1

33 0 2
                                    

"kita tidak pernah tau kalo sebuah permainan bisa menyebankan seseorang jatuh cinta "
-kanita azrani

Disini lah awal kisah itu akan di mulai.
Dor..... Dor... Dor....
Yah begitulah suara tembakan dari game yang ku mainakan. Ah ya, perkenalkan nama aku kanita azrani kerap di panggil tata atau nita, aku seorang siswi kelas 3 jurusan IPA 2 SMA PELITA BANGSA. hoby ku dari kecil bermain game, mungkin kalau wanita lain menyukai fashion aku lebih menyukai game, karena game adalah sebagian dari hidupku, bisa di bilang begitu. Aku tidak terlalu cantik dan tidak terlalu pintar, aku cukup tinggi dan kulitku? Yaaa tidak terlalu putih sedang sedang saja, dan aku memiliki mata yang sipit. Aku punya sifat yang keras kepala dan cengen ketika bersama orang yang ku sayang. Aku gak suka di bantah atau di tolak dan ya semoga aja ada seseorang yang mau menerima segala kekurangan ku.

"TA TURUN KE BAWAH, MAMA SUDAH SIAPKAN SARAPAN" teriak mama dari bawah.

Kalian tau panggilan itu, ya dia mamaku Sari Sintiya dewi, seorang ibu rumah tangga sekaligus guru SD, dia mama yang cerewet dan bawel tapi dia dekat denganku, aku menyanginya sangat. Jadi kalian tau, aku harus cepat cepat turun kebawah agar mama tidak mengomel lebih panjang lagi.

"YAA MAA, SEBENTAR LAGI" teriak ku dari kamar mengofflinekan game ku. Jangan salah aku rapih setiap pagi karna aku selalu bangun lebih awal untuk mandi dan bersiap.
"hmm, sepertinya ada yang kurang" gumanku "tapi sepertinya gak ada, mending turun". Sambungku

Yaaa, sekarang di meja makan sudah terlihat ayah dan adik ku yang siap sarapan.
"selamat pagi yah, ian" sapa ku saat menghampiri meja makan.
"selamat pagi juga sayang" balas ayah ku
"kak, kemaren gue ada game baru lo, mau coba gak? Di kasih kak hanif nih katanya lu suka game begituan" jawab ian.

Iya dia ayahku, humar aldanian seorang perawat di rumah sakit di kotaku, ayah ku adalah panutanku, dia selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan anak istrinya, dia pengertian dan tidak pernah kasar padaku. Sedangkan ian, iya dia adek ku yang paling ku sayang, dia juga gemar bermain game. Namanya Aldian Wijaya, dia ganteng dan dia cuek kepada orang lain kecuali keluarganya.

"jangan maen game terus, belajar yang bener dulu baru maen game" timpal ayah dan ian hanya cengegesan.
"iya bener tuh kata ayah, jangan maen game terus kalian berdua. Gak baik nanti kalian jadi kecanduan" ujar mamaku menasehati
"iya mah, yah." jawabku sambil memakan makananku
"nanti share ke kakak aja dek, kakak dah kelar mau berangkat" sambungku. "mah, yah kanita berangkat ya" sambil bangkit dan menyalami mereka.
"assalamualaikum" jawab ku.
"waalaikumsalam" jawab mereka.

Aku pun keluar untuk menunggu grab yang sudah ku pesan dan iya sopirnya sudah menunggu di luar. Aku masuk dan mulai melaju ke sekolahan.
Hmmm ya seperti itu lah yang aku lakukan setiap pagi di rumah. Sangat harmonis, aku bahagia memiliki Keluarga kecil itu.

"mbaa, sudah sampai" ucap sopir yang mengantarku.
"ah iya mas, maaf saya melamun. sudah saya bayar" jawabku padanya.
"iya mba" jawabnya.

Aku pun turun dan menuju ke gerbang sekolah, ya seperti yang kalian tau sekolahan ada lah tempat kedua yang paling ramai setelah pasar atau mall. Ku lirik jam di tangan ku, ternyata masih pukul 7, masih ada 30 menit lagi masuk.
Aku pun berjalan menuju kelas.

"KANITAA BEBEBKU" teriak hanif menghampiriku dengan sedikit berlari.

Pletak..
"auhh, sakit ta. Lo jahat banget sih sama bebeb lo" sambung hanif sambil mengelus kepalanya.
"lo tu brisik" jawabku cuek.
"ih lo mah, jan cuek cuek napa beb ma gue, udah berapa taon kita temenan, bukanya makin lembut malah cueknya makin nambah" ujar hanif sambil memanyunkan bibirnya.
"bawel lo" jawabku sambil meninggalkannya di koridor.

Choice Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang