Lepaskan aku! | 17+

543 2 4
                                    

"Siapa kau?!" Vanya masih bergetar di tempatnya. Pria asing yang tiba-tiba mengenalnya. Dan yang sungguh dia tak bisa terima, pacarnya sendiri yang menyerahkan dia pada pria asing ini.

Zev terus menarik gadis itu untuk mengikutinya. "Diam dan ikut saya," ucapnya dingin membuat nyali Vanya semakin menciut. Pria itu membawa Vanya ke mobilnya dan memasukan gadis itu dengan cukup kasar.

"Kau akan membawaku kemana, Pria Bodoh?!" gadis itu kembali bertanya.

Zev menangkup dan menarik wajahnya kasar. "Saya bilang diam."

Tak kuasa melihat bibir merah yang menggoda membuat nafsu Zev seketika memuncak. Pria itu dengan kasar mencium Vanya. Tak sampai di situ saja, perlahan namun pasti, ciuman yang Zev berikan berubah menjadi lumatan kasar.

"Mmphh," desah gadis itu. Dia mendorong dada Zev. "Jangan sentuh aku."

Zev tertawa. "Bibirmu manis sekali sayang. Itu hanya akan menjadi milik saya nanti."

Pria itu membawa Vanya ke apartmentnya. Melihat gadis yang akan menjadi miliknya terlelap, Zev menggendongnya menuju kamar. Merebahkannya secara perlahan. Dan sial! Belahan dada Vanya sangat menggoda.

Zev mengamatinya. Nafsunya kian memuncak, dia ingin menyetubuhi gadis itu.

Tangannya mulai nakal bergerayang di sekitar dada Vanya yang belum terganggu. Zev menaikan kaos yang dipakai oleh Vanya, menampakan dua gunung kembar yang masih tertutup oleh bra berwarna putih, cocok dengan kulit mulusnya.

Zev meremasnya pelan. Satu tangan lagi dia gunakan untuk melepaskan kaitan bra tersebut.

"Enghh," lengguh Vanya. Gadis itu menggeliat sebelum kesadarannya menjadi seratus persen. Dia menghentikan usaha Zev.

"Pria Bodoh. Apa yang kau lakukan?! Menjauh dariku!"

Zev bergeming.

Pria itu mendorong Vanya agar kembali telentang. Dia kembali melakukan aktifitasnya. Mengunci tangan Vanya di atas kepala, dan mulai meremas dan terkadang memilin putingnya.

"Sakit ughh," ucapnya kala Zev terlalu keras menekan bagian putingnya.

Vanya mulai menikmati permainan yang Zev berikan. Bahkan tanpa sadar miliknya sudah bahas dan sedikit berkedut.

Zev mengumpat kala mendengar denting ponselnya.

Sial!

Vanya selamat untuk saat ini.

Zev bangkit, membiarkan Vanya diam di atas ranjangnya. Lagi-lagi urusan pekerjaan mengganggu kesenangannya. Entah sudah keberapa kali hal ini terjadi.

"Iya. Kau atur saja jadwalnya, besok saya akan datang lebih pagi," ucap Zev sebelum mematikan sambungannya.

Kini adiknya yang di bawah sana masih bereaksi membutuhkan sentuhan. Sayangnya dia belum bisa menuntaskan permainannya dengan Vanya. Dengan sangat terpaksa, dia kembali ke club yang sebelumnya dia datangi. Tak lupa Zev mengunci pintu apartmentnya agar Vanya tak bisa kabur.

Di sinilah Zev sekarang. Menikmati minumannya dan menikmati sentuhan yang di berikan jalang di club ini.

"Ughh, ya gitu sayang," ucap Zev saat jalang itu kembali mengulum miliknya.

Satu malam Zev habiskan waktunya di sini. Namun tetap saja pikirannya kembali menuju Vanya.

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maturity ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang