Mmm, baby, I don't understand this
You're changing, I can't stand it
My heart can't take this damage
And the way I feel, can't stand itNick menatap ponselnya dengan tatapan yang tak terdefinisikan. Ia tidak tahu kenapa James mendadak sangat dingin padanya.
Tidak biasanya James membalas pesannya hanya satu atau dua kata. Pria itu merupakan tipe yang sangat ekspresif.
Tapi Nick tidak buta, ia tahu James seperti ini karena salahnya. Salahnya yang terus menahan pria itu. Kini dia kena batunya.
James bukan tipe orang yang tahan diam pada orang yang dekat dengan pria itu. Tetapi kalau ia diam, artinya ada sesuatu.
Seperti rasa marah yang amat sangat ataupun pengganti.
Mmm, baby, I don't understand this
You're changing, I can't stand it
My heart can't take this damage
And the way I feel, can't stand it
Mmm, baby, I don't understand itDirinya juga sudah terlalu sering mengingkari janji. Sudah sangat wajar kalo James marah padanya.
Tapi Nick tetap takkan terbiasa dengan ini.
Dirinya bertekad kalau ia takkan mengecewakan James lagi. Kemarin harus lah menjadi hari terakhirnya mengingkari janji.
Nick
Selamat ulang tahun untuk seseorang yang paling spesial di hatiku. Di hari bahagia mu, izinkan aku untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Semoga aku dan kamu selalu bersama kini dan nanti. Tetaplah menjadi dirimu yang baik***
Pagi ini James bangun lebih cepat dari biasanya, tentu saja karena hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Dirinya mengingat janji Nick sejak jauh-jauh hari, yaitu memesan tempat spesial untuk dirinya di hotel tempat kekasihnya itu bekerja. Dan Nick sudah melakukannya sejak seminggu yang lalu.
James tersenyum melihat pesan dari Nick tepat pada pukul 00.00 lalu. Pria pirang itu menjadi seseorang yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.
Ia sangat bahagia.
Segera dibalasnya pesan dari Nick kilat, lalu James segera keluar dari kamarnya. Di ruang makan, Stephen dan Einar tengah terduduk dengan kue yang berada diatas meja. James tidak ingat kapan Einar datang, tapi mungkin karena ia tertidur lebih awal kemarin malam.
"Happy birthday, my little brother! Wish you all the best!"
Stephen memberinya sebuah pelukan erat. Sedangkan Einar hanya tersenyum padanya.
"Happy birthday, James,"
Pelukan dilepas dan James ikut bergabung bersama dua orang yang lain. Stephen menyerahkan pisau plastik yang akan digunakan untuk memotong kue padanya.
"Eh, tiup lilin dulu. Walaupun umurmu sudah 24 tahun, kau harus tetap tiup lilin dan membuat permohonan,"
"Dan kau bilang kau bukan anak-anak, Ein? Yang benar saja,"
Stephen mencubit pipi Einar gemas, sedangkan yang dicubit hanya mengerang tidak suka.
"Lepasss!!!"
James hanya tertawa kecil melihat interaksi kakaknya dengan orang yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Pria berambut brunette itu menatap nyala api lilin yang berbentuk huruf 2 dan 4. Dipejamkan matanya dan ia mengucapkan harapan di dalam hati.
'Semoga tidak ada yang mengacaukan hari ini. Semoga apapun yang kurencanakan berhasil,'
Ditiupnya lilin itu perlahan hingga api padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle
FanfictionSatu, tak bisa menyembunyikan kesepian. Dua, berada diantara cinta lainnya. Tiga, tak memiliki perasaan lebih