4🍁JAMET 🍁

15.9K 1.4K 175
                                    

"Orang yang cerdas akan mendengarkan apa yang orang lain katakan dan orang yang bodoh tidak akan pernah mendengarkan apa yang orang lain katakan"

.

.

.

Terpaksa ila harus mengantarkan Ara kerumahnya, setelah satu malam anak itu menginap dirumahnya, bersama Mia, dan juga Alya.

Setelah sampai ketempat tujuan, ila memencet bel rumah anak kecil ini. Kalau dilihat-lihat rumahnya cukup besar. Disaat itu pula tuan rumah keluar langsung melihat mereka berdua.

"Mama," teriak Ara langsung memeluk sang ibu. Ila hanya tersenyum canggung saja saat melihat tatapan mematikan dari ibunya ara.

"Kemarin dia ke butik saya, dia lupa rumahnya dimana, jadi saya suruh ajah dia menginap hanya sementara saja, sampai ia ingat dimana rumahnya," jelas ila berusaha menenangkan hatinya ini.

"Mama mereka baik banget, bahkan Ara di kasih dres ini, bagus kan?" Ara memutar tubuhnya ia tersenyum amat manis memperlihatkan dres yang ia pakai.

Ibunya Ara hanya tersenyum saja melihat itu. "Saya sudah tahu, jadi santai saja," kekehnya.

Ila bingung sendiri. bahkan tak tahu mereka siapa? Kenapa mereka tahu Ara menginap dirumahnya dan kenapa mereka membiarkan Ara ada di butiknya seorang diri?

"Saya javeda" ucapnya sambil menjulurkan tangannya. Ila menyambut tangan itu, Meksi ia sangat bingung dengan hal ini.

"Kamu Mia kan?" Tanyanya. Alis ila menyerngit bingung, ia tak tahu apa hubungan keluarga ini dengan adiknya itu.

"Saya ila. Kalau Mia adik saya dia ada urusan jadi tidak bisa mengantarkan ara," jelas ila.

Entah kenapa ila merasa keluarga ini sangat aneh. Bahkan ia mengenal Mia, tapi Mia merasa tak mengenal mereka, kok bisa?

"Saya kira Mia," kekehnya. Namun ila melihat ada rasa kecewa dimatanya itu.

"Emangnya ada hubungan apa kalian sama Mia?" Tanya ila, penasaran dengan keluarga ini kenapa bisa tahu tentang adiknya.

"Masuk dulu ajah," ajaknya. Ila hanya mengangguk pasrah mereka masuk kedalam rumah javeda ini.

Kalau di lihat-lihat rumahnya cukup bagus, sama ketika dilihat dari luar rumah. Tapi yang menganehkannya adalah kenapa rumahnya tampak kosong dan hanya ada seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki,  duduk dengan ekspresi wajah marah.

"Dia El," ucap javeda memperkenalkan karna ia tahu dari pandangan ila tadi.

Ila hanya tersenyum saja. El langsung menghampiri Ara ia marah kepadanya. "Dari mana tadi? aku nungguin!" Kesalnya.

Ara malah tersenyum. "Dari rumah kakak Mia tadi. kamu ngapain disini?" Tanya Ara.

"Mau main, yuk, aku udah siapin semuanya bahkan aku bawa makanan tadi, banyak buat kamu," ucap El dengan senyum bahagianya. Langsung mengajak Ara keluar rumah.

Ila hanya memandangi dua anak kecil itu dari kejauhan  yang tampak gembira. Javeda menatap ila cukup lama, dari bawah sampai atas ia langsung mengangguk dengan senyum anehnya. Kemudian javeda menyuruh ila duduk bersamanya.

"Kamu kakaknya Mia?" Tanya javeda.

"Iyah."

"Kamu tahu Revan?" Tanyanya lagi.

Ila bingung ia bahkan tak tahu tentang keluarga ini, apalagi tentang Revan. Siapa dia?

"Kamu gak tahu yah?" Tanya javeda kemudian terkekeh kecil. "kamu baru disini?"

LEPASIN JILBAB LO! (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang