~ | 3 | ~

23 6 0
                                    

Kring...

Bel berbunyi pertanda jam sekolah sudah usai, seluruh murid - murid membereskan buku mereka dan menghambur keluar untuk segera pulang. Jam yang di tunggu semua murid ini akhirnya datang, siapa sih yang tidak ingin segera pulang ke rumah masing - masing untuk segera rebahan?

Agam sedang berdiri di area parkiran sedang menunggu seseorang. Siapa lagi jika bukan kekasihnya yang cantik, tak lama Agam melihat Zalea berjalan ke arah parkiran. Namun, ada seseorang yang merangkul pundak kekasihnya itu, bukan Viola atau Abel. Tetapi seorang laki - laki yang cukup tampan, dan laki - laki itu adalah Kevin. Agam tahu orang itu karena mereka mengikuti ekstra yang sama yaitu ekstra basket. Selain Agam, laki - laki itu cukup terkenal di sekolah dan cukup banyak yang menyukainya.

Apa apaan itu? Kekasihnya di rangkul oleh Kevin?

Tak lama kemudian Zalea menghampiri Agam yang berdiri menatapnya. Kevin melepas rangkulannya sejak tadi karena ia berjalan ke arah gerbang sekolah, bukan parkiran.

"Lama hm?"

"Ngomong apa sama Kevin?" Agam tak tertarik dengan pertanyaan Zalea yang bertanya lama atau tidak dirinya menunggu ,Selama apapun itu Agam akan menunggu. Langsung saja Agam bertanya tentang Kevin.

"Oh.. Besok tanggal merah, kita mau kerja kelompok" Zalea menjelaskan seraya berjalan beriringan ke arah mobil Agam terparkir.

"Jadi mau di cancel jalan - jalannya?" Agam bertanya, pasalnya besok mereka berdua sudah merencanakan akan pergi jalan - jalan.

"Jadi kok.. Aku kerja kelompok sore jam empat. Habis jalan - jalan aku bisa langsung kerja kelompok. Gimana?"

"Kamu kerja kelompok aja, kita bisa jalan - jalan lain kali mungkin?" bagaimana mungkin Agam bisa membiarkan kekasihnya kelelahan karena jalan - jalan bersamanya lalu ditambah kerja kelompok bersama temannya. Lebih baik Agam membatalkan saja rencana mereka.

"Ish..! Aku gak bakal capek gara - gara jalan sama kamu plus kerja kelompok" Zalea seakan tahu dengan Agam yang khawatir padanya pun tetap pada keputusannya yang akan melaksanakan kedua plan tersebut.

"Aku nggak peduli kamu capek atau engga. Besok aku juga sibuk" bohong Agam, sebenarnya besok Agam tidak sibuk sama sekali. Mungkin ia bisa menyibukkan diri untuk rebahan besok.

"Terserah..!" Zalea kesal mendengar ucapan kekasihnya yang katanya tidak peduli dengannya. Kini Zalea merasa kesal dan dalam mode ngambek.

Dalam perjalanan pulang hanya ada keheningan di dalam mobil. Zalea hanya terdiam sedari tadi, tak seperti biasanya dan itu membuat Agam bingung. Ingin sekali Agam menggenggam tangan kekasihnya yang berada di atas paha, langsung saja ia meraih tangan cantik itu dan menggenggamnya. Namun belum beberapa detik Zalea sudah melepaskannya paksa, akhirnya Agam mengerti sekarang jika kekasihnya itu sedang ngambek. Ingin rasanya Agam tertawa melihat itu, kekasihnya terlihat imut jika sedang begini.

"Lea.." panggil Agam dengan suara lembut, siapapun yang mendengar suara Agam pasti akan merasa terbang. Zalea masih tetap terdiam tidak menjawab panggilan Agam.

"Lea.." panggil Agam lagi masih dengan suara lembut. Tetapi masih tidak ada jawaban dari kekasihnya itu.

"Lea.." ini yang ketiga kalinya, namun tak ada jawaban juga. Zalea asik menatap keluar jendela tanpa mendengar panggilan Agam. Hingga mereka sampai di depan rumah Zalea yang berukuran sedang namun mewah.

"Aku mau masuk sekarang.. Kamu hati - hati di jalan" ucap Zalea datar seraya membuka pintu mobil lalu keluar. Namun Zalea masih berdiri menunggu sampai mobil Agam benar - benar hilang dari pandangannya.
Jika sudah begini, Agam hanya bisa membuang nafasnya dengan kasar.

Gengsi TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang