Chapter 6 : Contradiction

3 3 0
                                    

Noir menancapkan kedua belatinya tepat ke jantung Xqual Riac. Sinner itu menggeliat buas dengan suara yang memekakkan telinganya.

"LIIIIIIIIIIIIII"

Noir masih terus menekankan belatinya dan berusaha menghancurkannya dengan memisahkan bagian Xqual Riac menjadi dua bagian, "Keras! Sekali!" Noir mati-matian berusaha tidak melepaskan belatinya saat badannya ditarik mundur oleh seperti rumput di pegunungan tapi terdapat duri di seluruh bagian Xqual Riac yang kesakitan tersebut.

"JANTUNGKUUUUU. TUANKUUUU"

Xqual Riac itu menarik Noir. Noir tidak bisa menggenggam belatinya dan terlepas dari pegangannya, "Ah!" Noir berteriak saat dia ditarik dan dibungkus oleh Xqual Riac.

"KALIAN TIDAK AKAN PERNAHHHH-" Xqual Riac itu menyapukan jari-jari besarnya ke arah dan bersiap melumat mereka, sebelum ada suara yang memotongnya.

"Ya, kami tidak pernah tahu apa yang kau bicarakan" si jubah hitam melompat ke inti makhluk itu.

"Sampai jumpa, ikan!" Dia menebas inti makhluk itu dengan senjata yang berbeda dari sebelumnya, "Vak maj cursed!" Lidah api mencuat dari pedangnya dan menghancurkan inti makhluk itu.

Xqual Riac itu berhenti bergerak tanda dia sudah mati.

"Huff," si jubah hitam itu terduduk di jasad makhluk itu, "Bagus, sudah beres" dia berkata sambil memasukkan pedangnya ke kotak kecil di saku celananya, sebelum dia mendengar suara orang-orang yang memakinya dari belakang.

"Hei! Apa yang kau lakukan!?" Kapten Ul berlari kearahnya dengan wajah kesal.

"Apa yang kulakukan!? Aku baru saja membunuh makhluk itu! Bukan ucapan terima kasih yang kudapatkan tapi makian!?" Si jubah hitam membalas sang kapten.

"Bukan itu!" Jermaine sang wakil menyela, "Lihat orang dibelakangmu itu!"
Jermaine menunjuk ke belakang si jubah hitam.

"Hm?" Dia menoleh ke belakang.

Dia melihat sosok yang berguling-guling di lantai kapal. Noir yang berada di dekat inti Xqual Riac itu ikutan terbakar. Meskipun itu hanya bagian Xqual Riac yang membungkus tubuhnya. Dia berteriak kesakitan sambil berlari.

"PANAASSSS!!!" Noir berlari kearah lautan Alba untuk memadamkan api yang membakar tubuhnya.

"NOIRRR!" Orang-orang di belakangnya berteriak kepadanya. Dia tidak menghiraukan mereka dan melompat ke laut Alba. Mereka hanya mendengar suara benda yang jatuh ke laut.

*

Para calon berusaha membuang tubuh Xqual Riac ke laut. Mereka memotong jari-jarinya dengan hati-hati supaya lebih mudah dibuang. Meskipun Xqual Riac itu sudah mati, tapi masih ada sedikit kekhawatiran pada mereka.

"Hei, Geon lihat ini, Darahnya berwarna putih, menjijikan sekali." John Sam memanggil Geon saat dia mengamati jari raksasa seukuran paha orang dewasa.

"Dan akan lebih menjijikan jika terus berada di kapal, cepat singkirkan itu." Geon hanya berjalan melewatinya.

"Yah, benar" John Sam segera mengangkat salah satu jari Xqual Riac itu.

Di sisi lain Esamie dan sirion yang terjatuh di kapal berusaha naik ke kapal dibantu tali yang ditarik oleh calon lainnya, "Kau baik-baik saja?" Sirion bertanya seraya menarik tubuh Esamie, "Lumayan." Dia cuma menjawab seadanya.

"Apa maksudmu dengan lumayan?"

"Yah, begitulah." Lagi-lagi dia menjawabnya dengan seadanya, "Dimana Noir?"

A Heart HumanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang