Part 3

18 8 2
                                    

Siska masih tidak percaya bahwa tadi ia baru saja bertemu seseorang di masa lalunya, matanya terlihat kosong memikirkan apa yang baru saja terjadi.

"Sis? Kau tidak apa-apa?

Sebuah panggilan dari bayu itu mencairkan lamunannya dan langsung menggelengkan kepalanya pelan.

"aku tidak apa-apa

Bayu memang tidak tahu menahu soal kejadian di kafe tadi, karena bayu yang sedang sibuk membantu perusahaan kakeknya, ia pergi ke kafe setelah kafe itu tutup hanya untuk menjemput siska saja, jadi wajar jika bayu belum mengetahui apapun.

Siska menatap bayu yang sedang fokus menyetir mobilnya itu, sesekali bayu menengok ke arah siska dengan bibirnya yang tersungging penuh kehangatan.

Siska meremas-remas tangannya gugup, apa ia harus bilang soal kejadian tadi atau tidak mengatakannya sama sekali, tapi walaupun ia tidak mengatakannya, ada pribahasa bahwa 'sedalam-dalamnya mengubur bangkai, bau nya akan tercium juga ' apalagi di kafe itu banyak pegawai-pegawai yang setiap saat akan memberitahukan kejadian apapun pada bayu yang notabene-nya pemilik kafe tersebut.

Siska menguatkan tekadnya dan mencoba bilang yang sebenarnya pada bayu.

"Ka bayu, ada yang ingin aku sampaikan.

"mmm ada apa?

Jawab bayu santai yang masih memperhatikan jalanan didepannya.

"Tadi aku bertemu davin.
Ungkap siska pelan namun dapat terdengar jelas di pendengaran bayu.

Siska memperhatikan reaksi bayu dari samping, bayu yang tadinya terlihat santai entah kenapa tiba-tiba ekspresi wajahnya jadi membeku.

Siska menundukan wajahnya karena merasa bersalah.

"Davin? Apa dia sudah kembali dari china? Woah aku jadi penasaran bagaimana rupanya sekarang.

Bayu menimpali dengan nada bicaranya yang dibuat ceria, namun siska tahu bahwa itu semua penuh dengan kebohongan.

Siska tersenyum kecut lalu ia berinisiatif menyudahi saja obrolan tersebut, siska hanya terdiam dan menatap kearah jalanan disampingnya yang memperlihatkan kendaraan yang berlalu lalang di malam hari.

Sementara itu bayu dengan ekspresi yang seakan dibuat ceria itu, perlahan raut wajahnya menjadi dingin dan tersirat banyak kekhawatiran di wajahnya.

Bayu ingin terlihat baik-baik saja di depan siska, namun itu semua tidak mudah dilakukan.

Beberapa waktu kemudian, bayu menepikan mobilnya, ia melihat kearah siska yang duduk di sampingnya.

"Sudah sampai.  "ucap bayu.

"Terimakasih telah mengantarku pulang kak.

Ucap siska yang dibalas anggukan oleh bayu.

Siska membuka sabuk pengamannya dan hendak membuka pintu mobil sebelum sebuah tangan menahannya.

Siska pun menoleh kearah bayu dengan raut wajah yang penuh tanya.

"Apa kau masih mencintainya?

Lirih bayu dengan tatapannya yang menuntut.

Siska terdiam, demi apapun dia tidak ingin membahas apapun tentang davin, sebenarnya siska pun tidak tahu apa yang ia rasakan sebenarnya.

Siska melepaskan tangan davin yang menahannya secara perlahan-lahan.

"ini sudah malam, terimakasih telah mengantarku, selamat bertemu lagi esok.

Potong siska seraya keluar dari dalam mobil dan meninggalkan bayu yang terlihat rapuh.

LOVE AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang