Chapter 1

10 0 0
                                    

Pagi ini di sebuah mansion terdapat gadis yang tengah merengek pada ibunya, yaps siapa lagi kalo bukan Ayarra. Arra tengah merengek pada sang bunda agar di izinkan sekolah di sekolah umum. Arra berada di dapur menemui sang bunda.

"Bun boleh ya Arra pengen sekolah kek abang" ucap Arra pada sang bunda.

"Tanya ayah gih di bolehin apa nggak" jawab Ranes a.k.a bunda Arra yang sudah jengah dengan tingkah sang putri.

Setelah mendengar jawaban tersebut Arra langsung berlalu dari dapur ke ruang tengah untuk menemui sang ayah. Saat ini Rafli a.k.a ayah Arra sedang menonton tv. Arra datang dan langsung duduk dipangkuan sang ayah sambil memeluk leher ayahnya.

"Adeg kenapa hmm.."tanya Rafli kepada putrinya.

"Adeg mau sekolah kek sekolahnya abang" ucap Arra sambil membenamkan kepalanya di ceruk leher sang ayah.

"Kenapa kok tiba-tiba, adeg bosen homeschooling?" tanya Ayahnya.

"Adeg kan udah homeschooling dari sd, sekarangkan udah mau masuk SMA ayah,adeg pengen punya temen kek abang " jawab Arra sambil menunduk. 

"Kan ada ayah, bunda, bang Gara, bang Regan bik imah, mang dadang sma yang lain, emang bukan temen ya" ucap ayahnya.

"Tapi yah adeg juga pengen punya temen yang bisa diajak hangout bareng, boleh ya yah"sambil masang wajah imut.
"Huftt kamu tau ayah gak bisa nolak permintaan prinsess nya ayah" ucap sang ayah.

"Boleh.. .Gak Boleh"ucapan Arra terpotong oleh suara dingin seseorang, yaps dia Regan abang pertama Arra orang yang sangat posesif terhadap Arra. Entah dari mana Regan datang.

"Sekolah ditempat umum itu bahaya abang gak mau kejadian dulu ke ulang lagi" lanjut sang abang.

"Tapi ...tapi kan Adeg udah gede bang" jawab Arra sambil menunduk dengan nada yang terdengar bergetar, karena menahan tangis, lebih tepatnya menangis.

Regan menghela nafas dan mendekat duduk disamping ayahnya dan mengambil alih Arra yang masih menangis untuk duduk di pangkuan nya.

"Hei baby..dengerin abang, bukan abang gak ngijinin kamu buat sekolah umum " ucap Regan sambil kedua tangan nya menangkup pipi sang adik dan menghapus air mata adiknya dengan ibu jari sambil menjeda ucapan nya

"Abang cuman gak mau kamu kenapa-napa" lanjut Regan.

"Adeg janji gak akan kenapa-napa, terus di dekat bang Gara" ucap Arra antusias.

Melihat keantusiasan  adiknya membuat Regan menoleh kearah sang ayah. ayahnya yang melihat hanya memberikan respon anggukan kepala.Mendapat respon tersebut mau tidak mau Regan mengiyakan permintaan sang adik. Mendapati dia di perbolehkan sekolah umum Arra memeluk dan mencium abangnya, membuat Regan mengembangkan senyumnya. Ayahnya yang melihat itu langsung berkata.

"Jadi gak mau cium sama peluk ayah nih" ucap ayahnya dengan nada pura-pura sedih. Arra langsung berhamburan kepelukan ayahnya
"Makasih ayah" ucap Arra.

Maaf kalo banyak tipo.

ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang