Prolog

41 6 2
                                    


Suara riuh memenuhi lingkungan tersebut, banyak siswa siswi terduduk manis seraya menikmati makanan kantin disertai dengan obrolan mereka yang menarik. Belum lagi yang mengantri dan berlalu lalang di sekitarnya membuat kantin sekolah menengah atas ini terlihat ramai. Seragam khas sekolah tersebut melekat di tubuh setiap murid yang membuat mereka terlihat cantik dan tampan.

Seorang gadis cantik dengan model rambut pendek lurus terurai berwarna cokelat gelap itu berjalan, dan mata indahnya yang berwarna cokelat melirik sekitar mencari bangku kosong untuk ditempatinya bersama teman - temannya. Seperti biasa kantin sekolah terlihat begitu ramai seperti hari biasanya.

"Nah, disitu aja Zal.." ucap seorang gadis manis dengan kulit sawo matang menunjuk ke arah meja dan bangku kosong di sebelah pojok.

"Cepet ayok! Udah laper!" ucap gadis di belakang dengan postur tubuh pendek namun terlihat sangat imut, belum lagi kacamata kotak berwarna bening bertengger dengan indah di hidungnya.

Disinilah tiga gadis ini duduk dengan santai seraya menikmati makanan kantin, disertai dengan ocehan Viola si pendek imut namun cerewet dan Abel si manis berkulit sawo matang yang penampilannya sedikit tomboy. Ya, mereka berdua adalah teman Zalea selama sekolah disini. Zalea berteman baik dengan Viola dan Abel, dan tak terasa mereka sudah berteman selama dua setengah tahun lamanya.

"Eh si ganteng liat kesini tuh! dia liatain kita guys" ucap Viola yang sedari tadi tidak berhenti berbicara, tidak usah heran lagi jika bibir Viola tak pernah berhenti berbicara karena menurut Zalea dan Abel hobi temannya itu adalah berbicara.

"Dia jalan ke arah sini dong!!!" Viola terlihat sangat histeris melihat most wanted sekolah yang berjalan ke arah tempat mereka, belum lagi seluruh kantin yang menatap pergerakan laki - laki tampan tersebut. Dengan dinginnya laki - laki tersebut melangkahkan kakinya dan duduk di sebelah Zalea masih dengan wajah dingin ia terduduk di satu kursi panjang yang di duduki olehnya dan Zalea kekasihnya.

"Z-al.." Viola terlihat membeku dan bibirnya terbuka lebar, yang awalnya berteriak histeris menjadi berubah membeku melihat siapa yang datang untuk duduk di meja mereka. Sedangkan mata Abel membesar dan melotot menatap ke arah Zalea, ia begitu bingung kenapa tiba - tiba si most wanted di sekolah  duduk di sebelah Zalea temannya. Tidak seperti biasanya laki - laki itu bergabung dengan orang lain, karena laki - laki itu selalu terlihat sendiri dan tak pernah sekalipun ke kantin bersama temannya, dan kemana pun laki - laki itu selalu terlihat sendiri, entah karena tidak punya teman atau bagaimana.

"Agam.." Zalea menyebut nama laki - laki tampan itu dengan lirih dan menunduk malu, seketika Zalea merasa malu menjadi pusat perhatian di kantin sekolah. Masalahnya, tak seorang pun tahu bahwa Agam dan dirinya memiliki suatu hubungan sejak dua hari yang lalu. Ya, sekarang Agam adalah kekasihnya.

"Nanti pulang bareng, tunggu di parkiran" ucap Agam dingin dan segera beranjak dari duduknya, ia pergi begitu saja dan duduk di tempat yang kosong sendiri. Seluruh kantin ribut dengan berbagai asumsi mereka setelah kejadian Agam si most wanted dan Zalea yang menjadi tontonan seluruh kantin.

Zalea masih menunduk malu, dengan berani ia mengangkat wajahnya dan langsung bertatapan dengan kedua temannya yang masih membeku di tempat.

"J-jadi?" Viola berusaha menormalkan dirinya setelah kepergian Agam, di kepalanya sudah timbul berbagai pertanyaan untuk Zalea. Sedangkan Abel sudah berasumsi terlebih dahulu karena ia sangat yakin bahwa temannya ini ada hubungan tertentu dengan Agam.

Gengsi TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang