02 - KEANO?

309 191 108
                                    


Di sepanjang jalan, Zera asik mendengarkan alunan musik dari earphone yang terpasang dikedua telinganya. Ia menurunkan kaca mobil, semilir angin dingin menerpa wajahnya. Mobil yang semula melaju kencang, kini berhenti tepat di depan rumah bercat biru tosca dengan halaman kecil berhiaskan bunga warna-warni.

"Yuk turun, dah sampai" David membuka pintu mobil.

Cewek itu menurunkan koper milik nya, ia menatap sekeliling rumah tersebut. Jalan ini, benar-benar tidak asing lagi bagi nya. Jalan yang selalu Vano lewati saat mengantar Zera pulang. Alasan Vano memilih jalan ini agar terhindar dari macet, meskipun jaraknya akan sedikit jauh.

Pintu rumah terbuka lebar. Dari ambang pintu, Zera dapat melihat jelas barang-barang tertata sangat rapi di sana. Ia memasuki rumah tersebut, dan mendekati pigura berisi foto keluarga dari sang pemilik rumah. Tidak ada satupun debu yang menempel disetiap benda, benar-benar rumah yang bersih.

Rania melirik benda yang melingkar dipergelangan tangan nya, "Mama sama papa berangkat sekarang ya, takut ketinggalan kereta. Kamar kamu disebelah sana," tunjuk Rania pada ruangan berpintu coklat di dekat dapur.

Rumah ini memang kecil, lebih tepatnya minimalis. Tapi sangat pas bagi Zera.

"Kamu jaga diri baik-baik, jangan rusak barang-barang Tante Maya lho."

"Iya iya ma, tenang aja."

"Inget, kalo ada apa-apa telfon mama papa. Mama juga bakal sering telfon kamu, diangkat ya! Awas kalo nggak diangkat!"

Setelah mengecup kening putri nya, mereka berjalan menuju mobil silver yang terparkir di halaman rumah.

"Dadaaa! Hati hati!" Zera melambaikan tangan ke arah orang tua nya.

Mobil melaju kencang meninggalkan ia seorang diri, lalu Zera memutuskan untuk segera menutup pintu rumah. Dirinya mengambil sekantong plastik putih besar di meja yang berisi kan beberapa roti, es krim, dan susu kotak.

"Taruh kulkas deh."

Cewek itu berjalan menuju dapur untuk menaruh makanan dan minuman nya ke dalam kulkas.

Ia membuka pintu kulkas, "Loh? Kok.."

Zera terdiam beberapa saat, melihat sepotong ayam tepung serta sebotol pepsi yang tinggal setengah isi.

Tanpa ragu, Zera mengambil sepotong ayam dan botol itu lalu membuang nya ke tempat sampah.

"Masa Tante Maya lupa?" pikir nya, lalu ia sibuk menata makanan dan minuman nya ke dalam kulkas.

***


Sore sudah beranjak, di gantikan oleh malam. Zera menguap hendak menaruh remote, namun tanpa sengaja tangan nya menyenggol gelas berisi jus jeruk yang ada di meja.

"Yaelah pake tumpah segala! Untung gelas plastik," gerutu Zera.

Ia segera mengambil sapu pel yang ada di dekat kamar mandi dan membersihkan lantai yang terkena jus jeruk tersebut.

CKLEKK

Pintu rumah terbuka. Zera terkejut mendapati cowok ber-hoodie hitam yang kini berdiri di ambang pintu dengan helm tertutup. Cewek itu berteriak dan melempar sapu pel ke arah cowok tersebut. Melempar. Ya, dasar bodoh. Kenapa di lempar? Tentu saja cowok itu akan menghindar.

"AAAAA TOLONGGG MALINGGG MALINGGG!!" teriak Zera panik, ia mengambil bantal sofa dan melempar kan nya ke wajah cowok tersebut.

Dengan gerakan cepat cowok itu berhasil membungkam mulut cewek yang berteriak di hadapan nya. Ia menutup pintu rumah, merasa bahaya bila ada orang lain yang melihat kejadian ini.

BElieVE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang