Part ini pendek ya :D
***
Di Villa, mereka sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Hanya Vano dan Zera yang menganggur, duduk berdua menonton TV ditemani secangkir coklat panas di meja.
Zera menyandarkan bahu nya pada Vano. Cowok itu tersenyum dan mengelus pelan rambut Zera.
"Ra, lo bawa laptop nggak?" tanya Dira yang baru saja keluar dari kamar setelah mengganti kaos nya dengan piyama.
"Bawa"
"Ada film horror?"
Zera mengingat-ingat, "Kemarin sih gue download dua film, tapi belum gue tonton"
"Yuk nobar, Ra! Kan lebih seru kalo bareng!" ajak Dira bersemangat.
"Mau nobar? Hayuk lah!" sahut Zio yang datang tak di undang.
"Tunggu, gue ambil laptop dulu." Zera beranjak pergi.
"Gue ada popcorn di dapur, bentar ya!" Vano berlari menuju dapur, meninggalkan Dira dan Zio yang duduk berdua di sofa.
Tak butuh waktu lama, mereka telah berkumpul di ruang tengah. Hanya satu orang yang belum datang. Tebak siapa?
"KEANOO!!!" teriak Zera kencang.
"Panggil nama gue berarti ngefans!" sahut Keano yang baru saja datang.
Dih, najis
"Sini cuy, nobar!" ajak Zio mencomoti popcorn caramel milik Vano.
"Belum juga mulai, dah main comot aja!" Vano menonyor kepala Zio.
Zera menempelkan jari telunjuknya di bibir, membuat mereka yang melihat mengangguk paham. Cewek itu menekan tombol play. Film pun di mulai dengan pembukaan seorang gadis berjubah merah yang berjalan di tengah hutan.
Semua mulai terdiam, menonton dengan raut wajah serius. Sesekali mereka menutup mata dengan tangan, dan melihat nya dari celah jari jika mencium bau-bau jumpscare.
Keano menyipitkan matanya, "Ipin ngapain di situ?"
"Itu tuyul njir, Ipin pala lu" jawab Zio menahan tawa.
Kenapa temannya yang pintar Fisika ini terlihat bodoh saat sedang berkumpul?
"Tuh opah, aowkaowk"
"Opah tahilalat nya ilang kemana?
"Pfftt.." Vano hampir memuntahkan soda yang yang minum.
"Anjir nggak ada akhlak lo, kayak Fizi"
"Ssttt..."
Zera dan Dira menatap tajam ke arah belakang, membuat cowok-cowok itu terdiam.
Film berdurasi dua jam itu selesai dengan penutup yang sedikit mencekam. Tokoh utama tewas tertabrak becak, eh kereta. Mereka bergidik ngeri kecuali Keano.
"Hah? Gitu doang? Nggak serem," remeh Keano yang beranjak menuju dapur.
"Hoammm.." Zera menguap. Ia membawa laptop nya menuju kamar atas.
Vano bangkit dari posisi duduknya, "Tidur, besok pagi jalan-jalan," ucapnya lalu melangkahkan kaki ke kamar.
Zio mengikuti Vano dari belakang, "Naik mobil?"
"Kaki"
"Naik kaki mana ada?"
"Serah lo"
Vano menutup pintu kamar, membuat Zio yang berjalan di belakang nya menabrak pintu.
"EH WOY! UNTUNG MUKA GUE MASIH GANTENG!" teriak Zio.
Cowok itu membuka pintu kamar dan menutup nya kembali. Kedua bola mata nya tertuju pada Vano yang sedang tertawa.
BRAAKKK!!!
"EH AYAM AYAM!!" teriak Zio membuat Keano ikut terkejut.
"ANJIR, KAGET GUE!" sahut Keano dari ambang pintu.
"Apaan sih lo main dobrak pintu!" Vano melempar wajah Keano dengan bantal hingga cowok itu nyaris terjungkal.
"Heh! Berani ya lo!" Keano mengambil bantal tersebut dan melempar nya ke arah Vano. Sayangnya Vano menghindar, sehingga bantal itu melayang ke wajah Zio.
"Wah, ngajak gelut lo?!" tantang Zio.
"Ampun mas ampun!"
Vano tertawa renyah. Ia merasa sangat terhibur karena ulah temannya.
Tbc.
***
-Keano Alaska-
VOTE AND COMMENT FOR NEXT CHAPTER! THANK YOU💜💜 -Rei Moca-
KAMU SEDANG MEMBACA
BElieVE (Hiatus)
Roman pour AdolescentsTentang Zera, seorang gadis cantik pengagum hujan dan senja. Tidak rapuh, namun terus terjatuh. "Apakah kamu sadar jika semua rasa yang tersusun tinggi ini menjadi runtuh karena kehadiran nya?" Story by Rei Moca Start: 16/06/2020 ⚠DILARANG PLAGIAT...