O2

24 5 2
                                    

jaemin merenggangkan otot-otot jarinya, bersiap dibelakang piano kebangganya untuk memainkan satu lagu yang sudah ia persiapkan.

suara sorak sorai penonton membuat Jaemin semangat, bahkan pemuda itu kini menarik ujung bibirnya membentuk lengkungan manis.

"Jaemin, sudah siap?" tanya kak Laura selaku MC acara. Jaemin menganngguk kini menghela nafas dengan bersemangat. "silakan ini dia Jaemin, rive flows in you" seru kak Laura diiringi dengan tepuk tangan meriah para penonton.

meski diiringi dengan senyuman manis , namun suara yang diciptakan dari setiap not itu benar-benar memilukan. member lain berdiri disisi panggung, tersenyum ringan memerhatikan permainan musik Jaemin.

"anak ini, benar-benar hebat sekali" ujar Mark tiba-tiba, pemuda itu tersenyum bangga sembari bertepuk tangan kecil mengapresiasi pertunjukan Jaemin.

Jeno yang melihatnya ikut tersenyum senang, "gasalah gua milih dia buat jagain Lea" sahut Jeno ikut bertepuk tangan.

seseorang merangkul mereka berdua. karena tubuhnya yang lebih mungil itu dia harus sedikit berjinjit, "gua bener-bener berdoa sama tuhan, semoga keajaiban datang buat dia" sambung Renjun tersenyum ringan menatap bergantian pada Mark, Jeno juga Jaemin.

Jaemin berdiri dibelakang pianonya, merunduk hormat menyelesaikan penampilannya. suara tepuk tangan riuh memenuhi studio, benar-benar sangat ramai.

kak Laura kembali naik keatas panggung, ikut bertepuk tangan bahkan ia memberi high five pada Jaemin.

"gila keren banget parah, tepuk tangan sekali lagi dong buat Jaemin" suara tepuk tangan kini semakin meriah, membuat Jaemin tersenyum bangga bahkan hampir mengeluarkan air mata.

tatapan pemuda itu kini beralih pada kamera, tersenyum bangga penuh arti seperti sedang menujukan senyuman itu kepada orang yang sangat spesial.

kak Laura menyodorkan Microphone pada Jaemin, membiarkan pemuda tampan itu menyampaikan sepatah dua patah kata.

"okeh, emm selamat pagi semuanya" buka Jaemin mengawali kalimatnya.

"pagiii" jawab para penonton dengan begitu semangatnya. bahkan hanya hal kecil itu saja, sudah dapat membuat Jaemin tertawa gemas.

"emm.. kalo gua bilang ni lagu sebenernya buat tunangan gua, ada yang ga setuju?" semua diam, kini studio begitu hening. Jaemin tersenyum miring memerhatikan sekeliling, hanya karena itu saja sudah membuat seisi studio hening.

Jaemin terkikik geli mencoba memecah keheningan, "bercanda, ini juga untuk kalian" ujar Jaemin membuat satu studio kembali ricuh seperti semula.

"gua gaakan banyak omong sih, karena masih banyak lagu yang mau kita kasih buat kalian. Guys lets go up, lets give them a great show"


**

Kini Lea hanya sendirian didalam kamar rawatnya, suster Yoona izin keluar karena masih ada pasien yang lain yang harus ia urus. matanya begitu fokus pada layar kaca, tersenyum tipis menonton Jaemin dengan band nya menyanyikan lagu favorite Lea. iya, my first and last, Lea sangat suka sama lagu itu.

Dulu sebelum operasinya gagal, Lea tidak pernah absen untuk menonton Jaemin manggung. Dia senang saat Jaemin tersenyum saat mendapati dirinya berada didalam keramaian. Dia senang saat Jaemin mengajak penonton lain berdoa untuk kesembuhannya.

Terkadang Lea pernah berfikir, siapa yang akan beruntung mendapatkan Jaemin setelah dia? Apakah dia berhasil selamat atau tidak? Apakah cinta Jaemin berikutnya adalah anaknya sendiri, dari rahim Lea yang akhirnya harus mengakhiri hidupnya.

"Apasih" gumamnya membuang semua fikiran negatif yang bersarang diotaknya. Ia kembali fokus menonton penampilan Jaemin dengan bandnya, sesekali ikut tersenyum saat Jaemin bernyayi sembari melirik kamera, tak lupa senyuman manis mengiringinya.

Tak jarang Lea tertawa kecil saat gurauan juga suara tawa Mark terdengar. Suara tawa Mark itu bagaikan candu semua orang. meski terkadang bisa dibilang annoying , namun jika dia tidak tertawa diatas stage rasanya gurauan yang dikeluarkan anak band akan hambar.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 12 siang, penampilan harus segera berakhir karena waktu juga sudah selesai. Semua member melambaikan tangan kepada seisi studio, sampai akhirnya turun dari stage.

Rangga menghampiri mereka bertujuh. Memberi high five bergantian pada para member, kemudian merangkul Jaemin juga Jeno menuju ruang istirahat. Diikuti member lain disamping kiri dan kanan.

"Jaem, Krystal datang" bisik Rangga menahan Jaemin didepan pintu masuk. Jaemin menoleh kedalam. Benar saja, ada Krystal yang tengah berbincang ringan dengan Laura disalah satu sofa.

Ujung bibir pemuda itu terangkat kecil, "gapapa kang, udah ayo" ujarnya kemudian memasuki pintu masuk duluan, meninggalkan Rangga yang masih harus merapikan panggung.

"Teh" panggil Jaemin "ayo pulang" pemuda itu melangkah panjang setelah menyambar kunci mobilnya diatas meja kaca.

Krystal berpamitan dengan Laura, kemudian berlari kecil menyusul Jaemin yang kini sosoknya sudah berada diluar ruang istirahat.

"Gausah buru-buru gitu" ujar Krystal berusaha menyamakan langkahnya dengan Jaemin. Jaemin hanya fokus kedepan, lebih baik tidak menjawab daripada membentak tetehnya sendiri.

Krystal mengedikan bahu kembali diam hanya mengikuti langkah Jaemin. Mungkin Jaemin memang sedang mau bertemu dengan Lea, makannya dia sangat terburu-buru.


***

"Mau jalan-jalan ga?" Tanya Jaemin, "sekitaran rumah sakit aja tapi ya" Lea mengangguk sumringah membuat Jaemin dengan semangat langsung menarik kursi roda yang berada disebelah bangsal.

Gadis cantik itu Jaemin gendong beridal style, mendudukannya diatas kursi roda. "Siap cantik?" Lea lagi-lagi mengangguk membuat Jaemin akhirnya mendorong perlahan kursi roda yang dinaiki Lea.

Lea paling suka jika sudah dibawa ketaman, melihat bunga juga kupu-kupu kecil yang ada disana.

"Seneng?" Tanya Jaemin membuat Lea mengangguk senang sembari memerhatikan sekitar taman. Gadis itu tertawa senang saat melihat kupu-kupu cantik berterbangan mengelilinginya, "kupu-kupunya kalah cantik sama cantik" Jaemin mencubit pelan pipi Lea, "tetep cantikan kamu"

"Apasih Jaem" sahut Lea malu-malu membuat Jaemin tertawa gemas.

"Habis ini mau kemana lagi?" Lea nampak berfikir, sebenarnya tidak tahu mau kemana. Dia hanya bisa berputar-putar diarea rumah sakit, dibatasi dari kamarnya hingga taman, selainnya tidak boleh.

Entah kenapa, mendadak moodnya turun dengan drastis. Senyuman yang awalnya menghiasi wajah cantik itu, kian luntur berganti dengan ekspresi murung. Jaemin yang menyadari perubahan mood pada Lea segera menarik gadis itu kedalam dekapannya, "gapapa ya" ujar Jaemin sembari mengelus punggung gadis itu.

"Jaem, kira-kira siapa yang nanti bakal beruntung dapetin kamu setelah aku"

"Jangan ngomong kaya gitu ah, kamu pasti bisa sembuh. Sekalinya ada pasti itu anak aku sendiri, dari kamu bukan dari yang lain" balas Jaemin yang tidak sama sekali membuat mood Lea kembali naik. Fikiran negatifnya menyerang, tidak dapat berfikir dengan positif dan kini hanya bisa meneteskan air mata perlahan.

"Udah ya jangan mikir kaya gitu, mau istirahat?" Jaemin melepas Lea dari pelukannya, kini menatap dalam netra hitam pekat milih gadis cantik dihadapannya.

"Cantik tidur yah"




























TBC

~|'
Aaa yaampun udah lama banget ga upp ini
Jangan lupa votment nya yaa
Tqq all^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my destiny :: Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang