~ |1| ~

33 5 3
                                    

     Pagi yang begitu cerah, secerah hati seorang gadis yang tengah berdiri didepan cermin untuk memperhatikan penampilannya. Gadis cantik itu sudah rapi dan lengkap dengan seragam sekolah yang tertempel name tag bertuliskan Zalea Arlasya. Belakangan ini Zalea selalu merasa senang, hari - harinya ia jalani dengan senyuman entah karena apa, yang jelas hatinya berbunga bunga.
Setelah merasa sudah terlihat rapi di cermin, ia segera pergi keluar kamar untuk menemui perempuan cantik yang sangat di cintainya.

"Selamat pagi mama boss..!!" sapa Zalea dengan semangat, ia sudah melihat perempuan cantik berumur 35 tahun itu sedang mengoles selai ke permukaan roti.

"Pagi Queen-nya mama..!!" sapanya tak kalah semangat. Perempuan cantik itu juga sudah terlihat rapi sama seperti Zalea bedanya perempuan cantik itu menggunakan seragam kantoran. Ya.. Perempuan itu adalah Mama Zalea yang cantik dan masih terlihat sangat muda Alika Varasya, bahkan nama nya saja sudah terdengar sangat cantik.

"Queen, pulang sekolah kamu bisa panasin lagi makanannya ya sayang.. Nanti mama pulang sore.."

"Oh ya, nanti bisa belanja bahan dapur? Kayaknya udah pada abis semua"

"Siap mama boss..!! Nanti sekalian Queen mau beli sesuatu" Zalea menjawab perintah Alika dengan tangan hormat di samping kepalanya.

Ting..

Tak lama berikutnya bunyi ponsel Zalea terdengar, dengan cepat ia melihat siapa yang mengiriminya pesan.

"Ck..!" Zalea berdecak kesal seraya membalas pesan dari kekasihnya itu, entah mengapa Agam tak pernah mau mampir ke dalam rumahnya, selalu saja menunggu di depan rumah Zalea. Padahal mereka sudah menjalani hubungan ini tiga minggu lamanya, namun tak pernah sekali pun Agam mau mampir ke rumahnya.

"Kenapa? Disuruh masuk dulu aja Queen, di ajak sarapan bareng. Kasian lho nunggu lama di luar" Alika tahu apa yang membuat putri kesayangannya berdecak kesal, siapa lagi jika bukan laki - laki tampan yang selalu di ceritakan oleh putrinya. Padahal baru kemarin rasanya putrinya ini berada di gendongan-nya bermanja manja, sekarang sudah berbeda menjadi gadis cantik dan dewasa. Dan ini adalah kali pertama dirinya mengetahui Zalea berpacaran, mungkin memang benar ini pertama kali putrinya itu berpacaran karena Zalea adalah tipe orang yang selalu terbuka dan selalu menceritakan hari - harinya pada Alika.

"Agam gak mau ma.." seketika pergerakan Zalea sangat cepat karena ada seseorang yang menunggunya di depan rumah. Setelah selesai ia segera bangkit lalu mengecup pipi mamanya.

"Queen berangkat deh..! Mama boss gak boleh capek - capek ya..!"

"Eits.! Nih untuk Agam" Alika menahan Zalea yang akan segera pergi, lalu memberikan kotak makan yang dapat dilihat dari luar isinya adalah roti isi selai. Zalea tersenyum menerima kotak makan yang diberikan Alika.

"See you mama boss..!"

"See you Queen - nya mama..!" Alika tersenyum melihat kepergian putrinya. Tidak ingin berlama - lama Alika segera menyelesaikan sarapannya agar cepat sampai kantor.

•••

Zalea membuka pintu gerbang rumahnya dan keluar dengan tergesa gesa karena disana sudah terlihat Agam bersandar di body mobil seraya memainkan ponsel. Siapa pun yang melihat pemandangan ini pasti akan terkagum kagum, tentu saja kagum bagaimana tidak jika ada sosok tampan yang bersandar dengan posisi seperti itu dengan menggunakan seragam sekolah.

"Maaf lama ya?"

"Engga.. Yuk!" Agam memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, lalu mengacak pelan rambut Zalea yang terurai.

"Ih..! Rambut aku jadi rusak nih..!!"

"Toh kamu suka, pipi aja sampai merah"

Zalea mendengus kesal dan berjalan masuk ke dalam mobil seraya menghentak hentakan kakinya.

Gengsi TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang