Hari ini adalah hari yang James tunggu-tunggu, karena ia akan bertemu dengan orang yang bernama Spenster itu. Kakaknya lembur, yang mana akan memudahkannya. Ia izin pada Nicholas kalau hari ini dirinya akan hangout dengan temannya. Tidak sepenuhnya bohong kan? Beruntung Nick mengizinkannya.
James menggunakan pakaian terbaiknya, disemprotkannya parfum pemberian Stephen di leher dan pergelangan tangannya. Setelah bercermin sedikit, akhirnya James siap untuk pergi ke Aeris.
Begitu dirinya keluar, James melihat tetangganya, Einar, sedang bermain dengan kucing. Einar merupakan salah satu orang yang berpengaruh untuknya, karena dialah yang membuat James percaya diri dan menerima orientasi seksualnya.
"Siang James, mau kemana?"
"Hangout bersama teman,"
"Oh, teman atau 'teman'?"
"Menurutmu?"
Einar hanya melihatnya dengan polos, mata bulatnya menerjap-nerjap lucu. James menggigit bibirnya menahan gemas. Pantas saja Stephen selalu senang memanjakan anak ini.
"Baiklah, semoga lancar ya kencannya,"
"Terima kasih,"
"Tenang saja, aku tidak akan bilang kak Nicholas,"
"EINAR!"
***
James duduk sambil bergerak gelisah sedikit. Spenster menyuruhnya menunggu di sebuah kafe, meja paling pojok. Walaupun tertarik, tetapi ia tetap takut. Banyak sekali kasus dimana foto sosial media dengan wajah aslinya berbeda jauh. Tapi tak mengherankan, banyak aplikasi pengedit foto zaman sekarang.
Berdoa saja semoga Spenster bukanlah salah satunya.
Spenster
Aku sudah sampai, kau memakai pakaian apa, by?Jamess_
Kaus hitam dan jaket biru tua, daddy
Aku berada di bangku paling pojokSpenster
Baiklah, tunggu aku yaJamess_
Siap, daddyTak lama, seorang pria menggunakan kemeja hitam masuk. Sosoknya yang karismatik langsung mencuri perhatian seisi kafe termasuk James. Ia mendadak salah tingkah saat pria itu melirik dan mulai berjalan ke arahnya.
'Astaga astaga, jangan bilang kalau-'
"Kau James double s? Aku Spenster, atau nama asliku Spencer Caster. Salam kenal,"
Spencer tersenyum gentle sebelum duduk tepat dihadapannya. James segera menutup wajahnya menggunakan tangan.
'KAKAK! AKU TIDAK MENYANGKA IA AKAN SETAMPAN INI!!'
***
Mereka berjalan berdampingan. Tangan Spencer menggandeng milik James. Sedari tadi, pria yang lebih muda tak bisa melirik tanpa merona. Ia tahu firasatnya selalu tepat, tapi tidak menyangka kalau akan seperti ini.
"Kenapa, by?"
"Ah! Ti-tidak,"
"Ada sesuatu yang kau pikirkan?"
"I-itu..."
"Apa wajah daddy tidak sesuai harapanmu?"
"Sama sekali tidak! Bahkan terlalu tampan-ups,"
Wajah James kembali memerah malu. Terdengar kekehan dari pria di sebelahnya.
"Kau tak perlu malu, by. Wajahmu lebih manis dari di foto,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle
FanfictionSatu, tak bisa menyembunyikan kesepian. Dua, berada diantara cinta lainnya. Tiga, tak memiliki perasaan lebih