PINKY PROMISE

86 10 0
                                    

Klinggg....

Suara bel selamat datang berbunyi tepat saat kami membuka pintu kedai kopi yang kami datangi. "Eoseo oseyo..." sapa seorang wanita penjaga kasir dengan ramah dan langsung tersenyum lalu membungkuk ke arah kami. Aku dan Taehyung berencana singgah di sebuah kedai kopi untuk membeli 2 cup es kopi untuk melepas dahaga karena cuaca sedang begitu terik hari ini.

Taehyung berdiri di depan meja kasir untuk memesan, sedangkan aku berdiri di sebelahnya sambil sesekali mencuri pandang ke arah wajah penjaga kasir yang entah mengapa begitu mengganggu kinerja jantungku.

Wajah wanita itu dipoles dengan sentuhan make-up sederhana, namun justru memancarkan aura kecantikan yang sesungguhnya. Sebagian rambut bergelombangnya yang dicat warna apricot diikat ke tengah, dan membiarkan sisa rambut yang tidak terikat menjuntai indah. Bibir tipis yang pinkish, bulu mata lentik alami tanpa usaha, dan memiliki bentuk hidung straight nose yang seakan melengkapi kesempurnaannya.

Tanpa sadar, semburat-semburat kemerahan mulai menyeruak di kedua pipiku yang bewarna putih bersih tanpa bisa kukendalikan. Dia ini pasti bukan manusia, melainkan titisan seorang dewi!

"Kau mau pesan apa?" tanya Taehyung, membuatku tersentak kaget seperti seorang pencuri yang terpergok saat hendak melakukan aksinya. Degupan jantungku langsung meningkat drastis.

"A-aku pesan sama seperti yang kau pesan. Ya, belikan juga satu untukku," jawabku langsung, dengan nada suara yang terdengar gugup. Sebelah tanganku lalu bergerak untuk menepuk-nepuk pundak Taehyung sambil nyengir. Kuharap Taehyung tidak tahu kalau aku baru saja salah tingkah tadi.

"Kalau begitu, tolong Ice Americano-nya dua," ujar Taehyung kemudian.

"Ne. Ada lagi yang mau dipesan?"

"Tidak, terima kasih."

"Kalau nomor telepon ada?" Kata-kata ini terucap begitu saja dari mulut wanita itu dengan tatapan yang terkunci pada Taehyung. Bahkan, dirinya sendiri kelihatan terkejut setelah mengatakannya.

Perhatianku dan Taehyung langsung tertuju pada wanita penjaga kasir yang sepertinya naksir sama Taehyung, sehingga dia mencoba melakukan suatu trik untuk menggodanya. Kami berdua terdiam untuk beberapa detik, namun kemudian Taehyung dengan cepat menarik tubuhku untuk bertukar posisi dengannya.

"Aku cuma tau nomor teleponnya, akan langsung kuberikan jika kau mau. Dia baru saja dicampakkan beberapa minggu yang lalu," cetus Taehyung membeberkan aibku dengan ekspresi wajah tanpa dosa. Aku yang merasa sangat malu reflek langsung memukul pundak Taehyung dan memelototinya dengan tatapan apa-yang-sedang-kau-lakukan?.

"Wae? Shiro? Kalau begitu cepat bayar kopinya," ujar Taehyung yang kemudian berlalu begitu saja dan menunggu di luar kedai.

"YA! Kim Taehyung!! Aish!"

Pandangannku lalu kembali ke arah wanita yang kini sedang menantikan pembayaran atas pesanan kami. "Ah, joesonghamnida," ujarku seraya buru-buru mengeluarkan dompet dan segera membayarnya. Kedua mata kami lalu tidak sengaja saling bertatapan, dan tepat pada saat itu juga, aku mulai tidak bisa lagi bertingkah normal.

Sumpah mati, aku bisa merasakan jantungku jatuh ke lantai dengan bunyi blob. Aku benar-benar salah tingkah. Akh, si Taehyung itu benar-benar, dia sengaja menjebakku dengan situasi canggung ini rupanya. Awas saja, tunggu pembalasanku.

"Taehyung-ahh!" panggilku dari kejauhan. Akhirnya aku bisa kembali bernapas dengan normal setelah atmosfir di dalam ruangan kafe tadi terasa begitu mencekik.

Aku menghampiri Taehyung yang sedang duduk di atas anak tangga tribun tempat orang-orang biasanya menyaksikan anak muda bermain ataupun berlatih skateboard.

BROTHER FROM ANOTHER MISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang