9 (Sembilan)

9.3K 129 5
                                    

Halooo semuanya, maaf karena sudah lama tidak update

Follow: _hydragea

Happy reading
-----------------------------

Matahari pagi menyinari kamar yang bernuansa maskulin tersebut, dan sepasang manusia tidur sambil berpelukan.
Madoka perlahan membuka matanya, dan berusaha mengumpulkan kesadarannya dan terlihatlah sosok sang majikan yang masih memejamkan matanya sambil memeluk pinggangnya.
Madoka menatap sejenak pria di sebelahnya ini.
"Sudah puas melihat ketampananku? Ucap leon yang masih memejamkan matanya
Madoka yang kaget perlahan mendudukkan dirinya dan merutuki kebodohannya
"Sial, ternyata dia sudah bangun" batin madoka
"Emm, tuan sudah bangun? Ucap madoka pelan
"Sudah, sejak sebelum kamu diam-diam mengamati wajahku" ucap leon
"Kenapa tidak membangunkanku, tuan? Kalau tuan sudah bangun daritadi" madoka
"Karena aku masih ingin melihat wajah tidurmu" leon
"Saya harus bekerja, tuan" madoka, sambil melihat tubuhnya yang polos tanpa pakaian
"Pakailah ini" leon, sambil memberikan kemeja hitam milik leon
Madoka mengangguk, lalu mengambil dan langsung memakainya kemeja tersebut.
Saat madoka beranjak dari tempat tidur leon, madoka merasakan nyeri di area kewanitaannya.
"Uuhhh" madoka, sambil berjalan tertatih.
Leon yang melihatnya lalu mengambil celananya dan memakainya lalu tanpa aba-aba menggendong madoka ala bridal.
Madoka yang kaget lalu mengalungkan tangannya ke leher leon.
"Apakah, sakit? Leon
"I...iya" madoka
"Selanjutnya aku, akan lebih lembut" leon
"Selanjutnya? Tidak akan" batin madoka
"Tidak, ini yang terakhir" ucap madoka lirih
Leon yang mendengarnya pun menaikkan satu alisnya, pertanda ingin meminta penjelasan
Madoka yang mengerti maksud tuannya pun berkata.
"Bukankan diluar sana banyak wanita yang ingin menjadi teman tidur anda, tuan? Madoka
"Tapi aku hanya ingin kau, madoka linus" ucap leon dengan senyum devilnya.
Madoka yang mendengarnya hanya menelan ludah saking tidak bisa membalas perkataan tuannya.
Leon mendudukkan madoka di wastafel dikamar mandinya.
"Emm, terimakasih tuan...tuan boleh beraktifitas kembali" madoka
"Mengusirku?" Leon
Madoka hanya bisa diam, lalu leon mengecup bibir merah muda madoka sekilas.
"Kau mandilah, tapi jangan lama-lama karena aku akan mengajakmu jalan-jalan" ucap leon lalu beranjak pergi meninggalkan madoka yang diam mematung, mencerna ucapan leon.
"Sial, kalau tidak melihat madoka kesakitan tadi mungkin aku masih ingin menggempurnya lagi pagi ini! Seksi sekali wanitaku" batin leon

------------------

Setelah beberapa lama, madoka keluar dengan pakaian santai tapi tidak mengurangi kecantikannya.
Sedangkan leon menunggu dimeja makan untuk sarapan, pagi ini leon menyiapkan sendiri sarapannya karena tahu madoka masih sakit setelah semalam bermain bersamanya.
"Tuan sudah sarapan? Lirik madoka Sambil melihat leon mengoles selai coklat ke roti yang dipegangnya.
"Sudah, ini untukmu sambil ingin menyuapi madoka dengan roti yang dipegangnya.
Tapi saat madoka ingin mengambil alih roti tersebut, leon menjauhkan rotinya dari tangan madoka.
"Aku akan menyuapimu" ucap leon santai
Dengan pasrah madoka membuka mulutnya saat leon menyuapinya dengan telaten.
Setelah sarapan leon mengajak madoka jalan-jalan karena selama di jepang madoka tidak pernah jalan-jalan kecuali berbelanja tentunya.
"Kita akan kemana, tuan? Madoka
"Kau akan mengetahuinya nanti" leon
Madoka pun mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Dalam perjalanan hanya ada keheningan dari mereka berdua kecuali lagu yang diputar dimobil sport milik leon.

------------------

Mereka sampai di sebuah museum edo-tokyo, entah kenapa leon ingin menunjukkan museum ini kepada madoka, mungkin karena dulu leon kecil sering diajak jalan-jalan oleh kedua orangtuanya ke museum ini, membuat leon ingin memperlihatkan kenangan kecilnya kepada madoka.
Mungkin karena kedua orang tua leon ingin memberikan kenangan sekaligus pengetahuan kepada anak laki-lakinya tersebut.

the ceo's love for a maidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang