O1

19 7 1
                                    


Part 01

**

Pintu kamar rawat terbuka menampakan Jaemin berjalan masuk dengan kedua tangan dimasukan kedalam saku celana. Ia tersenyum ramah mendapati Lea diatas bangsal terkulai lemah dengan tv menyala.

Rangakain bunga mawar berwarna biru ia taruh didalam vas bunga diatas nakas, mengeluarkan bunga sebelumnya yang sudah layu menghitam.

"Assalamualaikum cantik" sapanya menunjukan senyuman ringan membuat gadis itu tersenyum tipis melihatnya, "makan dulu ya cantik" Lea mengangguk kini membiarkan senderan kepalanya dinaikan sedikit oleh Jaemin.

Pemuda tampan itu mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya, "masakan bunda" ujarnya lagi-lagi masih dengan senyuman ringan menemani wajahnya.

Kotak makan berwarna biru terbuka menampakan nasi putih hangat lengkap dengan daging rendang empuk kesukaan Lea. Gadis itu tersenyum sumringah, beberapa kali bertepuk tangan senang membuat Jaemin terkekeh melihatnya.

"Ayo buka mulutnya" Jaemin menyodorkan sesendok nasi membuat Lea membuka kecil mulutnya, "enak?" Lea mengangguk tersenyum kecil membuat Jaemin ikut tersenyum melihatnya.

Suapan terakhir sudah Lea telan, "habis, mulai bagus makannya" gumam Jaemin bangga menatap berbinar pada Lea yang kini tersenyum tipis diatas kasurnya.

"Besok aku gabisa datang lagi, gapapa?" Jaemin mengerjap mencoba tersenyum meski lagi-lagi ia kecewa, "iya gapapa" balasnya sembari memasukan kembali kotak makan kedalam tas ransel hitamnya.

Lea memegang kuat lengan hangat Jaemin dengan lengannya yang sudah dingin seperti air es, "maaf" ujar gadis itu menunduk.

Jaemin tersenyum hangat mengelus lembut punggung tangan Lea, "gapapa ya gausah minta maaf, aku ngerti kok" Jaemin menarik nafasnya berusaha menahan dadanya yang perlahan mulai sesak.

"Sekarang kamu tidur, udah malem" Lea menggeleng membuat Jaemin menghela nafas panjang, "tidur ya, udah malem"

"Aku mau sembuh Jaem, bisa ga?" Sontak pertanyaan itu membuat Jaemin mengerjap, membuang muka kesembarang arah memirkan jawaban yang tak akan melukai perasaan gadisnya yang tengah berbaring lemah diatas bangsalnya.

"Jaem, kok ga jawab? Gabisa yah?"

"Jangan ngomong kaya gitu, pasti bisa semangat ya aku selalu ada buat kamu" Lea tersenyum manis membuat Jaemin menatap berbinar pada gadis itu, "sekarang tidur ya" Lea mengangguk kini membiarkan senderan kasur pada kepalanya kembali diturunkan oleh Jaemin.

"Selamat malam cantik" satu kecupan mendarat pada dahi Lea, "mimpi indah, jangan lupa berdoa" Lea mengangguk kemudian perlahan matanya tertutup rapat dengan bagian kaki hingga lehernya yang terbalut selimut.


**

Suara langkah kaki yang begitu terburu membuat Mark menoleh, pemuda itu tengah melatih kembali vokalnya untuk festival besok di daerah Asia Afrika.

Jaemin nampak terengah berdiri diambang pintu, kakinya kini ia tekuk dengan kedua tangan bertumpu diatas lutut.

Mark menarik sebotol air mineral diatas meja kecil, melemparnya kearah Jaemin yang kemudian secara cekatan tertangkap oleh pemuda tampan itu.

"Dari rumah sakit?" Jaemin mengangguk dengan nafasnya yang mulai kembali normal, "gimana kondisinya?" Tanya Mark lagi setelah kini keduany duduk bersampingan dipojok ruang latihan.

Jaemin mengerjap mendapati pantulan dirinya sendiri didepan cermin dihadapannya, "gua fikir belum ada perubahan" ia menunduk menghela nafas panjang hingga bahunya terlihat ikut naik.

my destiny :: Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang