DUIT DUIT

23 1 0
                                    


Ketuk sebentar layar hp kamu.

Lalu klik tanda ⭐ disudut kiri↙️ bawah layar hp kamu.

Jangan lupa, dan terima kasih😍

💙💙💙💙

Pricilla Anastasia. Gadis berambut hitam yang panjangnya hampir sepinggang itu berlari kencang bak orang kesetanan.

Buliran keringat membasahi keningnya yang ditumbuhi rambut rambut halus menawan.

Alisnya yang lebat mengerut menciptakan gelombang disekitarnya.

Mata ambernya bersinar sedikit keemasan yang menatap tajam pada satu titik dihadapannya

Rambut hitamnya yang tidak diikat itu terhempas ke sana kemari bagaikan iklan shampo.

Hidungnya yang mancung terlihat kembang kempis ketika besarnya pasokan udara yang keluar masuk.

Bibir ranum yang sedikit tebal di bagian bawah itu bergerak seperti mengucapkan mantra.

"Tungguuuuuuu" jeritnya keras kepada seseorang yang mengenakan seragam berwarna putih dan biru.

Hingga,

"Hah.. haahhh.. haahhhhh.." desahnya lelah.

Gadis itu telah sampai pada tujuan, dan dia telah selamat dari kata, TERLAMBAT.

Syukurlah.

"Aduh neng, makanya jangan bangun lama-lama" ucap seseorang berseragam putih biru yang sedang menggeser benda berat, besar dan tinggi, kepada gadis yang saat ini membungkukkan badannya, menjadikan lutut sebagai tumpuan kedua tangannya.

Gadis itu hanya membalas 'oke' dengan jarinya. Ia terlalu sibuk menghirup rakus udara seolah itu adalah stok udara terakhir.

Akhirnya setelah lelahnya hilang, ia menegakkan tubuh.

Lalu mengambil benda bulat yang berada dipergelangan tangannya kemudian menggulung rambut dan mengikatnya keatas seperti bola kecil.

Cilla mengambil tisu yang ada dikantong rok sekolahnya.

Kemudian gadis itu berjalan santai sambil mengelapi wajah dan leher.

Ia berjalan melewati sekelompok makhluk durjana yang mengatakan bahwa ia terlihat seksi jika sedang mengikat rambut ataupun mengelapi keringat.

Gadis itu berjalan santai melewati murid-murid, sesekali membalas murid yang menyapanya dan mengabaikan yang menggodanya.

Cilla berhenti diruangan yang bertuliskan 12 IPA 2 diatas pintu.

Perlahan cilla memasuki ruangan yang kini ribut bagai pasar malam dipagi hari.

Sesekali ia menghindar dari pesawat kertas ataupun benda terbang yang nyasar kearahnya.

Sungguh sulit dipercaya bahwa ini adalah kelas ipa, bukan kelas ips yang indentik dengan kerusuhan, kekacauan, dan ketidak jelasan muridnya.

Karena jika tidak ada tulisan yang menandakan ini kelas ipa, mungkin mereka sudah mengira ini kelas ips.

Oh jangan lupakan ketua kelas yang saat ini sedang menaiki kursi, meletakan satu kakinya di atas meja dan bibirnya manyun manyun meniupi pesawat kertas seolah mengisi daya.

Kini pesawat kertas milik ketua kelas siap diluncurkan dan tentu saja mengarah kedirinya.

Namun naas, pesawat itu harus menyium lantai karena cilla sudah menaboknya terlebih dahulu dengan buku yang secepat kilat ia ambil dari tas.

When The Darkness is Behind MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang