampuan dari Undesire, kau tahu agar mereka yang tidak terpilih bisa melihatku."
Sebagian calon yang mendengar itu semakin merasa tersinggung pada kata-katanya.
"Haha, aku tahu Undesire itu jauh lebih kuat dari para calon yang biasa." Homin berkata sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya. "Tapi jika kau mengeluarkan apimu sekali lagi hanya untuk pamer, aku akan memajang kedua lenganmu di langit-langit ini." Dia berkata sambil menunjuk ke arahnya.
Mungkin mereka lupa kalau di depan mereka adalah Uzer karena sikap ramahnya pada mereka, tapi mereka tahu sosok di depan mereka ini adalah salah satu prajurit raja yang terkuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Heart Humanity
Fantasy"Apa itu hati? Dimanakah itu berada? Oh Adam, apa kau mengetahuinya? Oh Eve, apa kau mengetahuinya? Domba yang tersesat akan kembali pada pemiliknya Benang kehidupan segera memudar dari kefanaan manusia Pelayan tuhan, akan membimbing manusia" Ini ad...