Number 4

95 67 14
                                    

Hai gae.....s ketemu lagi sama gue author GJ bersama cerita GJ pula wkwkwk
Slamat membaca :)

Cuaca hari yang sangat cerah dimusim panas memang menguntungkan bagi orang yang sedang menjemur padi, kerupuk atau sesuatu sejenis ini, namun lagi-lagi berbeda dengan Mai, panas matahari kali ini sungguh sangat menyiksa dirinya, belum lagi tenggorokan yang mulai mengering terus saja meronta-ronta minta di isi air secepatnya.

Ditengah-tengah lapangan Mai dan Atha berhenti, setelah 20 putaran duduk membisu hingga pak Burhan datang. "Kalian ini anak SD atau TK?"

"SMA, Pak" jawab Atha dan Mai serempak.

"Kalo kalian merasa sudah dewasa, harusnya kalian menyelesaikan masalah dengan cara orang dewasa dong,......" Pak Burhan berceramah panjang kali lebar kali tinggi didepan kita sampai akhirnya beliau berkata "kembali masuk, saya tidak akan memberikan meja baru, kalian pakai meja itu berdua. Ingat, jangan sampai kejadian ini terulang kembali"

**"

Keduanya membisu, tidak ada yang istimewa diantara mereka berdua, Mai sibuk membaca novel sejarah tentang konstantinopel yaitu kota kekaisaran Romawi, sedangkan Atha sibuk berjuang bersama game online di hpnya.

Justru itu menyebabkan seluruh siswa kaget, sekaligus heran kalau dua sejoli ini bisa bersatu dengan satu meja didepannya tanpa masalah, padahal tadi pagi mereka cegcog. Pokoknya pak Burhan memang guru paling the best yang pernah gue temuin.

"Kita kembali ke pembahasan sebelumnya yaitu tentang kerajaan
Samudera Pasai. Kesultanan Samudra Pasai merupakan kerajaan yang terletak di sebelah utara Perlak, di daerah Pantai Timur Aceh yang saat ini menjadi daerah Lhokseumawe. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-13, sekitar 1267 M. Yang dibentuk oleh Meurah Silu yang merupakan nama lain dari Sultan Malik al-Saleh sebelum memeluk Islam." Pak Burhan mulai menjelaskan dengan sungguh-sungguh memberikan materi dengan penjelasan terbaik untuk muridnya.

Hampir semua siswa menguap karena merasa telah didongengi oleh pak Burhan, hanya saja tidak ada yang cukup berani pergi ke alam mimpi.

Hingga akhirnya, beliau memberikan tugas kepada kami mencatat ulang apa yang telah kami dengar dari pak Burhan barusan lalu dikumpulkan dimeja ruangannya sebab beliau mendadak ada masalah penting yang mengharuskan beliau pergi.

Kini para siswa siswi kalang kabut bingung mau nulis apa. Iyalah mau gak bingung gimana coba, kalau sepanjang guru menjelaskan mereka sibuk akan kegiatan mengatuk.

Diskusi Aghna dan Atha melalui isyarat mata dimulai dan akhirnya, "Zam gue pingin ke toilet nih," misi dimulai Aghna sudah memasang muka pingin boker andalan.

"Terus, urusannya sama gua apa?" Tanya Azzam cuek bebek tanpa mengalihkan pandangannya dari buku, pasalnya dia sibuk menulis sekarang.

"Anjrit, lo gak peka amat sih, anterinlah," sepasang mata Azzam beralih kepada sahabatnya.

"Ok" jawaban Azzam membahagiakan bagi Aghna dan kawanannya.

Mereka berdua berjalan meninggalkan kelas. Setelahnya salah satu siswa bernama Azril menengok keluar memastikan, bahwa Azzam sudah jauh dari kawasan kelas.

Setelah situasi aman dari Azzam, Azril mengacungkan jempol kepada teman-teman.

"YANG MAU CATAT" teriak Atha cowok yang katanya pintar padahal jika ditandingkan dengan Azzam dia dapat 80% kyaknya, sayangnya Azzam tidak pernah mau berbagi jawaban dan selalu mengatakan pada guru, jika ada siswa contekan.

Tanpa komando lagi yang mendengar perkataan Atha langsung siap dengan buku, pulpen digenggaman masing-masing.

"Raja pertama kerajaan samudera pasai adalah Sultan Malik Al-Saleh yang memerintah sejak tahun 1290 hingga 1297 M." Atha mulai menjelaskan kerajaan tersebut.

Para siswa menurut tanpa komentar langsung saja menulis apa yang dikatakan oleh Atha kecuali Mai, baginya tidur lebih baik dari pada mendengarkan perkataan Atha.

Atha menjelaskan kerajaan tersebut dari awal berdirinya sampai masa kesultanan Zainal Abidin ke-5 dimana kerajaan tersebut mengalami kemunduran karena invasi dari Kerajaan Majapahit, yang kemudian kemunduran itu dimanfaatkan oleh Kerajaan Aceh untuk menaklukkan kerajaan tersebut.

***

Di rumah

Bunda merajang bumbu hendak memasak untuk makan malam nanti padahal beliau baru saja pulang dari madrasah sekitar setengah jam.

"Ada yang bisa ku bantu, Bunda?" tanya Mai sambil menghampiri bunda.

"Tolong kamu kupas kentangnya, terus bersihkan dan potong sekalian kol, buncis, sama wortel bersihkan lalu dipotong juga." Ucap bunda sambil memotong cabai.

"Tumben, masak banyak banget. Emang mau ada acara apa?" Tanya Mai sambil mengupas kentang.

"Ituloh, temen waktu SMA bunda mau datang nanti malam sama keluarganya." Jelas bunda.

"Dalam rangka apa?"

"Ya, dalam rangka mempererat tali persahabatan sayang. Bunda udah lama gak ketemu mereka, karena sibuk"

"Kenapa harus ketemu antar keluarga gak reonian aja, lebih enak, lebih banyak juga ketemu temennya gak cuma satu doang,"

Bunda menatap Mai penuh selidik "Kamu tuh sebenernya nanya atau mau protes, karena mereka mau datang?" Tanya bunda penasaran.

Dengan santainya Mai menjawab pertanyaan bunda "keduanya." Pasalnya dia tidak suka keramaian.

***

Matahari di langit sudah hilang ditenggelamkan waktu, digantikan sang rembulan yang mulai bersinar bersama ribuan bintang.

"Mai cepet ke bawah kita makan malam bersama, tamunya juga udah datang" kata abang Ali, kakak laki-laki gue.

"Ayo, Kak kita ke bawah," ajak adek Mila, saat melewati kamar gue.

"Iya, Adek duluan aja ntar aku nyusul." Mai masih setia dengan kegiatan mencari letak ikat rambut yang hilang entah kemana.

"Adek duluan ya," ucapnya sambil berjalan meninggalkan Mai sendiri dengan kesibukan barunya.

Aduh ikat rambut kok gak ketemu, udah laper lagi nih perut, terpaksa deh gue ambil pensil di meja belajar buat cepol nih rambut.

"Assalamualaikum, maaf saya terlambat," ujar Mai dengan menunduk.

"Wa'alaikum salam, gapapa kok. Oh iya nama Tante Ulfah dan ini Om Hendra, nama kamu siapa sayang?" Tanya tante Ulfah disertai senyum mengembang di bibirnya

"Dira Mai Syella, Tante"

Uhuk uhuk ucapan Mai membuat putra Tante Ulfah yang ternyata Azzam tersedak dan langsung mengambil air, lalu meminumnya.

"Pelan-pelan dong makanya sayang, kalo keselek gini mama juga ikut malu " Azzam melotot tak percaya akan perkataan tante Ulfah barusan.

"Mai, itu anak Tante namanya Azzam. Dia itu ganteng, pinter dalam bidang agama, banyak santri wati pondok pesantren sebelah rumah yang naksir juga, sayangnya PENGECUT." Perfect banget perkataan tante Ulfah kali ini tambah membuat Azzam malu setengah mati, seandainya ada lautan di sini pasti Azzam akan milih tenggelam dari pada makan bersama tante Ulfah.

Jangan sungkan buat vote and comment Ok!!
Ditunggu kritik dan sarannya juga :)
Sampai jumpa di chapter selanjutnya gae....s
INGAT JANGAN BOSEN BUAT MEMBACA DAN MENUNGGU LANJUTAN CERITANYA :)

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang