7 (Ketujuh)

15.6K 214 11
                                    

Haeeeee, aku balik lagi setelah sekian lama...because aku udah lepas dari masa training nih 😄

Yaaahhhh, mungkin aku bakal sering up tp liat" sikon dulu ya gaesss

Langsung aja yuk, happy reading 😍

Madoka bangun lebih pagi dari kamar majikannya, ia memperhatikan sekeliling sambil mengerjabkan matanya, perlahan ia menyibakkan selimut yang membungkus kulit tubuhnya lalu turun dari ranjang majikannya. Ia tidak terlalu memperhatikan majikannya yang masih terlelap di alam mimpi. Sampai dikamar ia segera masuk ke kamar mandi dan berendam air hangat karena ia perlu merilekskan pikirannya yang sudah bercabang hingga kemana-mana.

Hiks....hiks, "aku seperti orang bodoh kalau seperti ini terus" isak madoka.
Lalu beranjak keluar dari kamar mandi mempersiapkan sarapan untuk leon.

Setelah selesai membuat sarapan untuk leon, madoka kembali ke atas untuk memanggil leon untuk sarapan. Dibukanya pintu kamar leon dan menampilkan leon yang sudah rapi tapi belum memakai dasinya.
Leon tersenyum melihat madoka, deg...itu membuat jantung madoka berpacu lebih cepat dari sebelumnya.
"Sangat tampan" batin madoka
"Apa yang aku pikirkan?" batin madoka lagi
"Emm....sarapan sudah siap tuan" kata madoka lalu berbalik akan keluar dari kamar sang majikan, tetapi belum sempat ia membuka pintu kamar tersebut lengan madoka sudah di cekal oleh tangan leon.
"Tunggu, pakaikan dasiku dulu...sayang" kata leon lembut.
Madoka hanya mengangguk, lalu memakaikan dasinya.

"Aku suka wangimu, membuatku candu setiap saat bahkan aku ingin mengurungmu di kamarku seharian" ucap leon dengan tenang
Akan tetapi madoka hanya diam tanpa ingin membalas ucapan gila majikannya tersebut.

"Aku suka wangimu, membuatku candu setiap saat bahkan aku ingin mengurungmu di kamarku seharian" ucap leon dengan tenangAkan tetapi madoka hanya diam tanpa ingin membalas ucapan gila majikannya tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selesai, tuan" ucap madoka sambil merapikan dasinya agar terlihat rapi.
"Jangan memanggilku tuan" ucap leon penuh penekanan sambil memeluk madoka. Madoka pun langsung menahan dada leon.
"Kenapa? Hmm" leon sambil menempelkan dahinya ke dahi madoka
"Sarapanmu sudah siap, turunlah" ucap madoka sambil menarik dahinya dan melepaskan pelukan leon.
Mereka pun turun bersamaan untuk sarapan bersama karena leon yang memaksanya.

-----

Hari-hari madoka diisi kegiatan seperti biasa, bersih-bersih sana-sini di mansion yang sangat indah tersebut. Sedangkan leon disibukkan dengan kerjaan yang menumpuk tetapi sesekali ia menelfon madoka untuk mengetahui kegiatan apa yang dilakukan wanitanya tersebut.

"Kenapa setiap saat, leon menelfon? Gumam madoka sambil mengecek bahan makanan di lemari es.
Setelah mengecek bahan makanan akam habis, ia segera bersiap untuk berbelanja.

Setelah sampai di pusat perbelanjaan ia melihat daftar belanjaan yang dibuatnya, dan mencari apa yang mau dibeli di pusat perbelanjaan tanpa melihat kedepan madoka menabrak seorang pria tampan
"Maafkan aku" ucap madoka sambil mengembalikan barang pria tadi yang berjatuhan dengan rasa bersalah.
"Tidak apa-apa" ucap pria tersebut sambil tersenyum.
Lalu madoka pun ikut tersenyum, lalu ia pun berlalu untuk melanjutkan belanjanya.
"Cantik sekali, semoga kita bertemu lagi" ucap pria tadi saat madoka sudah pergi dari hadapannya.
Saat tengah memilih bahan makanan ia melihat leon dengan seorang wanita yang cantik dan seksi usianya terbilang masih muda.
Entah kenapa hatinya sakit melihat leon dengan wanita tersebut tapi madoka selalu mensugestikan pikirannya agar masa bodoh dengan itu semua.
"Sekali bajingan memang tetap bajingan" ucap lirih madoka.
Manik mata madoka bertemu dengan manik mata leon dan leon terlihat kaget melihat madoka, tetapi madoka lalu mengalihkan pandangannya kearah lain. Lalu secepatnya ia pergi dari sana untuk pulang karena hari sudah petang.
Di sisi lain leon terus memperhatikan madoka hingga punggung madoka hilang dari pandangannya.

-----

Madoka sudah sampai di mansion leon, lalu menaruh belanjaannya di meja dapur.
"Nanti saja menatanya, aku capek" monolog Madoka
Lalu duduk dikursi dekat kolam renang, tanpa di sadari leon sudah berdiri di dekatnya.
"Memikirkan apa? Tanya leon yang membuat madoka menoleh kepadanya.
Tetapi madoka hanya diam lalu pergi melewati leon begitu saja.
Melihat itu leon diam lalu mengikuti madoka dibelakangnya.
"Sudah makan? Tanya madoka
"Sudah" jawab leon
"Pasti dengan wanita tadi" batin madoka
Lalu madoka pun melangkahkan kakinya ke kamarnya karena ia sudah tidak ada nafsu untuk makan malam.
"Kamu kenapa? Sakit? Tanya leon lagi saat madoka baru berjalan beberapa langkah menuju kamarnya.
"Tidak apa-apa tuan" ucap madoka tenang
lalu pergi ke kamarnya kemudian mengunci pintu kamarnya karena ia tidak mau ada yang mengganggu terutama majikannya.

Di sisi lain leon yang sedang berada dikamarnya di buat bingung dengan ulah madoka yang semakin dingin terhadapnya.
"Apa salahku? Kenapa juga aku selalu memikirkan madoka? Ini sangat menggangguku" ucap leon sedih karena dari tadi madoka tidak mau menatap matanya. Leon hanya membolak-balikan badannya di kasur king size miliknya karena malam-malam sebelumnya ia tidur ditemani madoka tapi malam ini hanya tidur sendiri... sepertinya ia tidak bisa tidur nyenyak malam ini. Berbeda dengan Madoka yang tidur nyenyak malam ini karena tidak ada yang mengganggu dan menguras tenaganya seperti beberapa malam sebelumnya.

Mau lanjut gak nih ceritanya.

Vote dan comment yakk
Jangan lupa ya, sebagai bentuk apresiasi kalian biar author tambah semangat bikin ceritanya

Plissss 😍😘

Terimakasih

26/01/2020

the ceo's love for a maidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang